Tag Archive for: kunjungan studi banding

Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menerima kunjungan dari perguruan tinggi dalam rangka studi banding. Bertempat di Ruang Sidang VIP, Lt.3 Gedung GBPH Prabuningrat Kampus Terpadu UII, Jum’at (23/8), Universitas Kristen Petra (UK Petra) mengunjungi UII dalam rangka studi banding tentang penjaminan mutu perguruan tinggi. Delegasi dari UK Petra berjumlah 6 orang dipimpin oleh Dr. Gan Shu San selaku kepala Lembaga Penjamin Mutu (LPM) bersama Ir. Emmy Hosea, M.Eng.Sc., selaku Kabid Audit Mutu. Rombongan diterima langsung oleh Wakil Rektor Bidang Networking dan Kewirausahaan, Ir. Wiryono Raharjo, M.Arch., Ph.D bersama pimpinan unsur Badan Penjaminan Mutu (BPM) UII.

Gan Shu San menyampaikan rasa terimakasihnya kepada UII karena telah menerima kunjungan dari UK Petra dan juga mengenai latar belakang dilakukannya studi banding adalah karena UII telah meraih banyak akreditasi internasional. “Melihat banyaknya akreditasi internasional yang telah diraih oleh UII, kami ingin mempelajari mengenai bagaimana UII meraih akreditasi tersebut dari mulai tahap pengajuan, persyaratan hingga diraihnya akreditasi internasional tersebut. Selain itu, kami juga ingin mempelajari mengenai penjaminan mutu yang ada di UII”, Ujarnya.

Sementara dalam sambutannya, Wiryono juga menyampaikan rasa terimakasih atas kunjungan dari UK Petra ke UII. “Dengan kunjungan yang dilakukan kali ini diharapkan UII dan UK Petra bisa saling bertukar informasi demi kemajuan bersama. Di UII sendiri, saat ini ada 15 program studi yang telah meraih akreditasi internasional dari berbagai instansi. Tentu diraihnya akreditasi internasional tersebut melalui berbagai proses yang tidak sebentar dan didukung oleh banyak pihak”, terang Wiryono.

Sedangkan Ahmad Nurozi selaku Kepala Bidang Pengendali Sistem Mutu menggarisbawahi Permenristekdikti No.62 tahun 2016 yang menjadi acuan BPM UII. “Selain itu, di UII sendiri memiliki standar mutu sendiri yaitu MERCY OF GOD (Managerial, Education, Research, Community, Standar Dakwah Islamiyah, Output Feedback, Governance, Outcome, Stakeholder). Adanya standar mutu tersebut tentunya tiap tahun akan dilakukan audit untuk menjamin sasaran mutu dari UII akan terpenuhi. BPM UII akan mengawal proses audit tersebut dari awal hingga akhir” jelasnya. (RRA/ESP)

Universitas Islam Indonesia (UII) menerima kunjungan dari Universitas Mercu Buana Jakarta (UMBJ) dalam rangka studi banding tentang penjaminan mutu, pada Kamis (25/7) di Ruang Sidang VIP, Gedung GBPH Prabuningrat Kampus UII Terpadu. Mengawali pertemuan, Kepala Pusat Penjaminan Mutu UMBJ, Dr. Ir. Elyani mengungkapkan tujuannya bersama tim datang ke UII.

“Tujuan kami kesini ingin belajar banyak dari UII yang sudah lebih dahulu berkembang. Kami memilih Universitas swasta karena memiliki sistem yang berbeda dengan universitas negeri. UII juga punya banyak akreditasi internasional dan kita sedang menuju ke proses itu,” ungkap Elyani.

Pada kunjungannya ke UII kali ini, 5 orang delegasi UMBJ terdiri dari Kepala dan Wakil Kepala Pusat Penjaminan Mutu, Kepala Sub Bagian Audit Internal dan dua Staf Pusat Penjaminan Mutu.

Wakil Rektor Bidang Networking dan Kewirausahaan UII, Ir. Wiryono Raharjo, M.Arch., Ph.D. menuturkan bahwa sejak empat tahun lalu terdapat dua Prodi yang terakreditasi Canberra Accord di Indonesia, yaitu ITB dan UII. Canberra Accord merupakan persetujuan pendidikan arsitektur dunia yang bersepakat menghimpun beberapa lembaga akreditasi dunia termasuk KAAB.

