Tag Archive for: mercy of god

Secara konsisten Universitas Islam Indoensia (UII) telah serius mengembangkan budaya mutu sejak tahun 1999, bahkan jauh sebelum pemerintah menginisiasinya terhitung pada tahun 2003. Hal tersebut disampaikan  Rektor UII Nandang Sutrisno, SH., LLM., M.Hum., Ph.D. pada pelaksanaan Rapat Tinjauan Manajemen Sistem Penjamin Mutu Universitas (RPM SPMU), Kamis (7/12), di Gedung Prof. Dr. Sardjito UII.

Agenda rutin yang diprakarsai oleh Badan Penjamin Mutu (BPM) UII tersebut dihadiri para Wakil Rektor, Dekan, Ketua Program Studi, Kepala Badan serta Direktur di lingkungan UII. Disampaikan Nandang Sutrisno, salah satu keberhasilan pembudayaan mutu UII adalah adanya komitmen yang ditunjukkan dalam setiap langkah termasuk ketika pelaksanaan Audit Mutu Internal (AMI) dan RTM.

Dalam kesempatannya Nandang Sutrisno juga menyampaikan raihan UII dengan mendapatkan penghargaan Program Asuh Perguruan Tinggi Unggul. Selain mendapatkan hibah senilai 500 juta, penghargaan ini juga sekaligus memberikan amanat kepada UII untuk mengasuh tiga perguruan tinggi swasta yakni Universitas Islam Sumatra Utara (UISU), Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta dan Universitas Islam Makassar (UIM).

“UII juga masuk dalam 5 besar terbaik dari 26 universitas yang mendapatkan hibah tersebut. Hal ini menandakan bahwa sistem penjamin mutu kita sudah mapan dan dipercaya untuk mengasuh perguruan tinggi lain,” ujar Nandang Sutrisno.

Sementara Kariyam dalam pemaparannya menyampaikan keseluruhan hasil rekap yang dilakukan selama proses audit. AMI memastikan seluruh proses sesuai prosedur dan seluruh output sudah berjalan sesuai dengan jadwal dan standar AMI di seluruh jajaran. “Atas nama BPM kami haturkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas sinergi kepada auditee maupun auditor,” ujarnya. (BKP/RS)

Universitas Islam Indonesia (UII) berhasil meraih penghargaan Peringkat Emas Standar Nasional Indonesia (SNI) Award 2017 dari Badan Standardisasi Nasional (BSN). Penghargaan secara simbolis disampaikan oleh Kepala BSN, Prof. Dr. Bambang Prasetya kepada Rektor UII, Nandang Sutrisno, SH., LLM., M.Hum., PhD. pada Kamis, 16 November 2017, di Jakarta.

SNI Award merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam menstimulasi peningkatan penerapan SNI oleh pelaku usaha maupun organisasi lainnya. Melalui SNI Award diharapkan produsen, konsumen dan masyarakat umum semakin menghargai aspek mutu, dan memahami perlunya berpartisipasi aktif dalam pengembangan dan penggunaan SNI sebagai referensi penyediaan dan permintaan pasar.

Keikutsertaan UII pada ajang SNI Award 2017 masuk pada kategori Organisasi Menengah dan Besar Jasa. Kriteria dalam penilaian meliputi kepemimpinan, perencanaan strategis, fokus pada pelanggan, manajemen sumberdaya, realisasi produk layanan, pengukuran, analisis dan peningkatan kinerja serta hasil bisnis. Visitasi sebagai salah satu tahapan realisasi partisipasi UII pada ajang ini telah dilakukan tim evaluator pada 27-28 September 2017.

Terdapat 159 organisasi dan perusahaan yang berpartisipasi dalam SNI Award tahun ini. Mayoritas partisipan berasal dari industri dan perusahaan yang bergerak di bidang pangan. Sehingga keikutsertaan institusi pendidikan seperti UII tergolong langka. Dari 159 pendaftar tersebut, setelah diseleksi dokumen kelengkapannya, terdapat 109 yang lolos verifikasi. Selanjutnya dari jumlah ini, hanya 59 yang dinilai layak untuk mendapat visitasi dari tim evaluator.

