Tag Archive for: bpmuii

Universitas Islam Indonesia (UII) menerima kunjungan dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada Jumat (3/5), di Ruang Sidang VIP, Gedung Rektorat. Fokus kunjungan tersebut mendiskusikan pengelolaan Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) serta pelaksanaan Audit Mutu Internal (AMI) UII.

Rombongan UMM yang dipimpin Dr. Muslimin Machmud, M.Si. disambut langsung oleh Wakil Rektor Bidang Pengembangan Akademik dan Riset, Dr. Drs. Imam Djati Widodo, M.Eng.Sc. Dalam sambutannya, selain menyambut hangat kedatangan universitas sahabat di kampus terpadu, Imam Djati juga sedikit bercerita tentang awal mula sistem penjaminan mutu yang diterapkan oleh UII.

“Kami memulai sistem penjaminan mutu pada tahun 1999. Saat itu kami menggunakan ISO sebagai acuannya. Baru beberapa tahun terakhir ini kami mengembangkan standar sendiri yang menggabungkan apa yang diminta oleh Kemenristekdikti dengan beberapa sistem mutu yang Islami,” tuturnya.

Sementara itu, Muslimin menyampaikan bahwa pihaknya sangat bersyukur dan senang bisa silaturahmi sekaligus bisa belajar bersama mengenai sistem penjaminan mutu yang ada di UII. “Terima kasih sudah menerima kami untuk silaturahmi serta belajar pengembangan sistem penjaminan mutu. UII adalah salah satu universitas yang sistem penjaminan mutunya diapresiasi oleh Kemenristekdikti,” tutur Muslimin dalam sambutannya.

Menyambung apa yang telah disampaikan pimpinan delegasi, Ka. Bid. Mutu Akreditasi, Sertifikasi dan Pemeringkatan UMM, Dr. Ainur Rofieq, M.Kes., menyampaikan bahwa UII adalah sparing partner yang luar biasa. Oleh karena itu, ia ingin diskusi ini fokus pada yang pertama, bagaimana membedah manual mutu, standar mutu, manual prosedur, dan instrumen AMI, yang kedua adalah terkait organisasi yang menjalankan manual prosedur di setiap tingkatan lembaga, kemudian yang terakhir terkait dengan kinerja dosen.

Sementara dalam pemaparan materinya, Kepala Badan Penjaminan Mutu UII, Kariyam, S.Si., M.Si., menuturkan bahwa UII memiliki acuan penjaminan mutunya sendiri. Sejak tahun 2016 UII memiliki ‘MERCY OF GOD’ sebagai dasar penjaminan mutu. Akronim ‘MERCY OF GOD” terdiri dari Management of Organization, Education, Research, Community Services, Yield of Services, Output, Facilities, Governance, Outcome & Cooperation, dan Da’wah Islamiyah.

“Akronim ‘MERCY OF GOD’ mempunyai 10 standar dengan 99 cakupan kerja. Ini adalah cara kami melampaui standar nasional yang memiliki 24 cakupan kerja, sedangkan kami memiliki 99 cakupan kerja,” jelasnya.

Terakhir, menanggapi apa yang telah disampaikan Kariyam, Ka. Bid. Mutu Sarana dan Prasarana UMM, Ir. Sulianto, M.T., berpendapat bahwa akronim dan standar yang dibuat UII sangat menarik. Akronim yang sangat mudah diingat sehingga sosialisasi bisa menyentuh hingga lapisan terbawah. “UMM sepertinya akan memulai mencari ‘wangsit’ agar dapat membuat akronim standar mutu seperti UII,” pungkasnya diikuti riuh tawa seluruh undangan. (APB/ESP)

Berbagai upaya secara konsisten dilakukan Universitas Islam Indonesia (UII) dalam hal peningkatan kualitas dan penjaminan mutu. Kali ini empat program studi (prodi) di UII secara bersamaan mendapat penilaian dari Lembaga ASEAN University Network on Higher Education for Quality Assurance (AUN-QA) ke-134. Ke empat prodi yang dinilai adalah pada undergraduate program (jenjang Strata 1), yakni Prodi Ilmu Ekonomi, Prodi Ilmu Hukum, Prodi Teknik Industri dan Prodi Psikologi.