“KAAB adalah anggota penandatangan Canbera Accord yang juga merupakan organisasi yang diakui oleh Dewan Validasi Pendidikan Arsitektur UNESCO-UIA (International Union of Architects). Memang tidak mudah, karena kami harus mengubah kuriukulum 4 tahun menjadi 5 tahun,” jelasnya.

Sementara Kepala Badan Penjaminan Mutu UII, Kariyam, S.Si., M.Si. menjelaskan bahwa UII memiliki standar mutu sendiri yakni MERCY OF GOD (Manegerial, Education, Research, Community, Standar Dakwah Islamiyah, Output, Feedback, Governance, Outcome, Stakeholder).

Standar utama tersebut memilki beberapa ruang lingkup, dan setiap ruang lingkup akan diuraikan menjadi suatu rangkaian proses kegiatan yang dilengkapi dengan kriteria minimal yang harus dicapai oleh penanggungjawab serta unit pelaksana proses kegiatan. “Ada dua nilai yang menjadi dasar bagi Badan Penjaminan Mutu di UII, yakni nilai pengabdian (Ibadah) dan nilai keunggulan (ekselensi),” ujarnya.

Kunjungan studi banding dilanjutkan dengan sesi tanya jawab, membahas bagaimana sistem penjaminan mutu di UII berlangsung, serta bagaimana cara UII mendapatkan berbagai akreditasi Internasional pada Prodi tertentu. (DR/RS) Sumber: uii.ac.id

Universitas Islam Indonesia (UII) menerima kunjungan dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada Jumat (3/5), di Ruang Sidang VIP, Gedung Rektorat. Fokus kunjungan tersebut mendiskusikan pengelolaan Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) serta pelaksanaan Audit Mutu Internal (AMI) UII.

Rombongan UMM yang dipimpin Dr. Muslimin Machmud, M.Si. disambut langsung oleh Wakil Rektor Bidang Pengembangan Akademik dan Riset, Dr. Drs. Imam Djati Widodo, M.Eng.Sc. Dalam sambutannya, selain menyambut hangat kedatangan universitas sahabat di kampus terpadu, Imam Djati juga sedikit bercerita tentang awal mula sistem penjaminan mutu yang diterapkan oleh UII.

“Kami memulai sistem penjaminan mutu pada tahun 1999. Saat itu kami menggunakan ISO sebagai acuannya. Baru beberapa tahun terakhir ini kami mengembangkan standar sendiri yang menggabungkan apa yang diminta oleh Kemenristekdikti dengan beberapa sistem mutu yang Islami,” tuturnya.

Sementara itu, Muslimin menyampaikan bahwa pihaknya sangat bersyukur dan senang bisa silaturahmi sekaligus bisa belajar bersama mengenai sistem penjaminan mutu yang ada di UII. “Terima kasih sudah menerima kami untuk silaturahmi serta belajar pengembangan sistem penjaminan mutu. UII adalah salah satu universitas yang sistem penjaminan mutunya diapresiasi oleh Kemenristekdikti,” tutur Muslimin dalam sambutannya.

Menyambung apa yang telah disampaikan pimpinan delegasi, Ka. Bid. Mutu Akreditasi, Sertifikasi dan Pemeringkatan UMM, Dr. Ainur Rofieq, M.Kes., menyampaikan bahwa UII adalah sparing partner yang luar biasa. Oleh karena itu, ia ingin diskusi ini fokus pada yang pertama, bagaimana membedah manual mutu, standar mutu, manual prosedur, dan instrumen AMI, yang kedua adalah terkait organisasi yang menjalankan manual prosedur di setiap tingkatan lembaga, kemudian yang terakhir terkait dengan kinerja dosen.

Sementara dalam pemaparan materinya, Kepala Badan Penjaminan Mutu UII, Kariyam, S.Si., M.Si., menuturkan bahwa UII memiliki acuan penjaminan mutunya sendiri. Sejak tahun 2016 UII memiliki ‘MERCY OF GOD’ sebagai dasar penjaminan mutu. Akronim ‘MERCY OF GOD” terdiri dari Management of Organization, Education, Research, Community Services, Yield of Services, Output, Facilities, Governance, Outcome & Cooperation, dan Da’wah Islamiyah.