Keikutsertaan UII pada SNI Award 2017 diharapkan menjadi media untuk mengukur sejauh mana implementasi standar mutu yang telah diterapkan. UII memahami implementasi standar mutu dalam sebuah layanan jasa merupakan jaminan atas kepuasan konsumen. Pelayanan yang terstandar mutu sendiri telah sejak lama menjadi budaya di lingkungan UII. Sebagaimana terimplementasi dalam sistem penjaminan mutu internal universitas yang dijalankan oleh Badan Penjaminan Mutu (BPM) UII.

Keikutsertaan UII dalam SNI Award 2017 juga diharapkan bisa menjadi bahan evaluasi apakah budaya standar UII yang diterapkan sudah layak diapresiasi oleh pihak luar. Terlebih penerima penghargaan ini adalah perusahaan yang dinilai telah menerapkan SNI secara excellent di lingkungan kerjanya. Standar mutu yang telah dibudayakan oleh UII sejauh ini telah menghantarkannya meraih beragam prestasi baik di lingkup nasional maupun internasional.

Manfaat lain yang diperoleh UII dalam mengikuti SNI Award 2017 adalah mendapatkan umpan balik berdasarkan kriteria SNI Award dalam rangka peningkatan kinerja UII dan meningkatkan kompetensi di bidang penerapan SNI. SNI Award sekaligus sebagai “audit eksternal” gratis dari BSN untuk meningkatkan kinerja UII.

  

Keterangan:

Gambar kiri: Rektor UII, Nandang Sutrisno, SH, LLM, M.Hum, Ph.D dan Kepala Badan Penjaminan Mutu UII, Kariyam, M.Si bersama Kepala BSN, Prof. Dr. Bambang Prasetya.

Gambar kanan: Rektor UII bersama Kepala Badan Penjaminan Mutu UII saat menerima penghargaan SNI Award 2017 kategori Emas.

Badan Penjaminan Mutu Universitas Islam Indonesia (BPM UII) menerima kunjungan dari delegasi Politeknik Negeri Malang (POLINEMA) dalam rangka studi banding, pada Jumat (27/10). Rombongan dari POLINEMA diterima langsung oleh Kepala BPM UII, Kariyam, M.Si., di Gedung GBPH Prabuningrat UII.

Kepala Pusat Pengembangan dan Peningkatan Aktivitas Instruksional (P3AI) POLINEMA, Siti Rohani, Ph.D. mengungkapkan keinginannya untuk belajar mengenai cara UII melakukan manajemen di bidang penjaminan mutu, khususnya di sektor akademik. “Sesungguhnya kami ingin belajar dari UII yang sudah memiliki pengalaman dalam aspek sistem penjaminan mutu,” tuturnya.

Sementara dalam paparan materinya, Kariyam menuturkan mengenai Standar Penjaminan Mutu di UII. Ia menjelaskan, di tahun 2016 UII memiliki standar baru yang disebut sebagai MERCY OF GOD”. MERCY OF GOD sendiri memiliki dua makna, pertama  yaitu sivitas akademika UII bekerja dan kuliah di UII sebagai bentuk ibadah. Yang kedua MERCY OF GOD sebagai akronim dari aspek-aspek yang menjadi standar mutu UII.

Selain itu turut memberikan materi Kepala Badan Pengembangan Akademik (BPA) UII, Dr. Jaka Nugraha, M.Si serta Kepala Bidang PPSMA, Agung Nugroho Adi, ST., MT. “BPA telah memfasilitasi lebih dari 80 judul buku untuk diterbitkan dari akhir 2016 hingga oktober 2017,” tutur Jaka Nugraha.