AUN-QA memiliki tujuan menjamin kualitas pendidikan tinggi di negara-negara ASEAN. Selain itu juga bertanggung tanggung jawab mempromosikan jaminan kualitas lembaga pendidikan tinggi, meningkatkan kualitas pendidikan tinggi, dan berkolaborasi dengan badan regional dan internasional untuk kepentingan komunitas ASEAN.

Mengawali kunjungannya ke kampus UII, 10 delegasi dari AUN-QA diterima langsung oleh Rektor UII, Fathul Wahid, S.T., MSc., Ph.D. di Gedung Moh. Hatta, Kampus Terpadu UII, pada Selasa (12/2). Proses Asesmen dan audit mutu sendiri dijadwalkan akan berlangsung selama tiga hari ke depan, 12-14 Februari 2019. Di antaranya dengan melakukan kegiatan audiensi bersama para pengelola prodi serta visitasi pada fasilitas.

Assoc. Prof. Dr. Nantana Gajaseni, selaku Acting Chairperson of AUN-QA Council menyampaikan bahwa assessment kali ini merupakan yang pertama dilakukan di UII. Dikatakan Nantana, misi dari AUN-QA adalah untuk melakukan dan mengharmonisasi standar pendidikan, dan terus mencari peningkatan yang berkelanjutan untuk kualitas pendidikan pada universitas di ASEAN.

“Sejak didirikannya AUN-QA pada tahun 1998, AUN-QA telah aktif dalam hal mempromosikan, mengembangkan, dan menerapkan penjaminan dalam bidang akademik,” ujar Nantana Gajaseni.

Sementara itu, Fathul Wahid dalam sambutannya menjelaskan tentang profil dan sejarah singkat UII, mulai dari pendiriannya di Jakarta yang saat itu masih bernama Sekolah Tinggi Islam, hingga saat ini yang telah memiliki delapan Fakultas beserta puluhan program studi. Selain itu juga disampaikan berbagai akreditasi dan penghargaan yang telah dicapai, baik di level nasional dan internasional.

“Dalam dua tahun terakhir ini kita telah mendapatkan berbagai penghargaan, seperti penghargaan dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi sebagai Universitas Swasta terbaik di Indonesia, penghargaan Golden Award dari Badan Standardisasi Nasional, dan juga kita mendapatkah penghargaan dari Universitas Indonesia sebagai Universitas Swasta paling lestari di Indonesia”, paparnya.

Selain itu, juga disampaikan Fathul Wahid, tahun lalu UII juga mendapatkan penghargaan dari QS Star University Ratings yang menempatkan UII berada pada posisi top 500 universities di Asia. Sumber: uii.ac.id

Universitas Islam Indonesia (UII) menerima kunjungan dari Universitas Sunan Giri (UNSURI) dalam rangka studi banding tentang manajemen pendidikan. Dalam kunjungan ini, 22 (dua puluh dua) rombongan UNSURI diterima Sekretaris Eksekutif UII, Dr. Raden Bagus Fajriya Hakim, S.Si., M.Si., di Gedung Kuliah Umum Prof. dr. M. Sardjito UII, pada Senin (14/1).

Dalam pertemuan tersebut juga tampak hadir sejumlah pimpinan UII, yakni Kepala Badan Penjaminan Mutu, Kariyam, S.Si., M.Si., Direktur Pengembangan Akademik, Dr. Jaka Nugraha, S.Si., M.Si., Direktur Layanan Akademik, Dr. Drs. Hujair A. H. Sanaky, M.Si., Kepala Badan Sistem Informasi, Mukhammad Andri Setiawan, S.T., M.Sc., Ph.D., Direktur Sumber Daya Manusia, Ike Agustina, S.Psi., M.Psi., serta Direktur Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Dr. Eng. Hendra Setiawan, S.T., M.T.