“Akronim ‘MERCY OF GOD’ mempunyai 10 standar dengan 99 cakupan kerja. Ini adalah cara kami melampaui standar nasional yang memiliki 24 cakupan kerja, sedangkan kami memiliki 99 cakupan kerja,” jelasnya.

Terakhir, menanggapi apa yang telah disampaikan Kariyam, Ka. Bid. Mutu Sarana dan Prasarana UMM, Ir. Sulianto, M.T., berpendapat bahwa akronim dan standar yang dibuat UII sangat menarik. Akronim yang sangat mudah diingat sehingga sosialisasi bisa menyentuh hingga lapisan terbawah. “UMM sepertinya akan memulai mencari ‘wangsit’ agar dapat membuat akronim standar mutu seperti UII,” pungkasnya diikuti riuh tawa seluruh undangan. (APB/ESP)

Keinginan untuk meningkatkan kualitas pendidikan menjadi lebih baik mendorong Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor mengadakan kunjungan studi banding ke UII pada Rabu (20/3). Kunjungan yang berlangsung di Gedung Kuliah Umum (GKU) Prof. Dr. Sardjito UII itu diikuti 20 delegasi yang terdiri dari 11 orang dari Tim Badan Penjaminan Mutu (BPM), 8 orang dari Tim AIPT dan 1 orang staf. Sementara perwakilan dari UII yang turut menerima kunjungan di antaranya Kepala BPM UII Kariyam S.Si., M.Si.

Dalam kesempatannya, Kariyam menjelaskan proses pengembangan dan peningkatan standar mutu pendidikan tinggi yang khas dan sesuai bagi UII. “Kami memiliki sepuluh standart yang bisa disebut dengan MERCY OF GOD, yakni M sebagai managerial, E sebagai education, R untuk research, C untuk Community, Y untuk yield of service, O untuk Output, F yaitu feedback, G untuk Governance, O sebagai Outcome dan D sebagai Dakwah Islamiyah”, jelasnya. Untuk standar mutu UII ini sendiri memiliki ruang lingkup yang akan dilengkapi dengan beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh penanggungjawab dan pelaksana proses kegiatan.

Sementara itu dalam sambutannya, Perwakilan delegasi UNIDA, Imam Haryadi, M.Si menuturkan tujuannya beserta tim datang ke UII. “Karena UNIDA baru saja naik kelas ke tingkat universitas pada tahun 2014 lalu maka levelnya juga pasti akan berbeda. Kami perlu belajar dengan universitas yang sudah mapan. Dan UII ini salah satu yang kami anggap sudah sangat mapan.” Ujarnya.

UNIDA sendiri telah menjadi universitas sejak tahun 2014 lalu. Awalnya, pada tahun 1963 institusinya masih berstatus Perguruan Tinggi Darussalam kemudian berubah menjadi Institut Pendidikan Darussalam dan menjadi Institut Studi Islam Darussalam.

Ia menambahkan bahwa UNIDA memiliki program studi yang semuanya sudah terakreditasi. Terdapat 6 prodi yang telah terakreditasi A, 8 prodi terakreditasi B, serta 5 prodi terakreditasi C. “UNIDA merupakan universitas yang unik karena menerapkan sistem asrama (boarding system) yang didesain untuk pembelajaran yang efektif dan efisien”, katanya.

Sistem asrama di UNIDA menggunakan Bahasa Arab dan Inggris sebagai pengantar pengajaran dan komunikasi di antara dosen dan mahasiswa. Di dalamnya juga terdapat aktivitas keilmuan, kerohanian, dan kewirausahaan untuk menciptakan tradisi keilmuan.

Pondok pesantren Darussalam Gontor dan UII ternyata memiliki pertalian sejarah yang tidak bisa dilepaskan. Hal ini karena pendiri dari Pondok pesantren Darussalam Gontor dan pendiri UII adalah kawan akrab dimana sama-sama memiliki visi dan cita cita yaitu membangun universitas Islam yang bermutu dan berarti.