Menurut Jaka Nugraha, hal ini merupakan bentuk nyata dari UII untuk mendorong peningkatan kualitas, khususnya para dosen yang telah memiliki draft tulisan untuk bisa diterbitkan. (MHH/RS) Sumber: uii.ac.id

Implementasi standar mutu dalam sebuah layanan jasa merupakan jaminan atas kepuasan konsumen. Hal inilah yang terus menjadi perhatian UII sebagai perguruan tinggi. Pelayanan yang terstandar mutu telah sejak lama menjadi budaya di lingkungan UII. Sebagaimana terimplementasi dalam sistem penjaminan mutu internal universitas yang dijalankan oleh Badan Penjaminan Mutu (BPM) UII. Guna mengukur sejauh mana implementasi standar mutu tersebut, UII turut berpartisipasi dalam SNI Award 2017 yang diadakan oleh Badan Standardisasi Nasional Indonesia (BSNi). Sebagai realisasi atas partisipasi UII, 2 orang evaluator BSN mengunjungi kampus terpadu UII dan bertemu dengan pimpinan kampus. Visitasi berlangsung di Gedung Prof. Sardjito, Rabu (28/9).

Rektor UII, Nandang Sutrisno, SH., LLM.,M.Hum.,Ph.D menyampaikan standar mutu yang telah dibudayakan di UII telah menghantarkan kampus ini meraih beragam prestasi baik di lingkup nasional maupun internasional. “UII sudah lama menerapkan budaya standar. Keikutsertaan UII dalam SNI Award bisa jadi bahan evaluasi apakah budaya standar UII sudah layak diapresiasi oleh pihak luar”, terangnya.

Meskipun waktu penyiapan bahan visitasi cukup singkat yakni hanya beberapa minggu menjelang Hari Raya Idul Fitri, namun ia cukup optimis UII telah memenuhi semua persyaratan yang diminta dalam penilaian SNI Award. “Saya apresiasi kinerja BPM dan tim yang telah secara serius mempersiapkan segala sesuatunya hingga hari ini”, tambahnya.

Sementara itu, BSN menugaskan dua orang tim evaluator yang beranggotakan, Ibu Nur Asih dan Bapak Ari Wibowo. Evaluasi dijadwalkan berlangsung selama dua hari yakni pada Rabu-Kamis (28-29/9). Menanggapi paparan Rektor, Nur Asih menilai positif bahwa kampus swasta seperti UII ternyata telah memiliki kesadaran akan pentingnya mutu yang dibudayakan sejak lama.

“SNI Award bertujuan untuk menilai sejauh mana SNI diterapkan oleh perusahaan atau organisasi di Indonesia. Penerima award adalah perusahaan yang dinilai telah menerapkan SNI secara excellent di lingkungan kerjanya”, katanya.

Ia menjelaskan, terdapat 159 organisasi dan perusahaan yang berpartisipasi dalam SNI Award tahun ini. Mayoritas partisipan berasal dari industri dan perusahaan yang bergerak di bidang pangan. Sehingga keikutsertaan institusi pendidikan seperti UII tergolong langka.

“Dari 159 pendaftar, setelah kami seleksi dokumen kelengkapannya, terdapat 109 yang lolos verifikasi. Selanjutnya dari jumlah itu, hanya 59 yang dinilai layak untuk mendapat visitasi dari tim evaluator, termasuk salah satunya UII”, katanya. (sumber: uii.ac.id)

Di tengah ketatnya persaingan global di antara institusi pendidikan tinggi, adanya sistem penjaminan mutu (SPM) memegang peranan penting dalam mendorong daya saing. SPM menjadi patokan sejauh mana universitas memperhatikan jaminan kualitas penyelenggaraan jasa pendidikan di lingkungannya. Tidak hanya itu, implementasi SPM juga membantu terwujudnya manajemen universitas yang terstandar dan akuntabel. Semua itu berujung pada kepuasan stakeholder pengguna jasa perguruan tinggi, yakni masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi pimpinan universitas menyadari pentingnya SPM dan mendorong budaya penjaminan mutu di lingkungannya.

