Tag Archive for: uii

Universitas Islam Indonesia (UII) menerima kunjungan dari Universitas Sunan Giri (UNSURI) dalam rangka studi banding tentang manajemen pendidikan. Dalam kunjungan ini, 22 (dua puluh dua) rombongan UNSURI diterima Sekretaris Eksekutif UII, Dr. Raden Bagus Fajriya Hakim, S.Si., M.Si., di Gedung Kuliah Umum Prof. dr. M. Sardjito UII, pada Senin (14/1).

Dalam pertemuan tersebut juga tampak hadir sejumlah pimpinan UII, yakni Kepala Badan Penjaminan Mutu, Kariyam, S.Si., M.Si., Direktur Pengembangan Akademik, Dr. Jaka Nugraha, S.Si., M.Si., Direktur Layanan Akademik, Dr. Drs. Hujair A. H. Sanaky, M.Si., Kepala Badan Sistem Informasi, Mukhammad Andri Setiawan, S.T., M.Sc., Ph.D., Direktur Sumber Daya Manusia, Ike Agustina, S.Psi., M.Psi., serta Direktur Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Dr. Eng. Hendra Setiawan, S.T., M.T.

Pada topik diskusi tentang penjaminan mutu di lingkungan universitas, Kariyam mengatakan bahwa sebelum negara memiliki badan akreditasi, UII sudah mempunyai standar manajemen pendidikan sendiri. Hal ini terjadi karena UII berkomitmen berpegang teguh kepada cita-cita para pendiri, yakni menjadi universitas terbaik setara di negara maju.

Disampaikan Kariyam, sebelum negara memiliki standar akreditasi, UII sudah memulai standar penjamin mutu menggunakan ISO. “UII selalu berpegang teguh dengan landasan yang telah dibangun oleh para pendiri, yaitu sebagai sebuah sekolah tinggi dengan landasan nilai keagamaan, keilmuan dan kebangsaan dengan komitmen untuk menjadi rahmatan lil ‘alamin,” ungkapnya.

Dalam pertemuan, juga banyak didiskusikan mengenai pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM), akademik, penelitian dosen, dan pengembangan Sistem Informasi. Disampaikan Mukhammad Andri Setiawan, saat ini sistem informasi menjadi bagian penting dari sebuah universitas. “Untuk saat ini, tanpa sistem informasi yang baik, universitas bukan hanya akan tertinggal, bahkan akan mati,” ujarnya.

Kepala BAUK Bidang SDM, Iwan Wahyu Susanto, S.T., M.M. berharap melalaui kunjungan yang dilakukan, UNSURI dapat bercermin dari UII sebagai perguruan tinggi swasta Islam. Harapannya para delegasi mampu belajar dan bertanya sebanyak-banyaknya sehingga bisa ditindak lanjuti nantinya. “Kami berharap dengan kunjungan ini mampu belajar dan menimba ilmu dari UII,” ujarnya. Sumber: uii.ac.id

Penjaminan mutu bagi perguruan tinggi saat ini telah menjadi kebutuhan. Dalam perjalanannya, perguruan tinggi yang berkualitas akan menghadapi berbagai permasalahan. Guna menguatkan kualitas yang telah ada pada program studi Manajemen, Universitas Trunojoyo Madura (UTM) melakukan studi banding ke UII. Delegasi UTM dipimpin oleh Dr. Muhammad Alkirom Wildan, S.E., M.Si. selaku Ketua prodi Managemen UTM yang diterima Kariyam, S. Si., M. Si., selaku Kepala Badan Penjaminan Mutu UII dan didampingi oleh Dr-Ing. Ir. Ilya Fadjar Maharika, MA. IAI., selaku Kepala Badan Perencanaan dan Pengembangan UII di Ruang Sidang Gedung Perpustakaan Pusat UII (11/1).

Dalam sambutannya, Muhammad Alkirom Wildan mengatakan sebagai salah satu perguruan tinggi di Madura, pihaknya merasa perlu adanya peningkatan standar penjaminan mutu. Hal ini sejalan dengan perkembangan zaman yang masif perlu adanya penyesuaian namun tetap pada standar pendidikan yang telah ada.