Imam juga mengungkapkan harapannya, “Kami berharap hubungan ini bisa berlanjut semakin harmonis, dan kami bisa belajar lebih banyak lagi bersama UII”, pungkasnya. (DRD/ESP)

Universitas Islam Indonesia (UII) menerima kunjungan dari Universitas Sunan Giri (UNSURI) dalam rangka studi banding tentang manajemen pendidikan. Dalam kunjungan ini, 22 (dua puluh dua) rombongan UNSURI diterima Sekretaris Eksekutif UII, Dr. Raden Bagus Fajriya Hakim, S.Si., M.Si., di Gedung Kuliah Umum Prof. dr. M. Sardjito UII, pada Senin (14/1).

Dalam pertemuan tersebut juga tampak hadir sejumlah pimpinan UII, yakni Kepala Badan Penjaminan Mutu, Kariyam, S.Si., M.Si., Direktur Pengembangan Akademik, Dr. Jaka Nugraha, S.Si., M.Si., Direktur Layanan Akademik, Dr. Drs. Hujair A. H. Sanaky, M.Si., Kepala Badan Sistem Informasi, Mukhammad Andri Setiawan, S.T., M.Sc., Ph.D., Direktur Sumber Daya Manusia, Ike Agustina, S.Psi., M.Psi., serta Direktur Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Dr. Eng. Hendra Setiawan, S.T., M.T.

Pada topik diskusi tentang penjaminan mutu di lingkungan universitas, Kariyam mengatakan bahwa sebelum negara memiliki badan akreditasi, UII sudah mempunyai standar manajemen pendidikan sendiri. Hal ini terjadi karena UII berkomitmen berpegang teguh kepada cita-cita para pendiri, yakni menjadi universitas terbaik setara di negara maju.

Disampaikan Kariyam, sebelum negara memiliki standar akreditasi, UII sudah memulai standar penjamin mutu menggunakan ISO. “UII selalu berpegang teguh dengan landasan yang telah dibangun oleh para pendiri, yaitu sebagai sebuah sekolah tinggi dengan landasan nilai keagamaan, keilmuan dan kebangsaan dengan komitmen untuk menjadi rahmatan lil ‘alamin,” ungkapnya.

Dalam pertemuan, juga banyak didiskusikan mengenai pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM), akademik, penelitian dosen, dan pengembangan Sistem Informasi. Disampaikan Mukhammad Andri Setiawan, saat ini sistem informasi menjadi bagian penting dari sebuah universitas. “Untuk saat ini, tanpa sistem informasi yang baik, universitas bukan hanya akan tertinggal, bahkan akan mati,” ujarnya.

Kepala BAUK Bidang SDM, Iwan Wahyu Susanto, S.T., M.M. berharap melalaui kunjungan yang dilakukan, UNSURI dapat bercermin dari UII sebagai perguruan tinggi swasta Islam. Harapannya para delegasi mampu belajar dan bertanya sebanyak-banyaknya sehingga bisa ditindak lanjuti nantinya. “Kami berharap dengan kunjungan ini mampu belajar dan menimba ilmu dari UII,” ujarnya. Sumber: uii.ac.id

Universitas Islam Indonesia (UII) menerima kunjungan dari Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin dalam rangka studi banding pada Jum’at (19/10), di Gedung Rektorat UII. Pada pertemuan ini mendiskusikan tentang Badan Penjaminan Mutu di sebuah Universitas atau Perguruan Tinggi.

Badan Penjaminan Mutu (BPM) di sebuah Universitas atau Perguruan Tinggi merupakan sebuah sistem manajemen organisasi yang berbasis pada kualitas yang mampu memenuhi kebutuhan dan harapan para stakeholders atau para pemangku kepentingan.

Kariyam, S.Si., M.Si., Selaku Kepala Badan Penjaminan Mutu UII membuka diskusi dengan menjelaskan Sistem Penjaminan Mutu (SPM) yang diterapkan di UII. Ia menuturkan, saat ini UII menerapkan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan tinggi berdasarkan pada peraturan Permenristekdikti No.62 Th 2016 tentang SPM Dikti.

“Di dalam peraturan tersebut perguruan tinggi mempunyai tugas dan wewenang merencanakan, melaksanakan, mengendalikan dan mengembangkan SPM. Dan saat ini SPM UII dikenal dengan nama Standar MERCY OF GOD,” jelas Kariyam.