Seperti disampaikan Rektor UII, Nandang Sutrisno, SH., LLM., M.Hum, Ph.D ketika melakukan sesi sharing penjaminan mutu bersama dengan pimpinan dan dosen Universitas Respati Yogyakarta (UNRIYO). Sesi yang diadakan di kampus UNRIYO Maguwoharjo pada Rabu (7/9) itu merupakan kerjasama antara Badan Penjaminan Mutu (BPM) UII dan UNRIYO.

Dikatakan Nandang Sutrisno, dalam membangun SPM di suatu institusi yang perlu diingat adalah proses. Ia menuturkan SPM harus diawali dengan kesadaran dari pimpinan universitas untuk selanjutnya dirumuskan bersama dengan pimpinan di lingkup fakultas maupun program studi.

“Di UII kami telah memulai SPM dengan dibentuknya Badan Kendali Mutu dan Pengembangan Pendidikan pada tahun 1999. Hampir 10 tahun kemudian, lembaga tersebut bertransformasi menjadi BPM yang mendorong penerapan ISO 9001:2008 di lingkungan UII”, terang Nandang didampingi Kepala BPM UII, Kariyam, S.Si, M.Si.

Ditambahkan Nandang Sutrisno, SPM merupakan proses berkesinambungan yang terus disempurnakan seiring berjalannya waktu dan tantangan yang dihadapi. “Seperti di UII, pada 2016 mulai diperkenalkan standar baru yakni MERCY OF GOD yang merupakan pengejawantahan nilai-nilai internal UII ke dalam SPM”, ujarnya.

Ia juga berpesan bahwa dalam implementasi SPM wajar apabila ditemukan resistensi dari kalangan internal. Yang terpenting bagi pimpinan adalah memberi pemahaman bahwa SPM bukanlah sekedar rutinitas namun merupakan komponen penting yang harus dilaksanakan untuk menjamin manajemen universitas yang akuntabel.

Rektor UNRIYO, Prof. Dr. dr. Santoso, MS, Sp.Ok dalam sambutannya berterimakasih atas kerjasama dalam membangun SPM di antara UII dan kampusnya. Ia berharap kerjasama ini dapat terus dibangun sehingga UNRIYO dapat meningkatkan kualitas SPM di lingkungannya. (Sumber: www.uii.ac.id)

IMG_20170427_111705Delegasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada Kamis (27/4) berkunjung ke Universitas Islam Indonesia (UII). Delegasi UIN Syarif Hidayatullah dipimpin oleh Kepala Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) Dr. Sururin, M.Ag. dan diterima langsung oleh Kepala Badan Penjaminan Mutu (BPM) UII Kariyam, S.Si.,M.Si. di Ruang Sidang Utama Gedung Rektorat UII.
Disampaikan Dr. Sururin, kunjungan tersebut akan memfokuskan pada beberapa hal. Di antaranya yaitu untuk mempelajari bagaimana langkah-langkah UII dalam meraih AUN QA dan QS STAR serta Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) yang dimiliki oleh UII.
“Kunjungan Kami ke UII kali ini ingin fokus pada AUN QA dan QS STAR, selain itu dalam rangka mengikuti peraturan yang ada saat ini, maka kami juga ingin sharing tentang Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI).” Ujarnya.
“Saat ini kami juga sedang mempersiapkan reakreditasi AIPT, sehingga kami ingin mendapatkan pengalaman dari UII. Walaupun sebenarnya berbeda karena kami Perguruan Tinggi Negeri berbeda dengan UII yang swasta yang notabene lebih fleksibel. “ tandas Sururin.
“Paling tidak kami punya visi misi dan sama dari segi keislaman, hal tersebut yang menyebabkan kami memilih UII untuk tempat berkunjung. Sehingga kita berharap Perguruan Tinggi Islam memiliki mutu yang baik.” Tambahnya.
Kariyam selaku pimpinan badan yang bertanggungjawab untuk mengelola Sistem Penjaminan Mutu Internal menjelaskan bahwa UII sudah memiliki standar yang dinamakan dengan MERCY OF GOD. “MERCY OF GOD memiliki 2 makna, pertama yaitu sivitas akademika UII bekerja dan kuliah di UII sebagai bentuk ibadah dan yang kedua MERCY OF GOD sebagai akronim dari aspek-aspek yang menjadi standar mutu UII.” Paparnya.
Menanggapi tentang kemungkinan untuk membuat sebuah standar untuk digunakan oleh perguruan tinggi Islam di Indonesia, Ia juga setuju dan berharap UIN dan UII dapat mewujudkan hal tersbut. “Alangkah indahnya jika perguruan tinggi islam memiliki standar tertentu, maka dari itu saya juga memiliki mimpi agar UII dan UIN bisa bekerjasama bagaimana membuat standar untuk perguruan tinggi yang menggunakan label Islam.” Tandasnya.(sumber: uii.ac.id)