“UII menjadi salah satu perguruan tinggi yang memiliki mutu kegiatan belajar mengajar yang bagus, kami rasa dengan kunjungan ini dapat menjadi pembelajaran bagi kami dalam meningkatkan mutu pengajaran,” ungkapnya yang juga alumni S1 Managemen UII.

Sementara itu, Kepala BPM UII, Kariyam, M.Si menerangkan saat ini standar penjaminan mutu di UII menggunakan pola kombinasi parameter dari DIKTI dan dari UII sendiri. Komponen utama standar nasional DIKTI adalah standar pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada msyarakat, yang masing-masing diuraikan dalam delapan ruang lingkup. Sejauh ini dokumen sistem yang dimiliki UII sudah mencakup dan melebihi tiga komponen standar utama yang dipersyaratkan DIKTI.

“Pada tahun 2016, UII membuat standar penjaminan mutu sendiri atas dasar seringnya pergantian peraturan penjaminan mutu, dengan sebuah akronim MERCY OF GOD (Management of Organization, Education, Research, Community Services, Yield of Services, Output, Facilities, Governence, Outcome & Corporation, dan Da’wah Islamiyah),” ungkap Kariyam.

Ia juga menyebut selama 2 tahun berturut-turut sejak 2017, UII berhasil meraih predikat emas pada ajang SNI Award.

Sedangkan Ilya Fadjar prestasi yang diraih UII tersebut menjadi cambuk untuk terus berupaya meningkatkan mutu pendidikan saat ini. “SNI Award menjadi tantangan tersendiri bagi kami agar terus berupaya meningkatkan penjaminan mutu di lingkungan univeritas tingkat nasional. Bahkan menjadi hal yang mungkin saja mendapat pengakuan internasional, semoga,” ungkapnya.

Di akhir kunjungan rombongan UTM menyempatkan waktunya bekeliling Perpustakaan UII. Rombongan kemudian mencoba SNI corner yang ada di perpustakaan. SNI corner ini menyajikan data bagi sivitas akademik guna mencari data standardisasi suatu produk. (ENI/ESP). Sumber: uii.ac.id

Universitas Islam Indoensia (UII) secara konsisten telah serius mengembangkan budaya mutu sebagai ciri khas yang menonjol. Budaya mutu ini telah dimulai sejak tahun 1999, bahkan jauh sebelum pemerintah menginisiasinya lewat peraturan perundang-undangan terhitung pada tahun 2003. Sebagai wujud komitmen mempertahankan budaya mutu, UII melalui Badan Penjaminan Mutu (BPM) mengadakan Rapat Tinjauan Manajemen Sistem Penjamin Mutu Universitas (RTM SPMU) setiap tahunnya.

Sebagaimana tergambar dalam RTM SPMU yang berlangsung pada Selasa (18/12) di Ruang Audiovisual, Gedung Perpustakaan Moh. Hatta UII. Acara tersebut dihadiri segenap pimpinan UII, mulai dari rektor hingga wakil rektor, pimpinan fakultas, prodi, hingga direktorat serta kepala badan.

Rektor UII, Fathul Wahid, M.Sc., Ph.D dalam sambutannya mengatakan dalam ilmu sosiologi, evaluasi sistem penjaminan mutu merupakan salah satu cara untuk meningkatkan eksistensi organisasi. Untuk itu, meski berlangsung secara rutin, acara tersebut sangat penting dan perlu terus dipertahankan.

Ia juga menyitir sebuah hadis riwayat Ahmad yang berbunyi, “Selayaknya, orang yang berakal sehat memiliki empat waktu, yaitu waktu untuk bermunajat, waktu untuk bertafakur, waktu untuk bermuhasabah, dan waktu untuk memenuhi kebutuhan hidup”.

Evaluasi mutu termasuk dalam lingkup muhasabah. Berkaca dari hadis itu, ia berharap segenap pimpinan dan manajamen memahami kebutuhan untuk menjaga budaya mutu di lingkungan perguruan tinggi.