Kariyam menambahkan, Standar MERCY OF GOD mempunyai 10 Standars dengan 99 cakupan kerja. MERCY OF GOD terdiri dari Management of Organization, Education, Research, Community Services, Yield of Services, Output, Facilities, Governance, Outcome & Cooperation, dan Da’wah Islamiyah.

“Cakupan Sasaran mutu MERCY Of GOD ini, terbagi menjadi 3 yaitu Universitas, Fakultas dan Program Studi. Dan tiap tahunnya akan diadakan satu kali Audit Mutu Internal Kinerja Akademik,” paparnya,

Disampaikan Kariyam, dalam satu tahun akan diadakan satu kali Rapat tinjauan manajemen SPM Universitas Audit Mutu Internal. Dalam setiap Audit akan dilakukan pemaparan mengenai hasil audit mutu internal selama satu tahun dan akan dievaluasi mengenai kinerja proses, pencapaian sasaran, rencana, dan standar mutu.

“Setelah itu akan diberikan rekomendasi untuk peningkatan perbaikan di tahun berikutnya” ujar Kariyam.

Sementara, Dr. Ridha Darmawaty, M.Pd., selaku Sekretaris Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) UIN Antasari Banjarmasin mengaku sangat tertarik dengan topik pembahasan pada kunjungannya kekampus UII kali ini. Pihaknya Tertarik untuk bisa mencontoh standar SPM MERCY OF GOD UII.

“Namun tentunya dengan menyesuaikan sistem penjaminan mutu serta stuktur yang ada di UIN Antasari Banjarmasin,” ujarnya. Sumber: uii.ac.id

Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menerima kunjungan dari perguruan tinggi dalam rangka studi banding. Bertempat di Gedung Kuliah Umum (GKU) Prof. Dr. Sardjito UII, Jum’at (28/9), Universitas Negeri Jakarta (UNJ) mengunjungi UII dalam rangka studi banding tentang penjaminan mutu perguruan tinggi.

Delegasi UNJ yang berjumlah 24 orang, dipimpin oleh Dr. Riyadi, M.T., selaku Sekretaris Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu (LP3M) beserta Dr. Siti Nurjanah, S.E., M.Si., selaku Kepala Pusat Penjaminan Mutu (PPjM). Rombongan diterima langsung oleh Rektor UII, Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D., didampingi Wakil Rektor Bidang Networking & Kewirausahaan, Ir. Wiryono Raharjo, M.Arch., Ph.D. dan Kepala Badan Penjaminan Mutu (BPM) UII, Kariyam, S.Si., M.Si.

Dalam sambutannya Fathul Wahid mengungkapkan terima kasih kepada UNJ atas kunjungannya ke UII. Dengan kunjungan yang dilakukan, UII mendapat kawan baru untuk bergerak bersama. “Kami ingin kampus-kampus di Indonesia lainnya juga bisa bergerak maju bersama-sama”, ujarnya. Ia menjelaskan, BPM UII merupakan salah satu badan yang langsung di bawah Rektor, artinya koordinasi yang dilakukan langsung dengan Rektor.

Fathul menambahkan, ada tiga hal penting dalam penjaminan mutu. Pertama, membudayakan mutu. “Kalau mutu itu sudah membudaya berarti keberadaannya tidak ditanyakan lagi, namun sudah dianggap bagian dari keseharian. Tapi bila mutu dianggap menjadi beban, justru akan menjadi repot,” ujarnya.

Kedua, melakukan peningkatan mutu. Ketiga, komitmen dari pimpinan. “Bila ketiganya bisa berjalan dengan baik maka insya Allah siapapun kepala BPM atau LP3M nyaman hidupnya, karena pimpinan pun turut mendukung”, tutur Fathul Wahid.

Sementara disampaikan Riyadi, hal-hal yang didiskusikan nantinya akan disampaikan kepada pimpinan UNJ, dan akan menjadi bahan ataupun acuan untuk meningkatkan mutu kami bersama-sama. “Harapan dengan kedatangan kami kesini, ingin sama-sama belajar meningkatkan mutu. Saya melihat beberapa perguruan tinggi di Yogyakarta sudah begitu maju, walaupun kami di pusat, kami juga ingin melihat perkembangan di daerah yang sekiranya bisa membawa kami bersama-sama,” paparnya.

