Tag Archive for: uii

UII Selenggarakan Rapat Tinjauan Manajemen SPM Universitas Hasil AMI 2018/2019.

UII Selenggarakan Rapat Tinjauan Manajemen SPM Universitas Hasil AMI 2018/2019.

Setelah berakhirnya kegiatan Audit Mutu Internal Kinerja Akademik dan Kinerja Unit Periode 2019, Universitas Islam Indonesia menggelar Rapat Tinjauan Manajemen Sitem Penjaminan Mutu Universitas (RTM SPMU). Rapat berlangsung di Gedung Kuliah Umum Prof. Dr. Sardjito UII, Senin (2/12), dan dihadiri oleh pimpinan di level Universitas, Fakultas, Jurusan, Prodi, Kepala Badan dan Direktur.

Disampaikan Rektor UII, Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D., dalam pembukaan rapat bahwa Rapat Tinjauan Manajemen Sitem Penjaminan Mutu Universitas (RTM SPMU) ini merupakan rangkaian dari Audit Mutu Internal, dan hasilnya akan didiskusikan sebagai bagian instropeksi diri untuk kemudian dilakukan perbaikan-perbaikan.

“RTM SPMU ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari rangkaian Audit Mutu Internal yang dikawal oleh BPM dan timnya. Dan audit kali ini agak berbeda karena menggunakan instrumen yang berbeda yang didasarkan pada standar akreditasi yang baru. Dan barangkali hasilnya nanti perlu kita diskusikan sebagai bagian instropeksi diri bagian mana yang masih kurang utk bisa kita perbaiki.” ujar Fathul Wahid.

Hal senada disampaikan oleh Kepala Badan Penjaminan Mutu UII, Kariyam, S.Si., M.Si., beliau menyampaikan melalui RTM SPMU ini harapannya akan dapat menentukan rekomendasi tindak lanjut untuk perbaikan.

“Siklus implementasi SPM kali ini sdh memasuki P ke tiga yaitu Pengendalian. Harapannya pada siang ini kita akan menentukan rekomendasi tindak lanjut, bisa jadi nanti tindaklanjutnya perbaikan dokumen atau implementasi atas SPM itu sendiri. Kali ini materinya baru sebagian kecil saja dari APS 4.0, jadi dari 9 kriteria itu blm seluruhnya digunakan oleh BPM pada audit kali ini, dan utamanya itu adalah dengan standar UII “MERCY OF GOD”. Dan unit audit pada tahun ini merupakan yang terbanyak selama BPM mengadakan audit yaitu sebanyak 257 unit yang diaudit.” paparnya.

RTM SPMU menghasilkan 21 rekomendasi rencana tindak lanjut hasil AMI 2019, diantaranya adalah kelengkapan dokumen formal terkait penjaminan mutu di tingkat UPPS. (S4S)

 

Badan Penjaminan Mutu (BPM) UII menyelenggarakan Audit Mutu Internal (AMI) universitas. Pembukaan AMI periode 2018/2019 dilaksanakan di lt. 3 Gedung Kuliah Umum (GKU) Prof. Dr. Sardjito Universitas Islam Indonesia pada Selasa (15/10). Acara ini dihadiri oleh Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D selaku Rektor UII, Kariyam S.Si., M.Si. sebagai Kepala BPM UII, wakil rektor serta pejabat struktural dan juga auditor di lingkungan UII.

“Saya ingin menggunakan waktu ini untuk menegaskan agar kita memperkuat landasan mengapa kita sangat perlu dalam melaksanakan audit ini karena ini sangat penting.” ucap Fathul dalam sambutannya.

Fathul juga menyampaikan salah satu hadits mengenai pembagian waktu bagi orang yang berakal. Dikatakan dalam sebuah hadits bahwa waktu kita itu terbagi menjadi empat yaitu yang pertama adalah waktu teologis yakni waktu untuk berhubungan dengan Allah. Yang kedua adalah waktu manajerial yakni waktu untuk audit atau untuk muhasabah.

Bagi individu kita bahkan bisa melakukan audit harian tetapi secara organisasional bisa dilakukan audit secara berkala. Yang ketiga yakni waktu riset akademik dan yang terakhir yakni waktu biologis yakni waktu waktu untuk memenuhi kebutuhan biologis kita seperti makan minum dan lain-lain.

