Implementasi standar mutu dalam sebuah layanan jasa merupakan jaminan atas kepuasan konsumen. Hal inilah yang terus menjadi perhatian UII sebagai perguruan tinggi. Pelayanan yang terstandar mutu telah sejak lama menjadi budaya di lingkungan UII. Sebagaimana terimplementasi dalam sistem penjaminan mutu internal universitas yang dijalankan oleh Badan Penjaminan Mutu (BPM) UII. Guna mengukur sejauh mana implementasi standar mutu tersebut, UII turut berpartisipasi dalam SNI Award 2017 yang diadakan oleh Badan Standardisasi Nasional Indonesia (BSNi). Sebagai realisasi atas partisipasi UII, 2 orang evaluator BSN mengunjungi kampus terpadu UII dan bertemu dengan pimpinan kampus. Visitasi berlangsung di Gedung Prof. Sardjito, Rabu (28/9).

Rektor UII, Nandang Sutrisno, SH., LLM.,M.Hum.,Ph.D menyampaikan standar mutu yang telah dibudayakan di UII telah menghantarkan kampus ini meraih beragam prestasi baik di lingkup nasional maupun internasional. “UII sudah lama menerapkan budaya standar. Keikutsertaan UII dalam SNI Award bisa jadi bahan evaluasi apakah budaya standar UII sudah layak diapresiasi oleh pihak luar”, terangnya.

Meskipun waktu penyiapan bahan visitasi cukup singkat yakni hanya beberapa minggu menjelang Hari Raya Idul Fitri, namun ia cukup optimis UII telah memenuhi semua persyaratan yang diminta dalam penilaian SNI Award. “Saya apresiasi kinerja BPM dan tim yang telah secara serius mempersiapkan segala sesuatunya hingga hari ini”, tambahnya.

Sementara itu, BSN menugaskan dua orang tim evaluator yang beranggotakan, Ibu Nur Asih dan Bapak Ari Wibowo. Evaluasi dijadwalkan berlangsung selama dua hari yakni pada Rabu-Kamis (28-29/9). Menanggapi paparan Rektor, Nur Asih menilai positif bahwa kampus swasta seperti UII ternyata telah memiliki kesadaran akan pentingnya mutu yang dibudayakan sejak lama.

“SNI Award bertujuan untuk menilai sejauh mana SNI diterapkan oleh perusahaan atau organisasi di Indonesia. Penerima award adalah perusahaan yang dinilai telah menerapkan SNI secara excellent di lingkungan kerjanya”, katanya.

Ia menjelaskan, terdapat 159 organisasi dan perusahaan yang berpartisipasi dalam SNI Award tahun ini. Mayoritas partisipan berasal dari industri dan perusahaan yang bergerak di bidang pangan. Sehingga keikutsertaan institusi pendidikan seperti UII tergolong langka.

“Dari 159 pendaftar, setelah kami seleksi dokumen kelengkapannya, terdapat 109 yang lolos verifikasi. Selanjutnya dari jumlah itu, hanya 59 yang dinilai layak untuk mendapat visitasi dari tim evaluator, termasuk salah satunya UII”, katanya. (sumber: uii.ac.id)

Sehubungan keikutsertaan Universitas Islam Indonesia dalam SNI Award 2017, akan dilaksanakan on site evaluation oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) pada Rabu-Kamis, 27-28 September 2017 di Kampus Universitas Islam Indonesia, Jl. Kaliurang Km. 14,5 Yogyakarta.

 

Di tengah ketatnya persaingan global di antara institusi pendidikan tinggi, adanya sistem penjaminan mutu (SPM) memegang peranan penting dalam mendorong daya saing. SPM menjadi patokan sejauh mana universitas memperhatikan jaminan kualitas penyelenggaraan jasa pendidikan di lingkungannya. Tidak hanya itu, implementasi SPM juga membantu terwujudnya manajemen universitas yang terstandar dan akuntabel. Semua itu berujung pada kepuasan stakeholder pengguna jasa perguruan tinggi, yakni masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi pimpinan universitas menyadari pentingnya SPM dan mendorong budaya penjaminan mutu di lingkungannya.

Seperti disampaikan Rektor UII, Nandang Sutrisno, SH., LLM., M.Hum, Ph.D ketika melakukan sesi sharing penjaminan mutu bersama dengan pimpinan dan dosen Universitas Respati Yogyakarta (UNRIYO). Sesi yang diadakan di kampus UNRIYO Maguwoharjo pada Rabu (7/9) itu merupakan kerjasama antara Badan Penjaminan Mutu (BPM) UII dan UNRIYO.