Sementara itu, Kepala BPM UII Kariyam, M.Si dalam pemaparannya menyampaikan hasil rekapitulasi yang dilakukan selama proses audit. Audit mutu internal yang dijalankan unitnya bertujuan memastikan seluruh proses sesuai prosedur dan seluruh output sudah berjalan sesuai dengan jadwal dan standar yang ditetapkan. Ia juga menyampaikan ungkapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas sinergi antara auditee maupun auditor.

Dalam acara tersebut, para peserta juga diajak mengevaluasi capaian yang dirasa perlu untuk ditingkatkan. Hasil diskusi di antara peserta menjadi masukan berharga untuk melakukan tindakan perbaikan dari kekurangan yang ada. Sumber: uii.ac.id

Berikut adalah link materi RTM SPMU UII 2018 yang dilaksanakan pada Selasa, 18 Desember 2018:

Silakan unduh materi di link berikut: Materi RTM 2018

UII menerima anugerah emas SNI Award 2018 yang diberikan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN). Ini adalah kali kedua UII mendapatkan anugerah emas di even penghargaan tersebut. Pada tahun 2017, UII pertama kali mengikuti SNI Award dan langsung memboyong anugerah emas. SNI Award sendiri merupakan penghargaan tertinggi dari pemerintah Republik Indonesia kepada organisasi yang dinilai telah menjalankan sistem manajemen operasional yang baik dan telah menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) secara konsisten. Pemberian penghargaan SNI Award pada tahun ini adalah yang ke-14 kalinya sejak pertama kali diselenggarakan di tahun 2005.

Malam penyerahan penghargaan berlangsung di Hotel Intercontinental, Jakarta pada Rabu (21/11). Rektor UII, Fathul Wahid, M.Sc., Ph.D menerima penyerahan penghargaan dari Kepala BSN, Bambang Prasetya.

Fathul Wahid, M.Sc., Ph.D menyampaikan bahwa raihan ini adalah apresiasi BSN untuk warga UII. “Kita patut bersyukur, yang diikuti kerja keras lanjutan untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas proses bisnis”, ungkapnya didampingi Kariyam, M.Si selaku Kepala Badan Penjaminan Mutu UII.

Dari 56 peserta penerima penghargaan, hanya 7 organisasi pendidikan tinggi yang mendapatkan anugerah. Empat perguruan tinggi tersebut yakni Akademi ATK Yogyakarta, Universitas Negeri Yogyakarta, dan Universitas Negeri Makassar mendapat anugerah perak. Sementara UII bersama dengan Universitas Surabaya dan Unika Atma Jaya Jakarta mendapatkan anugerah emas.

Sementara Kariyam, M.Si menambahkan, “Anugerah ini adalah hasil kerja kolektif, selamat untuk UII”.

Organisasi yang mendaftar SNI Award, dari tahun ke tahun mengalami perubahan. Pada tahun 2015, sebanyak 151 organisasi yang mendaftar. Pada tahun 2016, sebanyak 108 organisasi/perusahaan. Pada tahun 2017, sebanyak 126 organisasi/perusahaan.

Tercatat 208 peserta dari kalangan organisasi maupun perusahaan yang turut berpartisipasi di SNI Award 2018. 121 di antaranya lolos verifikasi administrasi dan hanya 71 yang dilanjutkan dengan tahap visitasi lapangan.

Kepala BSN, Bambang Prasetya mengatakan proses penilaian SNI Award dilakukan secara ketat oleh tim juri yang diketuai pakar ekonomi Rhenald Khasali dengan beranggotakan 19 orang yang ahli di bidang standardisasi dan penilaian kesesuaian. Para juri berasal dari industri, pemerintah, perguruan tinggi, asosiasi maupun pakar management, good goverment, sosial ekonomi, dan financial.

Ditambahkan Bambang Prasetya, SNI Award diharapkan dapat menjadi acuan organisasi untuk meningkatkan kinerja organisasi. Hal ini karena SNI Award menilai berbagai aspek yang dapat mendorong kemajuan organisasi dalam mewujudkan kinerja yang lebih baik, termasuk manajemen dan kepemimpinan, fokus pada pelanggan, pengembangan sumberdaya, pengelolaan/realisasi produk, dan hasil bisnis.