“Salah satu ikhtiar kita yakni bagaimana mengemas audit organisasional, audit institusional, mempertanggung jawabkan apa yang kita lakukan, membuka peluang koreksi dan lain-lain. Kemudian kami juga berharap ibu bapak bisa bekerja sama dengan kami dengan pimpinan universitas untuk bersama menjalankan tugas memperbaiki peran agar nanti kita bisa mendapatkan hasil yang baik serta dapat melihat peluang kita ke depan dan diikhtiarkan untuk UII yang lebih baik.” ucapnya.

Sedangkan, Kariyam juga menjelaskan mengenai standar yang akan digunakan adalah standar penjaminan mutu dari UII yaitu MERCY OF GOD yang merupakan singkatan dari (1) Standar Manajemen Organisasi (Management/M), (2) Standar Pendidikan (Education/E), (3) Standar Penelitian (Research/R), (4) Standar Pengabdian Kepada Masyarakat (Community/C), (5) Yield of Service (Y), (6) Standar Lulusan (Output/O), (7) Fasilitas (Facilities/F), (8) Standar Tata Kelola (Governance/G), (9) Standar Hasil (Outcome/O), dan (10) Dakwah Islamiyah (D).

Kariyam juga menjelaskan beberapa capaian atas implementasi dari Sistem Penjaminan Mutu yaitu di antaranya adalah kelengkapan isian berkas-berkas AMI, sesuai hasil penilaian Auditor atas fakta implementasi SPM, kesesuaian atau validasi isi dokumen SPM dan ketepatan waktu pengiriman isian borang AMI sebelum visitasi ke unit. (DRD/ESP)

Sebagai upaya peningkatan implementasi Sistem Penjaminan Mutu (SPM) yang berkelanjutan, Universitas Islam (UII) melalui Badan Penjaminan Mutu (BPM) kembali menyelenggarakan Induksi Sistem Penjaminan Mutu bagi Kepala Laboratorium di lingkungan UII pada Jum’at (13/9) di Ruang Sidang GKU Prof. dr. Sardjito lantai 2.

Turut hadir Wakil Rektor Bidang Pengembangan Akademik dan Riset, Dr. Drs. Imam Djati Widodo, M.Eng.Sc., yang membuka sekaligus memberikan sambutan dalam kegiatan ini. Kegiatan induksi sendiri diisi oleh empat pemateri dari BPM yakni Kepala Badan Penjaminan Mutu, Kariyam, S.Si., M.Si., Ir. Rini Darmawati, M.T., selaku Kepala Bidang (Kabid) Audit Mutu Internal, Elyza Gustri Wahyuni, S.T., M.Cs., selaku Kabid Analisis Data, dan Ahmad Nurozi, S.H., M.Si., selaku Kabid Pengendali Sistem Mutu.

Kegiatan Induksi Sistem Penjaminan Mutu ini merupakan rangkaian kegiatan yang diselenggarakan oleh BPM. Mulai dari Rektorat, Dekan, Ketua Program Studi, Ketua Jurusan, dan sampai Kepala Laboratorium. Diharapkan dengan acara induksi ini akan ada persepsi yang sama mengenai sistem penjaminan mutu yang dikembangkan.

Imam Djati menyatakan bahwa sistem penjaminan mutu yang dibangun selama ini merupakan sistem penjaminan mutu yang memiliki ciri khas UII, yang merupakan kombinasi dari berbagai sistem penjaminan mutu yang sudah disepekati bersama dan sudah diimplementasikan di UII.

“Sistem penjaminan mutu ini harus kita jaga bersama, karena apapun yang kita lakukan, tentunya harus berbasis kepada proses, prosedur, maupun peraturan yang ada. Diadakannya kegiatan ini juga salah satunya untuk menghadapi audit, yang pada tahun ini audit juga dilakukan sampai ke Laboratorium,” ujar Imam Djati.

Sementara Kariyam selaku Kepala Badan Penjaminan Mutu juga menyampaikan terkait sistem penjaminan mutu di Perguruan Tinggi. Kariyam menyebutkan, beberapa materi dalam sistem penjaminan mutu sangat mungkin didukung kuat oleh proses aktivitas yang ada di laboratorium.