Dalam kesempatan tersebut, Kariyam menyampaikan pada dasarnya BPM UII hanya mengikuti dari Permenristekdikti No. 62 tahun 2016. Kemudian apa yang dilakukan juga tidak terlepas dari yang namanya PPEPP (Penetapan, Pelaksanaan, Evaluasi, Pengendalian, dan Peningkatan).

“Pada tahun 2016, UII membuat standar penjaminan mutu sendiri atas dasar seringnya pergantian peraturan penjaminan mutu, dengan sebuah akronim MERCY OF GOD (Management of Organization, Educatoin, Research, Community Services, Yield of Services, Output, Facilities, Governence, Outcome & Corporation, dan Da’wah Islamiyah),” ungkapnya.

Diskusi ditutup dengan pertukaran cinderamata. Usai diskusi, rombongan UNJ berkesempatan berkunjung ke museum UII dan candi kimpulan yang berlokasi di Gedung Moh. Hatta. Rombongan dari UNJ tampak antusias mengikuti tour tersebut. (MDP/RS) Sumber: uii.ac.id

Universitas Islam Indonesia (UII) menerima kunjungan Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) dalam rangka studi banding, pada Selasa (28/8). Dipimpin Ketua Unit Penjaminan Mutu Fakultas Psikologi, Anwar, S.Psi., M.Si. rombongan UMBY diterima Kepala Badan Penjaminan Mutu UII Kariyam S.Si., M.Si. dan Kepala Bidang Audit Mutu Internal UII, Tito Yuwono, ST., M.Sc., di Gedung Rektorat UII.

Kariyam mengungkapkan, UII menyambut dengan senang dapat menerima kunjungan dari UMBY dan berharap dari studi banding yang dilakukan dapat terjadi pertukaran pikiran yang membawa manfaat bagi masing-masing insitusi.

Anwar menjelaskan bahwa maksud kedatangannya ke UII adalah untuk belajar tentang penjaminan mutu. UMBY benar benar ingin berbenah dalam bidang penjaminan mutu. “Kami yakin, penjaminan mutu di UII sudah mapan jadi kami berharap bisa banyak mendapatkan informasi dan ilmu untuk menerapkan penjaminan mutu secara lebih baik di kampus kami,” imbuhnya.

Menanggapi hal tersebut Kariyam menuturkan bahwa UII siap berbagi pengalaman, ” Insya Allah kami siap berbagi pengalaman tentang Penjaminan Mutu yang kami terapkan,” tegasnya.

Lebih lanjut Kariyam mengungkapkan bahwa UII saat ini menempati peringkat 29 secara nasional dan peringkat pertama di kalangan perguruan tinggi swasta berdasarkan hasil Klasterisasi Perguruan Tinggi Non Vokasi Tahun 2018. Selain itu UII juga mendapatkan penghargaan sebagai perguruan tinggi yang penjaminan mutunya telah sesuai dengan peraturan pemerintah. (EF) Sumber: www.uii.ac.id

Penjaminan mutu (quality assurance) bagi seluruh perguruan tinggi dipandang sebagai salah satu cara untuk menjawab berbagai permasalahan pendidikan tinggi di Indonesia. Dengan kata lain, perguruan tinggi dikatakan bermutu apabila mampu menetapkan dan mewujudkan visinya melalui pelaksanaan misinya. Sehingga, perguruan tinggi harus mampu merencanakan, menjalankan, dan mengendalikan suatu proses yang menjamin pencapaian mutu untuk memenuhi kebutuhan stakeholders melalui penyelenggaraan tridharma perguruan tinggi.

Topik tersebut sebagaimana tergambar dalam Studi Banding Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) ke Universitas Islam Indonesia (UII), pada Rabu (07/3) yang bertempat di Ruang Sidang Utama Lt.4 Gedung GPBH Prabuningrat UII. Delegasi UMJ yang dipimpin oleh Ketua Badan Penjaminan Mutu (BPM) UMJ, Ir. Mutmainah, S.Sos, MM. diterima langsung oleh Wakil Rektor I UII, Dr.-Ing.Ir. Ilya Fadjar Maharika, MA.,IAI. dan Kepala BPM UII, Kariyam, S.Si., M.Si.