Pada topik diskusi tentang penjaminan mutu di lingkungan universitas, Kariyam mengatakan bahwa sebelum negara memiliki badan akreditasi, UII sudah mempunyai standar manajemen pendidikan sendiri. Hal ini terjadi karena UII berkomitmen berpegang teguh kepada cita-cita para pendiri, yakni menjadi universitas terbaik setara di negara maju.

Disampaikan Kariyam, sebelum negara memiliki standar akreditasi, UII sudah memulai standar penjamin mutu menggunakan ISO. “UII selalu berpegang teguh dengan landasan yang telah dibangun oleh para pendiri, yaitu sebagai sebuah sekolah tinggi dengan landasan nilai keagamaan, keilmuan dan kebangsaan dengan komitmen untuk menjadi rahmatan lil ‘alamin,” ungkapnya.

Dalam pertemuan, juga banyak didiskusikan mengenai pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM), akademik, penelitian dosen, dan pengembangan Sistem Informasi. Disampaikan Mukhammad Andri Setiawan, saat ini sistem informasi menjadi bagian penting dari sebuah universitas. “Untuk saat ini, tanpa sistem informasi yang baik, universitas bukan hanya akan tertinggal, bahkan akan mati,” ujarnya.

Kepala BAUK Bidang SDM, Iwan Wahyu Susanto, S.T., M.M. berharap melalaui kunjungan yang dilakukan, UNSURI dapat bercermin dari UII sebagai perguruan tinggi swasta Islam. Harapannya para delegasi mampu belajar dan bertanya sebanyak-banyaknya sehingga bisa ditindak lanjuti nantinya. “Kami berharap dengan kunjungan ini mampu belajar dan menimba ilmu dari UII,” ujarnya. Sumber: uii.ac.id

Penjaminan mutu bagi perguruan tinggi saat ini telah menjadi kebutuhan. Dalam perjalanannya, perguruan tinggi yang berkualitas akan menghadapi berbagai permasalahan. Guna menguatkan kualitas yang telah ada pada program studi Manajemen, Universitas Trunojoyo Madura (UTM) melakukan studi banding ke UII. Delegasi UTM dipimpin oleh Dr. Muhammad Alkirom Wildan, S.E., M.Si. selaku Ketua prodi Managemen UTM yang diterima Kariyam, S. Si., M. Si., selaku Kepala Badan Penjaminan Mutu UII dan didampingi oleh Dr-Ing. Ir. Ilya Fadjar Maharika, MA. IAI., selaku Kepala Badan Perencanaan dan Pengembangan UII di Ruang Sidang Gedung Perpustakaan Pusat UII (11/1).

Dalam sambutannya, Muhammad Alkirom Wildan mengatakan sebagai salah satu perguruan tinggi di Madura, pihaknya merasa perlu adanya peningkatan standar penjaminan mutu. Hal ini sejalan dengan perkembangan zaman yang masif perlu adanya penyesuaian namun tetap pada standar pendidikan yang telah ada.

“UII menjadi salah satu perguruan tinggi yang memiliki mutu kegiatan belajar mengajar yang bagus, kami rasa dengan kunjungan ini dapat menjadi pembelajaran bagi kami dalam meningkatkan mutu pengajaran,” ungkapnya yang juga alumni S1 Managemen UII.

Sementara itu, Kepala BPM UII, Kariyam, M.Si menerangkan saat ini standar penjaminan mutu di UII menggunakan pola kombinasi parameter dari DIKTI dan dari UII sendiri. Komponen utama standar nasional DIKTI adalah standar pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada msyarakat, yang masing-masing diuraikan dalam delapan ruang lingkup. Sejauh ini dokumen sistem yang dimiliki UII sudah mencakup dan melebihi tiga komponen standar utama yang dipersyaratkan DIKTI.