IMG_20170427_090537   IMG_20170427_092613

2016-12-16-standar-mutu-uii-lampaui-standar-nasionalWakil Rektor I Universitas Islam Indonesia (UII), Dr. Ing. Ir. Ilya Fadjar Maharika, MA., IAI. mengajak segenap pimpinan di lingkungan UII untuk dapat mencermati kembali definisi dari kualitas standar mutu perguruan tinggi. Menurutnya, kualitas bukan sekedar dimaknai dalam definisi yang abstrak, namun bagaimana mendefinisikannya susuai standar pemerintah dan memahami apa tujuan dari standar tersebut.

Disampaikan Dr. Ing. Ilya Fadjar Maharika, saat membuka Audit Mutu Internal (AMI) UII Periode 2016, di Gedung Prof. Dr. Sardjito, Jum’at (16/12), standar pemerintah melalui Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan Tinggi (SPMI PT) saat ini direspon UII melalui pengembangan standar mutu Mercy of God. Standar baru UII ini lebih dari standar nasional, bahkan beberapa di antaranya telah menerapkan standar internasional.

”Jadi kiranya wajar bila saat audit nanti masih terdapat temuan atau ketidaksesuaian oleh auditor. Hal ini yang justru kemudian dipahami perlunya upaya perbaikan,” tutur Dr. Ing. Ilya Fadjar Maharika di hadapan Pimpinan Fakultas, Program Studi, Pengelola Program, Kepala Badan dan Direktur di lingkungan UII.

Selain itu disampaikan Dr. Ing. Ilya Fadjar Maharika, mendefinisikan kualitas hendaknya tidak sekedar melihat standar saja, tetapi juga perlu memahami apa tujuan dari standar tersebut. Apakah quality yang kita bangun sudah dapat membahagiakan kita di dunia dan di akherat kelak.  Menurutnya, dengan hal ini kualitas akan menjadi sangat personal, dimana perhatian tidak hanya tertuju pada borang. “Tetapi bagaimana kita mempunyai kewajiban untuk membina, mendidik dan melayani,” tuturnya.

Lebih lanjut disampaikan Dr. Ing. Ilya Fadjar Maharika, diselenggarakannya AMI UII Periode 2016 juga bukan sekedar menerapkan upaya standar baru, tetapi bagaimana menemukan potensi, baik itu kekuatan maupun kelemahan dari kita. Hendaknya hal ini dapat direspon sebagai perbaikan menyeluruh, dunia dan akherat. “Jangan hanya menjadi alat atau instrumen, karena kita tidak akan mendapatkan lompatan yang signifikan,” paparnya.

Sementara disampaikan Kepala Badan Penjaminan Mutu UII, Kariyam, S.Si, M.Si., konsep dalam AMI UII antara lain yakni menemukan peluang perbaikan. Selain itu juga menjadi pengawasan dalam menentukan analisis penyebab ketidaksesuaian rencana perbaikan dan atau rencana pencegahan. AMI juga digunakan sebagai mitra auditee (pimpinan unit) dalam peningkatkan sistem dan standar mutu. (sumber: www.uii.ac.id)

IMG_20160902_124513Badan Penjaminan Mutu UII terus berupaya untuk mengawal UII dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitasnya terutama pada penyusunan standar UII Mercy of God. Mercy of God merupakan akronim dari berbagai aspek yang akan menjadi Standar UII, aspek-aspek tersebut adalah M (Management Organization), E (Education), R (Research), C (Community Service), Y (Yield of Service), O (Output), F (Facilities), G (Governance), O (Outcome & Cooperation) dan D (Dakwah Islamiyah).