Dikatakan Nandang Sutrisno, dalam membangun SPM di suatu institusi yang perlu diingat adalah proses. Ia menuturkan SPM harus diawali dengan kesadaran dari pimpinan universitas untuk selanjutnya dirumuskan bersama dengan pimpinan di lingkup fakultas maupun program studi.

“Di UII kami telah memulai SPM dengan dibentuknya Badan Kendali Mutu dan Pengembangan Pendidikan pada tahun 1999. Hampir 10 tahun kemudian, lembaga tersebut bertransformasi menjadi BPM yang mendorong penerapan ISO 9001:2008 di lingkungan UII”, terang Nandang didampingi Kepala BPM UII, Kariyam, S.Si, M.Si.

Ditambahkan Nandang Sutrisno, SPM merupakan proses berkesinambungan yang terus disempurnakan seiring berjalannya waktu dan tantangan yang dihadapi. “Seperti di UII, pada 2016 mulai diperkenalkan standar baru yakni MERCY OF GOD yang merupakan pengejawantahan nilai-nilai internal UII ke dalam SPM”, ujarnya.

Ia juga berpesan bahwa dalam implementasi SPM wajar apabila ditemukan resistensi dari kalangan internal. Yang terpenting bagi pimpinan adalah memberi pemahaman bahwa SPM bukanlah sekedar rutinitas namun merupakan komponen penting yang harus dilaksanakan untuk menjamin manajemen universitas yang akuntabel.

Rektor UNRIYO, Prof. Dr. dr. Santoso, MS, Sp.Ok dalam sambutannya berterimakasih atas kerjasama dalam membangun SPM di antara UII dan kampusnya. Ia berharap kerjasama ini dapat terus dibangun sehingga UNRIYO dapat meningkatkan kualitas SPM di lingkungannya. (Sumber: www.uii.ac.id)

Sebanyak 5 orang utusan Direktorat Penjaminan Mutu, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Dirpenjamu) Kemeristek Dikti melakukan monitoring dan evaluasi hibah program asuh menuju prodi unggul di Universitas Islam Indonesia pada Kamis (31/8). Kunjungan yang dipimpin oleh Octa Nugroho selaku Asessor monev hibah program asuh menuju prodi unggul dan diterima langsung oleh Rektor UII Nandang Sutrisno SH., M.Hum. LLM., Ph.D beserta jajaran pimpinan UII lainnya di Ruang Sidang VIP lantai 3 Gedung GBPH Prabuningrat.

Rektor UII, Nandang Sutrisno, SH., LLM, M.Hum., Ph.D. menyampaikan ungkapan terimakasihnya atas kepercayaan menjadikan UII sebagai universitas terpilih untuk menyelenggarakan hibah program asuh menuju prodi unggul. Lebih lanjut ia juga menyatakan bahwa hibah ini merupakan program yang sangat bermanfaat.
Dalam hal ini UII sendiri telah melakukan Lokakarya ke perguruan tinggi mitra, menerima kunjungan Studi Banding dari perguruan tinggi mitra, dan menerima magang karyawan di BPM UII sebagai bentuk dari program hibah tersebut.

Kepala Badan Penjaminan Mutu UII, Kariyam, S.Si, M.Si turut menyampaikan laporannya terkait pelaksanaan hibah program asuh menuju prodi unggul. “Alhamdulillah semua rangkaian kegiatan dari hibah sudah kami laksanakan.”

Kariyam juga menjelaskan bahwa kesuksesan pelaksanaan hibah ini tidak lepas dari keikutsertaan para pimpinan UII yang konsisten mendampingi BPM dalam melakukan semua rangkaian kegiatan mulai dari lokakarya, studi banding, dan magang. “Dalam melaksanakan rangkaian kegiatan hibah ini pimpinan secara konsisten mendampingi baik sebagai pemateri maupun memberikan arahan“, ungkapnya.

Sedangkan Octa Nugroho sebagai salah satu tim monev Kemenristek DIKTI menyampaikan tujuannya ke UII adalah untuk mengetahui sejauh mana program asuh menuju prodi unggul telah dilaksanakan. “Hal ini penting guna pelaporan yang nantinya akan disampaikan kepada Menteri secara langsung”, imbuhnya.

Sementara itu, anggota tim monev lainnya Dr. Ishartiwi, M.Pd mengatakan monev kali ini juga bertujuan untuk menggali masukan-masukan dalam rangka perbaikan hibah program asuh ke depan. “Maraknya pertumbuhan perguruan tinggi yang belum terakreditasi patut menjadi perhatian kita untuk turut membantu perguruan tinggi tersebut dalam meningkatkan kualitas pendidikannya salah satunya dengan program hibah ini”, Ungkapnya.