Menurutnya, berdasarkan pasal 51 ayat 1 Undang-undang tahun 2012 nomer 12, pendidikan tinggi bermutu, jika lulusan sebuah perguruan tinggi mampu mengembangkan potensinya dan bisa mengimplementasikan IPTEK di masyarakat, maka sudah bisa disebut sebagai perguruan tinggi yang bermutu.

“Saya kira laboratorium sudah seharusnya mengidentifikasi siapa saja pihak-pihak yang berkepentingan dengan laboratorium. Jika semua harapan stakeholders bisa dipenuhi, maka kita sudah bisa dibilang sebagai laboratorium yang bermutu,” pungkasnya.

Berbagai upaya secara konsisten dilakukan Universitas Islam Indonesia (UII) dalam hal peningkatan kualitas dan penjaminan mutu. Kali ini empat program studi (prodi) di UII secara bersamaan mendapat penilaian dari Lembaga ASEAN University Network on Higher Education for Quality Assurance (AUN-QA) ke-134. Ke empat prodi yang dinilai adalah pada undergraduate program (jenjang Strata 1), yakni Prodi Ilmu Ekonomi, Prodi Ilmu Hukum, Prodi Teknik Industri dan Prodi Psikologi.

AUN-QA memiliki tujuan menjamin kualitas pendidikan tinggi di negara-negara ASEAN. Selain itu juga bertanggung tanggung jawab mempromosikan jaminan kualitas lembaga pendidikan tinggi, meningkatkan kualitas pendidikan tinggi, dan berkolaborasi dengan badan regional dan internasional untuk kepentingan komunitas ASEAN.

Mengawali kunjungannya ke kampus UII, 10 delegasi dari AUN-QA diterima langsung oleh Rektor UII, Fathul Wahid, S.T., MSc., Ph.D. di Gedung Moh. Hatta, Kampus Terpadu UII, pada Selasa (12/2). Proses Asesmen dan audit mutu sendiri dijadwalkan akan berlangsung selama tiga hari ke depan, 12-14 Februari 2019. Di antaranya dengan melakukan kegiatan audiensi bersama para pengelola prodi serta visitasi pada fasilitas.

Assoc. Prof. Dr. Nantana Gajaseni, selaku Acting Chairperson of AUN-QA Council menyampaikan bahwa assessment kali ini merupakan yang pertama dilakukan di UII. Dikatakan Nantana, misi dari AUN-QA adalah untuk melakukan dan mengharmonisasi standar pendidikan, dan terus mencari peningkatan yang berkelanjutan untuk kualitas pendidikan pada universitas di ASEAN.

“Sejak didirikannya AUN-QA pada tahun 1998, AUN-QA telah aktif dalam hal mempromosikan, mengembangkan, dan menerapkan penjaminan dalam bidang akademik,” ujar Nantana Gajaseni.

Sementara itu, Fathul Wahid dalam sambutannya menjelaskan tentang profil dan sejarah singkat UII, mulai dari pendiriannya di Jakarta yang saat itu masih bernama Sekolah Tinggi Islam, hingga saat ini yang telah memiliki delapan Fakultas beserta puluhan program studi. Selain itu juga disampaikan berbagai akreditasi dan penghargaan yang telah dicapai, baik di level nasional dan internasional.

“Dalam dua tahun terakhir ini kita telah mendapatkan berbagai penghargaan, seperti penghargaan dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi sebagai Universitas Swasta terbaik di Indonesia, penghargaan Golden Award dari Badan Standardisasi Nasional, dan juga kita mendapatkah penghargaan dari Universitas Indonesia sebagai Universitas Swasta paling lestari di Indonesia”, paparnya.

Selain itu, juga disampaikan Fathul Wahid, tahun lalu UII juga mendapatkan penghargaan dari QS Star University Ratings yang menempatkan UII berada pada posisi top 500 universities di Asia. Sumber: uii.ac.id

Universitas Islam Indonesia (UII) menerima kunjungan dari Universitas Sunan Giri (UNSURI) dalam rangka studi banding tentang manajemen pendidikan. Dalam kunjungan ini, 22 (dua puluh dua) rombongan UNSURI diterima Sekretaris Eksekutif UII, Dr. Raden Bagus Fajriya Hakim, S.Si., M.Si., di Gedung Kuliah Umum Prof. dr. M. Sardjito UII, pada Senin (14/1).