Dalam upaya pengawalan terhadap standar UII tersebut, BPM UII melakukan kunjungan studi banding ke Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang terkait dengan pengintegrasian nilai-nilai Keislaman dalam Sistem Penjaminan Mutu dan Universitas Brawijaya Malang terkait dengan benchmarking praktik baik di bidang Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi pada Jum’at (2/9).

Dalam kunjungan ke UIN Malang, rombongan BPM UII yang terdiri dari 7 orang peserta dipimpin oleh Kepala BPM UII, Kariyam, S.Si, M.Si, disambut oleh Wakil Rektor II, Dr. H. Sugeng Listiyo Prabowo, M. Pd di ruang Rektor UIN Malang. Disampaikan Wakil Rektor II UIN Malang bahwa antara UII dan UIN Malang telah terjalin hubungan yang erat. “Kita dulu pernah ke UII belajar Penjaminan Mutu, sekarang UII yang berkunjung ke UIN. Kita sama-sama sharing” ujarnya.

Sementara, Kariyam, S.Si, M.Si selaku Kepala BPM UII mengatakan tujuan pihaknya ke UIN Malang ingin mengetahui bagaimana pengintegrasian nilai-nilai Keislaman dalam Sistem Penjaminan Mutu di UIN Malang. Hal ini kemudian ditanggapi dengan presentasi tentang standar kurikulum Ulul Albab Berbasis KKNI oleh Dr. Abdul Malik Karim A., M.PdI dan didampingi oleh Rosihan Aslihudin, S.Sos, MAB, Lembaga Penjaminan Mutu UIN Malang.

Ciri utama dari sosok Ulul Albab yaitu memiliki kekokohan akidah dan kedalaman spiritual, memiliki komitmen terhadap akhlak yang mulia, memiliki keluasan ilmu, dan memiliki kematangan profesional.

Selesai dari UIN Malang, rombongan BPM UII melanjutkan kunjungannya ke Universitas Brawijaya (UB) Malang. Rombongan BPM UII diterima oleh Ketua Pusat Jaminan Mutu UB, Ir. Achmad Wicaksono, M.Eng, Ph.D, Kabid Monev PHK, Prof. Dr. Ir. Hartutik, M.P, anggota Monev PHK, Nila Firdausi Nuzula, S.Sos, M.Si, Ph.D, anggota bidang SPMI, Dr. Shinta Hadiyantina, SH, MH.

Dalam presentasinya, Ketua Pusat Jaminan Mutu UB Malang menyampaikan bahwa sistem penjaminan mutu yang ditetapkan di UB Malang adalah sistem blanded (campuran). Standar mutu UB Malang mengacu pada Peraturan Menteri Ristek Dikti No. 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi, dan standar mutu berbasis Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT).

IMG_20160902_095421  IMG_20160902_150229

IMG_20160902_152215

Rombongan BPM UII bersama Wakil Rektor II UIN Malang (kiri atas), Diskusi antara BPM UII dengan PJM UB (kanan atas), Rombongan BPM UII bersama Ketua PJM UB (bawah).

workshop_standar_UIISebagaimana ditetapkan dalam Permendikbud No. 50 Tahun 2014 Pasal 1(1), Mutu Pendidikan Tinggi adalah ketika penyelenggaraan pendidikan tinggi sesuai dengan Standar Pendidikan Tinggi yang terdiri atas SN Dikti (Standar Nasional Pendidikan Tinggi) dan Standar Pendidikan Tinggi yang ditetapkan oleh Perguruan Tinggi (PT). Selain itu, Mutu Pendidikan Tinggi juga merupakan pencapaian visi, misi dan tujuan pendidikan, kompetensi lulusan dan standar akademik yang telah ditetapkan oleh institusi Perguruan Tinggi.