SNI Award memiliki empat peringkat penghargaan yakni perunggu, perak, emas, dan platinum. Tahun ini, BSN memberikan anugerah 8 perunggu, 27 perak, 18 emas, 3 platinum, dan 1 grand platinum. Penghargaan Grand Platinum diberikan kepada organisasi yang tiga kali berturut-turut mampu mempertahankan peringkat platinum di SNI Award. Sumber: uii.ac.id

Dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII), Nandang Sutrisno, SH., LL.M., M.Hum., Ph.D. yang juga Rektor pada periode 2017-2018, menjadi narasumber dalam Seminar Budaya Mutu Perguruan Tinggi yang diselenggarakan oleh Direktorat Penjaminan Mutu, Ditjen Belmawa di Ternate.

Seminar yang diadakan pada akhir Oktober 2018 di Ternate tersebut, diikuti oleh para pimpinan perguruan tinggi dan pimpinan penyelenggara perguruan tunggi se-Maluku, Maluku Utara dan sekitarnya. Dalam kesempatan ini Nandang Sutrisno sharing best practice tentang membudayakan penjaminan mutu di UII.

Di hadapan peserta seminar, Nandang Sutrisno memaparkan perkembangan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) di UII, mulai dari awal sampai perkembangan terakhir. UII sendiri telah mengembangkan standar dengan akronim MERCY OF GOD.

“MERCY OF GOD terdiri dari 10 standar dan dielaborasi dalam 99 cakupan standar. Standar utama dalam MERCY OF GOD yakni mencakup Managerial, Education, Research, Community, Dakwah Islamiyah, Output, Feedback, Governance, Outcome dan Kepuasan Stakeholder,” jelasnya.

Nandang Sutrisno juga menyampaikan akreditasi internasional yang berhasil diraih oleh Prodi-Prodi di UII, yakni Arsitek, Teknik Sipil, Teknik Lingkungan, dan Akuntansi serta Kimia. Disampaikan juga bahwa beberapa Prodi yang lain saat ini juga sedang berproses, termasuk untuk sertifikasi ke AUN QA.

Pada acara yang sukses digelar dengan panitia lokal Universitas Khairun Ternate ini, berbagai raihan prestasi UII mutakhir juga disampaikan Nandang Sutrisno. Ia menegaskan, kesemua raihan tersebut merupakan hasil upaya UII terus menerus dari waktu ke waktu.

Kata kuncinya menurut Nandang Sutrisno, keberhasilan UII adalah budaya mutu yang sudah dijalani secara konsisten terus menerus, berupaya meningkatkan mutu secara berkelanjutan (continous improvement).

”Apa yang kami lakukan sebagai wujud sumbangsih UII untuk perkembangan pendidikan tinggi di tanah air. Merupakan perwujudan dari visi UII yang rahmatan lil’alamin,” tandasnya. Sumber: uii.ac.id

Universitas Islam Indonesia (UII) melalui Badan Penjaminan Mutu (BPM) kembali melaksanakan kegiatan Audit Mutu Internal untuk tahun 2018 di tingkat universitas dan fakultas. Pelaksanaan audit ini dijadwalkan berlangsung dari 26 Oktober dan berakhir pada 6 November 2018.

Rektor UII, Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. menuturkan Audit Mutu Internal dapat dimaknai sebagai ritual untuk menjaga eksistensi. “Ritual ini akan menjadi tidak bermakna ketika hanya sekedar untuk menggugurkan kewajiban,” pesannya saat membuka pelaksanaan Audit Mutu Internal pada Jumat (26/10), di Gedung Prof Dr. Sardjito UII.

Disampaikan Fathul Wahid, pelaksanaan kegiatan ini hendaknya dapat dimanfaatkan dengan baik. Mengutip sebuah Hadits, Fathul Wahid menyinggung pentingnya meluangkan waktu untuk mengaudit diri. “Audit merupakan sesuatu yang kontekstual. Orang yang berakal harusnya sensitif dengan jamannya (kontektualisasi),” paparnya.