Dalam pertemuan tersebut juga tampak hadir sejumlah pimpinan UII, yakni Kepala Badan Penjaminan Mutu, Kariyam, S.Si., M.Si., Direktur Pengembangan Akademik, Dr. Jaka Nugraha, S.Si., M.Si., Direktur Layanan Akademik, Dr. Drs. Hujair A. H. Sanaky, M.Si., Kepala Badan Sistem Informasi, Mukhammad Andri Setiawan, S.T., M.Sc., Ph.D., Direktur Sumber Daya Manusia, Ike Agustina, S.Psi., M.Psi., serta Direktur Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Dr. Eng. Hendra Setiawan, S.T., M.T.

Pada topik diskusi tentang penjaminan mutu di lingkungan universitas, Kariyam mengatakan bahwa sebelum negara memiliki badan akreditasi, UII sudah mempunyai standar manajemen pendidikan sendiri. Hal ini terjadi karena UII berkomitmen berpegang teguh kepada cita-cita para pendiri, yakni menjadi universitas terbaik setara di negara maju.

Disampaikan Kariyam, sebelum negara memiliki standar akreditasi, UII sudah memulai standar penjamin mutu menggunakan ISO. “UII selalu berpegang teguh dengan landasan yang telah dibangun oleh para pendiri, yaitu sebagai sebuah sekolah tinggi dengan landasan nilai keagamaan, keilmuan dan kebangsaan dengan komitmen untuk menjadi rahmatan lil ‘alamin,” ungkapnya.

Dalam pertemuan, juga banyak didiskusikan mengenai pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM), akademik, penelitian dosen, dan pengembangan Sistem Informasi. Disampaikan Mukhammad Andri Setiawan, saat ini sistem informasi menjadi bagian penting dari sebuah universitas. “Untuk saat ini, tanpa sistem informasi yang baik, universitas bukan hanya akan tertinggal, bahkan akan mati,” ujarnya.

Kepala BAUK Bidang SDM, Iwan Wahyu Susanto, S.T., M.M. berharap melalaui kunjungan yang dilakukan, UNSURI dapat bercermin dari UII sebagai perguruan tinggi swasta Islam. Harapannya para delegasi mampu belajar dan bertanya sebanyak-banyaknya sehingga bisa ditindak lanjuti nantinya. “Kami berharap dengan kunjungan ini mampu belajar dan menimba ilmu dari UII,” ujarnya. Sumber: uii.ac.id

Penjaminan mutu bagi perguruan tinggi saat ini telah menjadi kebutuhan. Dalam perjalanannya, perguruan tinggi yang berkualitas akan menghadapi berbagai permasalahan. Guna menguatkan kualitas yang telah ada pada program studi Manajemen, Universitas Trunojoyo Madura (UTM) melakukan studi banding ke UII. Delegasi UTM dipimpin oleh Dr. Muhammad Alkirom Wildan, S.E., M.Si. selaku Ketua prodi Managemen UTM yang diterima Kariyam, S. Si., M. Si., selaku Kepala Badan Penjaminan Mutu UII dan didampingi oleh Dr-Ing. Ir. Ilya Fadjar Maharika, MA. IAI., selaku Kepala Badan Perencanaan dan Pengembangan UII di Ruang Sidang Gedung Perpustakaan Pusat UII (11/1).

Dalam sambutannya, Muhammad Alkirom Wildan mengatakan sebagai salah satu perguruan tinggi di Madura, pihaknya merasa perlu adanya peningkatan standar penjaminan mutu. Hal ini sejalan dengan perkembangan zaman yang masif perlu adanya penyesuaian namun tetap pada standar pendidikan yang telah ada.

“UII menjadi salah satu perguruan tinggi yang memiliki mutu kegiatan belajar mengajar yang bagus, kami rasa dengan kunjungan ini dapat menjadi pembelajaran bagi kami dalam meningkatkan mutu pengajaran,” ungkapnya yang juga alumni S1 Managemen UII.