Berdasarkan hal tersebut UII terus berupaya mengembangkan dan meningkatkan kualitasnya dengan menyusun Standar Mutu yang baru yang diberi nama Mercy of God. Sebagaimana dijelaskan oleh Kepala Badan Penjaminan Mutu (BPM) UII Kariyam, S.Si.,M.Si., dalam Workshop Pengembangan dan Penyusunan Standar Universitas Islam Indonesia “Mercy of God” yang diselenggarakn di Hotel Puri Asri Magelang pada Senin-Selasa (29-30/08), Mercy of God akan menjadi Standar Mutu UII yang baru sebagai jaminan kualitas dari UII kepada stakeholder.

“Standar ini menjadi jaminan bagi stakeholder UII bahwa UII akan memberikan yang terbaik. Kita berharap Mercy of God ini akan menghasilkan luaran yang baik dan mampu menjadikan UII sebagai Perguruan Tinggi yang unggul dan sejajar dengan perguruan tinggi di negara-negara maju”.Ujar Kariyam.

Mercy of God adalah akronim dari berbagai aspek yang akan menjadi Standar Mutu UII, aspek-aspek tersebut adalah M (Management Organization), E (Education), R (Research), C (Community Service), Y (Yield of Service), O (Output), F (Facilities), G (Governance), O (Outcome & Cooperation) dan D (Dakwah Islamiyah).

Rektor UII Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc. yang turut hadir memberikan arahan dalam penyusunan Standar Mutu UII yang baru tersebut, ia menyampaikan bahwa tujuan disusunnya standar UII yang baru adalah sebagai upaya melanjutkan perjuangan para pendiri UII yaitu mendidik cendekiawan muslim yang berilmu amaliah dan beramal ilmiah.

“Dulu para pendiri UII memiliki tujuan yang sangat mulia yaitu menjadikan sarjana muslim yang berilmu amaliah dan beramal ilmiah, hari ini adalah usaha kita untuk meneruskan perjuangan itu.” Papar Dr. Harsoyo

Sumber: www.uii.ac.id

Tahun 2015 adalah awal implementasi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang menjamin keberlangsungan sirkulasi bebas dalam hal foods, services, investment, capital,  dan skilled labour.  Dua bidang yang sangat erat dengan dunia pendidikan dan berpotensi mempengaruhi sistem penjaminan mutu pendidikan tinggi yaitu services dan skilled labour. Sementara itu, sejumlah regulasi pemerintah yang dikeluarkan tahun 2014 dan dipastikan mempengaruhi Sistem Penjaminan Mutu diantaranya yaitu Permendikbud Nomor 49 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti), Permendikbud Nomor 50 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi (SPM Dikti), dan Permendikbud Nomor 87 yang mengatur tentang Sistem Akreditasi Nasional (SAN) untuk program studi dan institusi.

Bagaimana dan apa pilihan UII dalam menyambut dan menyikapi berbagai tantangan tersebut?  Badan Penjaminan Mutu (BPM) sesuai dengan fungsi dan peran keberadaannya, saat ini sedang merancang ulang model SPM dan mengembangkan perangkat dokumen SPM yang sudah ada.  Aktifitas peningkatan kualitas perangkat dokumen sistem, salah satunya dilakukan dengan mensinkronkan dokumen sistem yang sudah dimiliki dengan dokumen sistem yang dipersyaratkan untuk penjaminan mutu pendidikan tinggi, setidaknya setara dengan penjaminan mutu pendidikan tinggi di tingkat regional Asean.  Tiga komponen utama SN Dikti adalah Standar Pendidikan, Standar Penelitian, dan Standar Pengabdian Kepada Masyarakat, yang masing-masing diuraikan dalam delapan ruang lingkup. Sejauh ini dokumen sistem yang dimiliki UII sudah mencakup dan melebihi tiga komponen standar utama sebagaimana dipersyaratkan dalam SN Dikti, baik dalam bentuk dokumen peraturan akademik ataupun tertuang dalam standar dan prosedur mutu.