“Pada tahun 2016, UII membuat standar penjaminan mutu sendiri atas dasar seringnya pergantian peraturan penjaminan mutu, dengan sebuah akronim MERCY OF GOD (Management of Organization, Education, Research, Community Services, Yield of Services, Output, Facilities, Governence, Outcome & Corporation, dan Da’wah Islamiyah),” ungkap Kariyam.

Ia juga menyebut selama 2 tahun berturut-turut sejak 2017, UII berhasil meraih predikat emas pada ajang SNI Award.

Sedangkan Ilya Fadjar prestasi yang diraih UII tersebut menjadi cambuk untuk terus berupaya meningkatkan mutu pendidikan saat ini. “SNI Award menjadi tantangan tersendiri bagi kami agar terus berupaya meningkatkan penjaminan mutu di lingkungan univeritas tingkat nasional. Bahkan menjadi hal yang mungkin saja mendapat pengakuan internasional, semoga,” ungkapnya.

Di akhir kunjungan rombongan UTM menyempatkan waktunya bekeliling Perpustakaan UII. Rombongan kemudian mencoba SNI corner yang ada di perpustakaan. SNI corner ini menyajikan data bagi sivitas akademik guna mencari data standardisasi suatu produk. (ENI/ESP). Sumber: uii.ac.id

Sehubungan keikutsertaan Universitas Islam Indonesia dalam SNI Award 2018, akan dilaksanakan on site evaluation oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) pada Rabu-Kamis, 19-20 September 2018 di Kampus Universitas Islam Indonesia, Jl. Kaliurang Km. 14,5 Yogyakarta.

Indonesia merupakan negara besar dengan jumlah perguruan tinggi terbanyak di dunia. Kondisi Pendidikan tinggi di Indonesia tercermin dari jumlah Perguruan Tinggi (PT) yang sampai saat ini mencapai 4616 PT. Tantangan utama dalam mengelola jumlah perguruan tinggi yang sangat besar ini adalah pada pencapaian mutu penyelenggaran pendidikannya. Tepat karenanya jika mutu menjadi sasaran penting program pengembangan pendidikan tinggi di Indonesia.

Sejalan dengan tingkat kepentingan tersebut, Direktorat Penjamu Kemenristekdikti menyelenggarakan Program Asuh PT Unggul untuk memfasilitasi perguruan tinggi yang memiliki kemampuan dan telah terbukti memiliki mutu yang tinggi untuk mengasuh (membimbing) perguruan tinggi lain yang mutunya masih perlu ditingkatkan.

Tahun 2018 merupakan tahun kedua penyelenggaraan Program Asuh PT Unggul. Alhamdulillah, pada pelaksanaan Program Asuh yang kedua ini, Universitas Islam Indonesia kembali diberikan amanah dari Direktorat Penjamu Kemenristekdikti sebagai penerima Program Asuh PT Unggul berdasarkan Surat Nomor 487/B4.2/TU/2018 tertanggal 2 April 2018. Universitas Islam Indonesia akan bersinergi dan bekerjasama dengan tiga perguruan tinggi yaitu Akademi Kebidanan Dharma Praja Bondowoso, Universitas Antakusuma Kotawaringin Barat, dan Universitas PGRI Semarang. [SNA]

Badan Penjaminan Mutu UII terus berupaya untuk mengawal UII dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitasnya terutama dalam peningkatan kualitas di kancah internasional.

Dalam upaya pengawalan terhadap peningkatan kualitas UII di kancah internasional tersebut, BPM UII mengirimkan delegasi pada ASEAN University Network – Quality Assurance (AUN-QA) International Conference 2018 serta menghadiri kegiatan Meeting of Chief Quality Officer (CQO) for membership of AUN-QA di Bangkok, Thailand.