Sementara disampaikan Kepala Badan Penjaminan Mutu UII, Kariyam, S.Si., M.Si., saat ini siklus yang dilaksanakan telah memasuki pada tahapan evaluasi. “Kegiatan ini untuk memastikan bahwa seluruh proses yang dilakukan telah sesuai dengan prosedur. Seluruh output yang dicapai sesuai dengan standar yang telah disepakati,” ungkapnya.

Kariyam melanjutkan, kegiatan ini juga untuk memastikan seluruh kegiatan akademik dan non akademik telah berjalan dengan baik, serta untuk menemukan informasi dan fakta kaitannya dengan pengambilan keputusan. “Ruang lingkup audit sama dengan tahun sebelumnya, mengacu pada standar sistem penjaminan mutu UII MERCY OF GOD, yang telah diterapkan tiga tahun terakhir,” tandasnya.

Lebih lanjut Kariyam menuturkan, Audit Mutu Internal merupakan kebutuhan bagi setiap unit dan hendaknya tidak menjadi sebuah beban. Bila setiap hari, cara bekerja kita diorientasikan pada mutu, tentunya akan menjadi kebiasaan dan menjadi budaya mutu. “Konsep dalam Audit Mutu Internal adalah menemukan peluang perbaikan, juga menjadi pengawasan untuk menemukan sesuatu yang dapat diperbaiki,” jelasnya. Sumber: uii.ac.id

Dalam menjaga prestasinya menjadi universitas swasta terbaik di Indonesia, Universitas Islam Indonesia (UII) selalu memperhatikan kualitas mutu pendidikan dan pelayanan di lingkungannya. Tujuan dari Sistem Penjamin Mutu (SPM) ini adalah untuk mewujudkan sistem manajemen universitas yang terstandar dan akuntabel. Sehingga UII mampu memaksimalkan pengabdiannya kepada stakeholder pengguna jasa perguruan tinggi, yakni masyarakat.

Hal ini relevan dengan kegiatan Badan Penjamin Mutu (BPM) UII yang mengadakan acara Induksi Sistem Penjaminan Mutu Bagi Pengemban Amanah di Lingkungan UII periode 2018-2022, yang diadakan di Gedung Kuliah Umum Sardjito. Acara yang diadakan pada Rabu dan Kamis (24,25/10) itu selain dihadiri oleh Rektor UII Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. beserta jajaran, para dekanat beserta jajaran; juga dihadiri oleh Prof. Akhmad Fauzy, S.Si., M.Si., Ph.D. sebagai Anggota Dewan Eksekutif Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT).

Fathul Wahid menerangkan bahwa jauh sebelum otorisasi standar mutu yang diwajibkan untuk seluruh perguruan tinggi, UII telah memulai penjaminan mutu dari tahun 1999. Karena penjaminan mutu yang dilakukan oleh UII timbul karena kesadaran yang diperoleh dalam proses belajar.

“SPM perlu dijadikan kesadaran bersama (collective awareness) untuk menjadi pijakan dan alat gerak bersama ke depan” tambah Fathul Wahid dalam sambutannya. Ia berharap bahwa para dekan yang hadir memiliki cita-cita yang sama, yaitu UII menjadi besar di masa depan.

Salah satu pesan yang disampaikan Akhmad Fauzi adalah bagaimana menyiapkan aspek inovasi dalam pendidikan dan pelayanan. Sebagai perwujudan sikap nyata perguruan tinggi menghadapi era digital. (APB) Sumber: uii.ac.id

Assalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh

Bapak dan Ibu Pejabat Struktural di lingkungan UII yang kami hormati,

Kami, selaku wakil dari manajemen, memfasilitasi komitmen Manajemen untuk meningkatkan kualitas kinerja institusi khususnya Pimpinan Universitas, Badan, dan Direktorat, dalam memberikan pelayanan terbaik kepada Bapak dan Ibu sebagai salah satu stakeholders yang sering bekerjasama dengan Manajemen.