Dalam sambutannya Ilya Fadjar Maharika menyambut baik kedatangan Delegasi UMJ dalam rangka untuk saling berbagi pengetahuan dan informasi demi penyelenggaraan perguruan tinggi di Indonesia yang lebih baik kedepan. “Kehadiran teman-teman merupakan hal yang bisa bermanfaat untuk sharing knowledge, semoga diskusi kita hari ini dapat menghasilkan pengembangan pengetahuan bagi UII maupun UMJ,” tuturnya.

Sementara Mutmainah menyampaikan bahwa UII merupakan tujuan yang tepat bagi UMJ untuk belajar pengembangan perguruan tinggi seperti akreditasi institusi agar tidak kalah dalam bersaing dalam era globalisasi saat ini. “Saya pikir UII tujuan yang recommended bagi kami, karena kita sebagai perguruan tinggi yang notabene Islam perlu banyak belajar agar tidak kalah bersaing dari perguruan tinggi lain,” ungkapnya.

Lebih lanjut Kariyam menyampaikan bahwa standar penjaminan mutu UII menggunakan pola kombinasi parameter dari dikti dengan parameter UII. “Kita mengkombinasikan parameter dari SPM Dikti dengan parameter standar UII sehingga menjadi standar penjaminan mutu UII yang disingkat dengan nama Mercy of God”, pungkasnya.

Hadir pula dalam kegiatan tersebut Sekretaris BPM UMJ, Bambang Irawan, M.Pd., Kabid Pengembangan dan Pengendalian Mutu UMJ, Dr. Tria Astika E.P, SKM., MKM., Kabid Monev AMI dan Akreditasi UMJ, Miciko, S.Kp., M.Biomed., Staf BPM UMJ, Tri Suryani, SKM., dan Daruki, S.Pd. serta para pengurus BPM UII yang terdiri dari Dr. Sefriani, SH., M.Hum., Tito Yuwono, ST., M.Sc., dan Dra. Indah Susantun, M.Si. Pertemuan diakhiri dengan penyerahan cindera mata dari kedua institusi. (IH/RS), Sumber: www.uii.ac.id

Badan Penjaminan Mutu Universitas Islam Indonesia (BPM UII) menerima kunjungan dari delegasi Politeknik Negeri Malang (POLINEMA) dalam rangka studi banding, pada Jumat (27/10). Rombongan dari POLINEMA diterima langsung oleh Kepala BPM UII, Kariyam, M.Si., di Gedung GBPH Prabuningrat UII.

Kepala Pusat Pengembangan dan Peningkatan Aktivitas Instruksional (P3AI) POLINEMA, Siti Rohani, Ph.D. mengungkapkan keinginannya untuk belajar mengenai cara UII melakukan manajemen di bidang penjaminan mutu, khususnya di sektor akademik. “Sesungguhnya kami ingin belajar dari UII yang sudah memiliki pengalaman dalam aspek sistem penjaminan mutu,” tuturnya.

Sementara dalam paparan materinya, Kariyam menuturkan mengenai Standar Penjaminan Mutu di UII. Ia menjelaskan, di tahun 2016 UII memiliki standar baru yang disebut sebagai MERCY OF GOD”. MERCY OF GOD sendiri memiliki dua makna, pertama  yaitu sivitas akademika UII bekerja dan kuliah di UII sebagai bentuk ibadah. Yang kedua MERCY OF GOD sebagai akronim dari aspek-aspek yang menjadi standar mutu UII.

Selain itu turut memberikan materi Kepala Badan Pengembangan Akademik (BPA) UII, Dr. Jaka Nugraha, M.Si serta Kepala Bidang PPSMA, Agung Nugroho Adi, ST., MT. “BPA telah memfasilitasi lebih dari 80 judul buku untuk diterbitkan dari akhir 2016 hingga oktober 2017,” tutur Jaka Nugraha.

Menurut Jaka Nugraha, hal ini merupakan bentuk nyata dari UII untuk mendorong peningkatan kualitas, khususnya para dosen yang telah memiliki draft tulisan untuk bisa diterbitkan. (MHH/RS) Sumber: uii.ac.id