Delegasi UII pada Meeting of Chief Quality Officer (CQO) for membership of AUN-QA yang dilaksanakan pada 26-28 Maret 2018 tersebut adalah Kariyam, M.Si (Kepala Badan Penjaminan Mutu UII).

Pada kesempatan tersebut BPM UII menyajikan poster terkait standar MERCY OF GOD sebagai basis standar pendidikan tinggi Islam.

 

  

Penjaminan mutu (quality assurance) bagi seluruh perguruan tinggi dipandang sebagai salah satu cara untuk menjawab berbagai permasalahan pendidikan tinggi di Indonesia. Dengan kata lain, perguruan tinggi dikatakan bermutu apabila mampu menetapkan dan mewujudkan visinya melalui pelaksanaan misinya. Sehingga, perguruan tinggi harus mampu merencanakan, menjalankan, dan mengendalikan suatu proses yang menjamin pencapaian mutu untuk memenuhi kebutuhan stakeholders melalui penyelenggaraan tridharma perguruan tinggi.

Topik tersebut sebagaimana tergambar dalam Studi Banding Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) ke Universitas Islam Indonesia (UII), pada Rabu (07/3) yang bertempat di Ruang Sidang Utama Lt.4 Gedung GPBH Prabuningrat UII. Delegasi UMJ yang dipimpin oleh Ketua Badan Penjaminan Mutu (BPM) UMJ, Ir. Mutmainah, S.Sos, MM. diterima langsung oleh Wakil Rektor I UII, Dr.-Ing.Ir. Ilya Fadjar Maharika, MA.,IAI. dan Kepala BPM UII, Kariyam, S.Si., M.Si.

Dalam sambutannya Ilya Fadjar Maharika menyambut baik kedatangan Delegasi UMJ dalam rangka untuk saling berbagi pengetahuan dan informasi demi penyelenggaraan perguruan tinggi di Indonesia yang lebih baik kedepan. “Kehadiran teman-teman merupakan hal yang bisa bermanfaat untuk sharing knowledge, semoga diskusi kita hari ini dapat menghasilkan pengembangan pengetahuan bagi UII maupun UMJ,” tuturnya.

Sementara Mutmainah menyampaikan bahwa UII merupakan tujuan yang tepat bagi UMJ untuk belajar pengembangan perguruan tinggi seperti akreditasi institusi agar tidak kalah dalam bersaing dalam era globalisasi saat ini. “Saya pikir UII tujuan yang recommended bagi kami, karena kita sebagai perguruan tinggi yang notabene Islam perlu banyak belajar agar tidak kalah bersaing dari perguruan tinggi lain,” ungkapnya.

Lebih lanjut Kariyam menyampaikan bahwa standar penjaminan mutu UII menggunakan pola kombinasi parameter dari dikti dengan parameter UII. “Kita mengkombinasikan parameter dari SPM Dikti dengan parameter standar UII sehingga menjadi standar penjaminan mutu UII yang disingkat dengan nama Mercy of God”, pungkasnya.

Hadir pula dalam kegiatan tersebut Sekretaris BPM UMJ, Bambang Irawan, M.Pd., Kabid Pengembangan dan Pengendalian Mutu UMJ, Dr. Tria Astika E.P, SKM., MKM., Kabid Monev AMI dan Akreditasi UMJ, Miciko, S.Kp., M.Biomed., Staf BPM UMJ, Tri Suryani, SKM., dan Daruki, S.Pd. serta para pengurus BPM UII yang terdiri dari Dr. Sefriani, SH., M.Hum., Tito Yuwono, ST., M.Sc., dan Dra. Indah Susantun, M.Si. Pertemuan diakhiri dengan penyerahan cindera mata dari kedua institusi. (IH/RS), Sumber: www.uii.ac.id

Universitas Islam Indonesia sedang melakukan Monitoring dan Evaluasi (Monev) proses pembelajaran Semester Ganjil 2017/2018 pada bulan Februari 2018.