Proses pengembangan dan peningkatan Standar Mutu Pendidikan Tinggi yang sesuai dan khas bagi UII, saat ini masih terbuka untuk dikritisi, dan baru pada tahap mengidentifikasi sepuluh standar utama yaitu, (1) Standar Manajemen Organisasi (Managerial/M), (2) Standar Pendidikan (Education/E), (3) Standar Penelitian (Research/R), (4) Standar Pengabdian Kepada Masyarakat (Community/C), (5) Standar Dakwah Islamiyah (Y), (6) Standar Lulusan (Output/O), (7) Standar Umpan Balik (Feedback/F), (8) Standar Tata Kelola (Governance/G), (9) Standar Hasil (Outcome/O), dan (10) Standar Kepuasan Stakeholder (D).  Untuk memudahkan dalam mengingat, maka sepuluh Standar Mutu UII yang sedang disusun ulang ini akan disingkat dengan MERCY OF GOD.  Setiap standar utama ini memilki beberapa ruang lingkup, dan setiap ruang lingkup akan diuraikan menjadi suatu rangkaian proses kegiatan yang dilengkapi dengan kriteria minimal yang harus dicapai oleh penanggungjawab serta unit pelaksana proses kegiatan.  Pemikiran cemerlang dari seluruh unit sangat diharapkan untuk mengisi, mempertajam, membumikan, dan memberikan warna indah pada rangkaian proses kegiatan SPM ini, dengan muara pada kenyamanan mengimplementasikan sistem manajemen mutu yang telah disepakati bersama.  Berbagai aspek yang dihasilkan dari evaluasi, pencermatan, analisis, ataupun dari pengamatan, dapat ditambahkan dalam rincian setiap ruang lingkup standar.  Dimensi mutu yang bervariasi dan dinilai tidak lagi sesuai dengan kondisi saat ini atau bahkan tidak sesuai hingga beberapa periode ke depan atau dinilai telah menyimpang implementasinya dari cita-cita luhur UII, sangat terbuka lebar diberikan solusi dan diperbaiki untuk didaftarkan dalam untaian standar mutu yang perlu dikawal.

Penyajian standar mutu yang sederhana (simple) agar mudah dipahami dan diterapkan, kegiatan mutu yang lebih cepat dalam mencapai tujuan (faster), dan parameter mutu yang lebih baik dalam memberikan hasil (better), diharapkan akan membahagiakan bagi pelakunya.  Disamping standar mutu yang simple, faster, dan better, maka standar mutu juga diupayakan komprehensif, handal, dan tangguh terhadap perubahan eksternal yang demikian dinamis dan cepat. Pemenuhan bahkan pelampauan atas Standar Mutu inilah yang dipersyaratkan dalam SAN, SPM Dikti maupun SN Dikti, ketika Prodi ataupun Institusi mau melakukan suatu akreditasi.  Tentu bukan semata karena tuntutan eksternal sebuah sistem mutu harus diperkuat, melainkan justru komitmen untuk senantiasa meningkatkan budaya mutu di seluruh unit sesuai dengan fungsi dan peran keberadaan unit tersebut jauh lebih bermakna.

Mengawal dan menjamin implementasi sistem manajemen mutu di lebih dari 200 unit, merupakan salah satu fungsi keberadaan Badan Penjaminan Mutu UII.   Komitmen tinggi dari setiap pemegang amanah dengan sinergi dan dukungan kuat dari seluruh hamba Allah yang bekerja tulus di UII semata untuk beribadah, merupakan salah satu kunci keberhasilan implementasi Sistem Manajemen Mutu.  Insya Allah setiap kita dapat berkontribusi positif dalam turut mewujudkan UII sebagai rahmatan lil’alamin.

Allah SWT tidak membebani seseorang, melainkan sesuai dengan kesanggupannya.  Semoga hari ini lebih baik dari hari kemarin, dan semoga hari esok lebih baik dari hari ini, aamiin.