Tag Archive for: belmawa dikti

Dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII), Nandang Sutrisno, SH., LL.M., M.Hum., Ph.D. yang juga Rektor pada periode 2017-2018, menjadi narasumber dalam Seminar Budaya Mutu Perguruan Tinggi yang diselenggarakan oleh Direktorat Penjaminan Mutu, Ditjen Belmawa di Ternate.

Seminar yang diadakan pada akhir Oktober 2018 di Ternate tersebut, diikuti oleh para pimpinan perguruan tinggi dan pimpinan penyelenggara perguruan tunggi se-Maluku, Maluku Utara dan sekitarnya. Dalam kesempatan ini Nandang Sutrisno sharing best practice tentang membudayakan penjaminan mutu di UII.

Di hadapan peserta seminar, Nandang Sutrisno memaparkan perkembangan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) di UII, mulai dari awal sampai perkembangan terakhir. UII sendiri telah mengembangkan standar dengan akronim MERCY OF GOD.

“MERCY OF GOD terdiri dari 10 standar dan dielaborasi dalam 99 cakupan standar. Standar utama dalam MERCY OF GOD yakni mencakup Managerial, Education, Research, Community, Dakwah Islamiyah, Output, Feedback, Governance, Outcome dan Kepuasan Stakeholder,” jelasnya.

Nandang Sutrisno juga menyampaikan akreditasi internasional yang berhasil diraih oleh Prodi-Prodi di UII, yakni Arsitek, Teknik Sipil, Teknik Lingkungan, dan Akuntansi serta Kimia. Disampaikan juga bahwa beberapa Prodi yang lain saat ini juga sedang berproses, termasuk untuk sertifikasi ke AUN QA.

Pada acara yang sukses digelar dengan panitia lokal Universitas Khairun Ternate ini, berbagai raihan prestasi UII mutakhir juga disampaikan Nandang Sutrisno. Ia menegaskan, kesemua raihan tersebut merupakan hasil upaya UII terus menerus dari waktu ke waktu.

Kata kuncinya menurut Nandang Sutrisno, keberhasilan UII adalah budaya mutu yang sudah dijalani secara konsisten terus menerus, berupaya meningkatkan mutu secara berkelanjutan (continous improvement).

”Apa yang kami lakukan sebagai wujud sumbangsih UII untuk perkembangan pendidikan tinggi di tanah air. Merupakan perwujudan dari visi UII yang rahmatan lil’alamin,” tandasnya. Sumber: uii.ac.id

Universitas Islam Indonesia (UII) memperoleh apresiasi dari Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kemenristekdikti berkenaan dengan penerapan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI). Penghargaan berupa plakat dan sertifikat diserahkan oleh Direktur Penjaminan Mutu, Prof. Aris Junaidi kepada Rektor UII, Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D., pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-23, di Pekanbaru, Sabtu (10/8).

Sebelumnya, sebanyak 16 perguruan tinggi masuk dalam nominasi dan dilakukan visitasi. Namun dalam rapat pleno Tim Pengembang SPMI memutuskan hanya ada 10 penerima apresiasi sesuai dengan bentuk perguruan tinggi yaitu; 4 Universitas, 3 Politeknik, 1 Sekolah Tinggi, dan 2 Akademi.

Penghargaan ini diberikan secara selektif kepada perguruan tinggi bukan PTN-BH dan terakreditasi peringkat A atau B yang telah mengisi instrumen pemetaan SPMI online tahun 2018, penerima apresiasi telah divisitasi dan diverifikasi kelengkapan dokumen SPMI, serta direview kesesuaian penerapannya oleh tim Pengembang SPMI. Apresiasi diberikan sebagai upaya Kemenristekdikti memotivasi dan mendorong tumbuhnya budaya mutu di perguruan tinggi.

Disampaikan Rektor UII, Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. setelah visitasi untuk validasi apa yang telah diisikan dibandingkan dengan apa yang ada dilapangan, UII masuk bersama tiga perguruan tinggi lainnya. Empat perguruan tinggi inilah yang mendapatkan apresiasi dari Kemenristekdikti.

“Mudah-mudahan hal ini memicu UII untuk dapat lebih baik lagi dalam melakukan Penjaminan Mutu Internal. Pada ujungnya adalah proses yang terstandar dan alumni yang lebih berkualitas,” ungkap Rektor ketika berbincang di ruang kerjanya pada Selasa (14/8).

Fathul Wahid menuturkan, UII termasuk pioneer dimana sejak tahun 1999 Penjaminan Mutu Internal telah diterapkan. Dalam dua tahun terakhir, UII juga membina beberapa mitra dalam hal Penjaminan Mutu Internal. “Mudah-mudahan menjadi indikator bahwa kita dipercaya oleh pemerintah dan publik untuk memberikan sesuatu dan berbagi pengalaman,” ujarnya. Sumber: www.uii.ac.id

Penjaminan mutu sebagai salah satu cara untuk menjawab berbagai permasalahan pendidikan tinggi di Tanah Air. Beberapa permasalahan yang dihadapi perguruan tinggi swasta (PTS) diantaranya adalah peningkatan status akreditasi Program Studi (Prodi) dan peningkatan kualitas sistem penjaminan mutu (SPM) yang dimilikinya. Agar bisa bersaing, tidak sedikit PTS perlu mendapat dorongan dalam memajukan program studi di lingkungannya.

Sebagaimana tergambar dalam pelaksanaan Lokakarya Pengembangan SPM dan Peningkatan Status Akreditasi Prodi yang digelar Badan Penjaminan Mutu (BPM) UII di Universitas PGRI Semarang (UPGRIS), pada Selasa hingga Kamis, 24-26 April 2018. Lokakarya ini merupakan rangkaian dari kegiatan Program Asuh PT Unggul, Direktorat Penjaminan Mutu, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kemenristek Dikti.

“Kami datang ke UPGRIS bukan sebagai perguruan tinggi pengasuh, namun untuk membuka dialog, untuk sharing best practice, dengan harapan ada hasil yang nyata seperti peningkatan status akreditasi,” ujar Wakil Rektor I UII, Dr.-Ing. Ir. Ilya Fadjar Maharika, MA, IAI.

”Bagi kami itu menjadi target utama dan bagi UII menjadi value. Kami berharap proses yang berkembang selanjutnya akan menjadi mutual collaboration dalam ranah yang lain, misalnya untuk riset dan pemetaan tenaga ahli,” imbuh Ilya Fadjar Maharika yang juga Wakil Rektor I UII.

Sementara Rektor UPGRIS, Dr. Muhdi, SH., M.Hum. mengucapkan terima kasih kepada UII yang telah berkenan memilih UPGRIS sebagai universitas yang akan diasuh dalam implementasi Program Asuh PT Unggul. “Kami bersyukur dan berbahagia dapat belajar dengan UII. Kami ingin meningkatkan status akreditasi yang sudah ada ke tahap akreditasi yang lebih tinggi,” ujarnya.

Menurut Muhdi, UPGRIS selalu berupaya menempatkan perguruan tinggi-perguruan tinggi yang baik sebagai contoh. UPGRIS ingin belajar terhadap UII tentang nilai-nilai yang menyemangati UII bisa seperti sekarang ini, yang tentunya dilakukan dengan by design.

“Kalau PTN (Perguruan Tinggi Negeri) akreditasinya A itu sudah semestinya, malah target akreditasi PTN yaitu akreditasi internasional. Tapi anehnya PTS malah ada yang sudah melampaui itu, contohnya UII telah memiliki empat Prodi terakreditasi internasional,” ujar Muhdi. (SNA)