Universitas Islam Indonesia (UII) menjadi Perguruan Tinggi Mitra Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi RI sebagai pelaksana Program Bimbingan Teknis Penyiapan Program Studi untuk Akreditasi Internasional periode tahun 2022. Kegiatan bimbingan teknis (Bimtek) tahap 1 dan 2 dilaksanakan pada tanggal 4-5 Agustus 2022 di Hotel Eastparc Yogyakarta. Kegiatan yang dilaksanakan secara bauran ini diikuti sebanyak 98 program studi dari berbagai universitas negeri dan swasta di Indonesia.
Membuka acara, Koordinator Penjaminan Mutu Direktorat Belmawa Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi RI, Dra. Rahayu Retno Sunarni, M.Pd. menuturkan, UII yang telah mendapat pengakuan dari berbagai lembaga akreditasi internasional tentunya memiliki pengalaman.
”Pengalaman UII ini harapannya bisa ditularkan ke perguruan-perguruan tinggi yang saat ini sedang mempersiapkan prodinya menuju akreditasi internasional,” harapnya dalam sambutan sekaligus membuka acara yang disampaikan secara daring melalui zoom meeting itu.
Rektor UII, Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. dalam sambutannya menyatakan bahwa akreditasi internasional pada dasarnya berkaitan dengan penjaminan mutu. “Saya pe
rcaya, ada satu ikatan besar yang bisa kita ambil bersama, apapun program studinya, apapun lembaga akreditasinya, ujungnya adalah penjaminan mutu,” tuturnya.
Disampaikan Prof. Fathul Wahid, penjaminan mutu tidak dapat dilepaskan dari proses harian, bukan karena bagian dari proses akreditasi BAN PT (Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi) atau LAM (Lembaga Akreditasi Mandiri). Namun hal ini menurutnya perlu dibingkai sebagai kesadaran warga kampus untuk memastikan bahwa setiap proses betul-betul telah sesuai dengan standar yang kita sepakati, yang dicita-citakan.
Sehingga penjaminan mutu, lanjut Prof. Fathul Wahid, seharusnya menghasilkan apa yang biasa kita sebut di UII sebagai budaya mutu. Meskipun tidak diauditpun bukan berarti serta merta mengabaikan kualitas dalam banyak proses.
“Kalau kesadaran atau budaya mutu itu muncul, mahasiswa akan terjamin kualitas pembelajarannya, Ibu Bapak dekan maupun Ibu Bapak kaprodi tidak perlu setiap saat mengingatkan,” jelas Prof. Fathul Wahid.
“Karena budaya itu siafatnya intrinsik, dan ketika itu intrinsik maka tidak perlu lagi ada aturan-aturan yang sangat mengikat diikuti dengan kontrol yang luar biasa ketat,” imbuh Prof. Fathul Wahid.
Lebih lanjut ia berharap melalui kegiatan bimbingan teknis dapat mengumpulkan energi positif, saling belajar dan memunculkan semangat baru untuk menghasilkan budaya mutu kolektif.
Hari pertama penyelenggaran Bimtek Penyiapan Program Studi Akreditasi Internasional, pemaparan materi disampaikan oleh tiga narasumber dari UII. Materi pertama tentang Mengelola Perubahan disampaikan oleh Prof. Fathul Wahid, ST., M.Sc., Ph.D.
Berikutnya narasumber kedua yang merupakan pakar penjaminan mutu UII, Ibu Kariyam, S.Si., M.Si menyampaikan materi tentang Dokumen SPMI (Sistem Penjaminan Mutu Internal) untuk akreditasi Internasional. Materi ketiga Implementasi Outcome Based Education dijelaskan oleh Berlian Kushari, S.T., M.Eng., dosen UII sekaligus sebagai Sekjend IABEE (Indonesia Accreditation Board for Engineering Education).
Hari kedua menghadirkan narasumber dari Belmawa Ibu Dra. Rahayu Retno Sunarni. M.Pd, selaku koordinator penjaminan mutu Direktorat Belmawa dan Bapak Drs. Pepen Arifin, Ph.D, serta Bapak Agung Nugroho Adi, S.T., M.T, Direktur Direktorat Pengembangan Akademik UII.
Sesi diskusi menjadi sesi yang sangat menarik karena menghadirkan fasilitator yang memang berpengalaman dibidangnya, dari rumpun ilmu Arsitek dosen UII sekaligus ketua APTARI, Dr. Yulianto Purwono Prihatmaji, S.T., M.T., rumpun ilmu sains Prof. Dr. Is Fatimah, S.Si., M.Si., rumpun ilmu teknik Risdiyono, S.T., M.Eng., Ph.D, rumpun ilmu sosial Agus Triyanta, Drs. MA, MH, Ph.D., dll.
Kegiatan Bimtek ini mendapatkan apresiasi positif dari peserta perwakilan Perguruan Tinggi Mitra dan dirasa sangat bermanfaat bagi pengembangan Prodi menuju akreditasi internasional maupun proses penjaminan mutunya sendiri.