Berkenaan dengan agenda Monev proses pembelajaran tersebut, Tim Monev Proses Pembelajaran UII mengharapkan partisipasi Bapak/Ibu dosen yang mengampu Mata Kuliah pada Semester Ganjil 2017/2018 untuk mengisi formulir Monev proses pembelajaran dengan membuka tautan/klik tautan di bawah ini.

>> Tautan Formulir Monev Proses Pembelajaran

Mohon isian dapat dikirimkan paling lambat Selasa, 20 Februari 2018 Pukul 09.00 WIB.

Tim Monev Proses Pembelajaran UII mengucapkan terima kasih atas partisipasi dan kerjasama yang disinergikan untuk peningkatan kualitas pembelajaran di lingkungan UII.

 

>> Tautan Formulir Monev Proses Pembelajaran

Implementasi standar mutu dalam sebuah layanan jasa merupakan jaminan atas kepuasan konsumen. Hal inilah yang terus menjadi perhatian UII sebagai perguruan tinggi. Pelayanan yang terstandar mutu telah sejak lama menjadi budaya di lingkungan UII. Sebagaimana terimplementasi dalam sistem penjaminan mutu internal universitas yang dijalankan oleh Badan Penjaminan Mutu (BPM) UII. Guna mengukur sejauh mana implementasi standar mutu tersebut, UII turut berpartisipasi dalam SNI Award 2017 yang diadakan oleh Badan Standardisasi Nasional Indonesia (BSNi). Sebagai realisasi atas partisipasi UII, 2 orang evaluator BSN mengunjungi kampus terpadu UII dan bertemu dengan pimpinan kampus. Visitasi berlangsung di Gedung Prof. Sardjito, Rabu (28/9).

Rektor UII, Nandang Sutrisno, SH., LLM.,M.Hum.,Ph.D menyampaikan standar mutu yang telah dibudayakan di UII telah menghantarkan kampus ini meraih beragam prestasi baik di lingkup nasional maupun internasional. “UII sudah lama menerapkan budaya standar. Keikutsertaan UII dalam SNI Award bisa jadi bahan evaluasi apakah budaya standar UII sudah layak diapresiasi oleh pihak luar”, terangnya.

Meskipun waktu penyiapan bahan visitasi cukup singkat yakni hanya beberapa minggu menjelang Hari Raya Idul Fitri, namun ia cukup optimis UII telah memenuhi semua persyaratan yang diminta dalam penilaian SNI Award. “Saya apresiasi kinerja BPM dan tim yang telah secara serius mempersiapkan segala sesuatunya hingga hari ini”, tambahnya.

Sementara itu, BSN menugaskan dua orang tim evaluator yang beranggotakan, Ibu Nur Asih dan Bapak Ari Wibowo. Evaluasi dijadwalkan berlangsung selama dua hari yakni pada Rabu-Kamis (28-29/9). Menanggapi paparan Rektor, Nur Asih menilai positif bahwa kampus swasta seperti UII ternyata telah memiliki kesadaran akan pentingnya mutu yang dibudayakan sejak lama.

“SNI Award bertujuan untuk menilai sejauh mana SNI diterapkan oleh perusahaan atau organisasi di Indonesia. Penerima award adalah perusahaan yang dinilai telah menerapkan SNI secara excellent di lingkungan kerjanya”, katanya.

Ia menjelaskan, terdapat 159 organisasi dan perusahaan yang berpartisipasi dalam SNI Award tahun ini. Mayoritas partisipan berasal dari industri dan perusahaan yang bergerak di bidang pangan. Sehingga keikutsertaan institusi pendidikan seperti UII tergolong langka.

“Dari 159 pendaftar, setelah kami seleksi dokumen kelengkapannya, terdapat 109 yang lolos verifikasi. Selanjutnya dari jumlah itu, hanya 59 yang dinilai layak untuk mendapat visitasi dari tim evaluator, termasuk salah satunya UII”, katanya. (sumber: uii.ac.id)