Untuk kepentingan tersebut, kami membutuhkan informasi berupa penilaian tentang beberapa faktor terkait kinerja bidang Pengembangan Akademik dan Riset (WR 1), Bidang Sumber Daya dan Pengembangan Karir (WR 2), Bidang Kemahasiswaan, Keagamaan, dan Alumni (WR 3), dan Bidang Networking dan Kewirausahaan (WR 4). Informasi tersebut akan dipergunakan sebagai salah satu referensi dalam melakukan perbaikan secara berkelanjutan yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan stakeholders.

Informasi yang ada pada survei ini akan kami jamin kerahasiaannya dan hanya akan digunakan sesuai dengan tujuan di atas. Jumlah item yang harus diisi cukup banyak, tetapi kelengkapan jawaban untuk semua item dan pilihan jawaban yang benar-benar menggambarkan kondisi riil yang dialami selama ini akan mengoptimalkan kebermanfaatan dari hasil survei ini.

Pengisian survei silakan klik tautan berikut:

http://bit.ly/surveikinerjapimpinanUII

Kami mengucapkan terima kasih untuk partisipasi Bapak dan Ibu.

Wassalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh

Tim BPM

Universitas Islam Indonesia (UII) menerima kunjungan dari Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin dalam rangka studi banding pada Jum’at (19/10), di Gedung Rektorat UII. Pada pertemuan ini mendiskusikan tentang Badan Penjaminan Mutu di sebuah Universitas atau Perguruan Tinggi.

Badan Penjaminan Mutu (BPM) di sebuah Universitas atau Perguruan Tinggi merupakan sebuah sistem manajemen organisasi yang berbasis pada kualitas yang mampu memenuhi kebutuhan dan harapan para stakeholders atau para pemangku kepentingan.

Kariyam, S.Si., M.Si., Selaku Kepala Badan Penjaminan Mutu UII membuka diskusi dengan menjelaskan Sistem Penjaminan Mutu (SPM) yang diterapkan di UII. Ia menuturkan, saat ini UII menerapkan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan tinggi berdasarkan pada peraturan Permenristekdikti No.62 Th 2016 tentang SPM Dikti.

“Di dalam peraturan tersebut perguruan tinggi mempunyai tugas dan wewenang merencanakan, melaksanakan, mengendalikan dan mengembangkan SPM. Dan saat ini SPM UII dikenal dengan nama Standar MERCY OF GOD,” jelas Kariyam.

Kariyam menambahkan, Standar MERCY OF GOD mempunyai 10 Standars dengan 99 cakupan kerja. MERCY OF GOD terdiri dari Management of Organization, Education, Research, Community Services, Yield of Services, Output, Facilities, Governance, Outcome & Cooperation, dan Da’wah Islamiyah.

“Cakupan Sasaran mutu MERCY Of GOD ini, terbagi menjadi 3 yaitu Universitas, Fakultas dan Program Studi. Dan tiap tahunnya akan diadakan satu kali Audit Mutu Internal Kinerja Akademik,” paparnya,

Disampaikan Kariyam, dalam satu tahun akan diadakan satu kali Rapat tinjauan manajemen SPM Universitas Audit Mutu Internal. Dalam setiap Audit akan dilakukan pemaparan mengenai hasil audit mutu internal selama satu tahun dan akan dievaluasi mengenai kinerja proses, pencapaian sasaran, rencana, dan standar mutu.

“Setelah itu akan diberikan rekomendasi untuk peningkatan perbaikan di tahun berikutnya” ujar Kariyam.

Sementara, Dr. Ridha Darmawaty, M.Pd., selaku Sekretaris Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) UIN Antasari Banjarmasin mengaku sangat tertarik dengan topik pembahasan pada kunjungannya kekampus UII kali ini. Pihaknya Tertarik untuk bisa mencontoh standar SPM MERCY OF GOD UII.

“Namun tentunya dengan menyesuaikan sistem penjaminan mutu serta stuktur yang ada di UIN Antasari Banjarmasin,” ujarnya. Sumber: uii.ac.id