Sementara itu, Kepala BPM UII, Kariyam, M.Si menerangkan saat ini standar penjaminan mutu di UII menggunakan pola kombinasi parameter dari DIKTI dan dari UII sendiri. Komponen utama standar nasional DIKTI adalah standar pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada msyarakat, yang masing-masing diuraikan dalam delapan ruang lingkup. Sejauh ini dokumen sistem yang dimiliki UII sudah mencakup dan melebihi tiga komponen standar utama yang dipersyaratkan DIKTI.

“Pada tahun 2016, UII membuat standar penjaminan mutu sendiri atas dasar seringnya pergantian peraturan penjaminan mutu, dengan sebuah akronim MERCY OF GOD (Management of Organization, Education, Research, Community Services, Yield of Services, Output, Facilities, Governence, Outcome & Corporation, dan Da’wah Islamiyah),” ungkap Kariyam.

Ia juga menyebut selama 2 tahun berturut-turut sejak 2017, UII berhasil meraih predikat emas pada ajang SNI Award.

Sedangkan Ilya Fadjar prestasi yang diraih UII tersebut menjadi cambuk untuk terus berupaya meningkatkan mutu pendidikan saat ini. “SNI Award menjadi tantangan tersendiri bagi kami agar terus berupaya meningkatkan penjaminan mutu di lingkungan univeritas tingkat nasional. Bahkan menjadi hal yang mungkin saja mendapat pengakuan internasional, semoga,” ungkapnya.

Di akhir kunjungan rombongan UTM menyempatkan waktunya bekeliling Perpustakaan UII. Rombongan kemudian mencoba SNI corner yang ada di perpustakaan. SNI corner ini menyajikan data bagi sivitas akademik guna mencari data standardisasi suatu produk. (ENI/ESP). Sumber: uii.ac.id

Universitas Islam Indoensia (UII) secara konsisten telah serius mengembangkan budaya mutu sebagai ciri khas yang menonjol. Budaya mutu ini telah dimulai sejak tahun 1999, bahkan jauh sebelum pemerintah menginisiasinya lewat peraturan perundang-undangan terhitung pada tahun 2003. Sebagai wujud komitmen mempertahankan budaya mutu, UII melalui Badan Penjaminan Mutu (BPM) mengadakan Rapat Tinjauan Manajemen Sistem Penjamin Mutu Universitas (RTM SPMU) setiap tahunnya.

Sebagaimana tergambar dalam RTM SPMU yang berlangsung pada Selasa (18/12) di Ruang Audiovisual, Gedung Perpustakaan Moh. Hatta UII. Acara tersebut dihadiri segenap pimpinan UII, mulai dari rektor hingga wakil rektor, pimpinan fakultas, prodi, hingga direktorat serta kepala badan.

Rektor UII, Fathul Wahid, M.Sc., Ph.D dalam sambutannya mengatakan dalam ilmu sosiologi, evaluasi sistem penjaminan mutu merupakan salah satu cara untuk meningkatkan eksistensi organisasi. Untuk itu, meski berlangsung secara rutin, acara tersebut sangat penting dan perlu terus dipertahankan.

Ia juga menyitir sebuah hadis riwayat Ahmad yang berbunyi, “Selayaknya, orang yang berakal sehat memiliki empat waktu, yaitu waktu untuk bermunajat, waktu untuk bertafakur, waktu untuk bermuhasabah, dan waktu untuk memenuhi kebutuhan hidup”.

Evaluasi mutu termasuk dalam lingkup muhasabah. Berkaca dari hadis itu, ia berharap segenap pimpinan dan manajamen memahami kebutuhan untuk menjaga budaya mutu di lingkungan perguruan tinggi.

Sementara itu, Kepala BPM UII Kariyam, M.Si dalam pemaparannya menyampaikan hasil rekapitulasi yang dilakukan selama proses audit. Audit mutu internal yang dijalankan unitnya bertujuan memastikan seluruh proses sesuai prosedur dan seluruh output sudah berjalan sesuai dengan jadwal dan standar yang ditetapkan. Ia juga menyampaikan ungkapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas sinergi antara auditee maupun auditor.

Dalam acara tersebut, para peserta juga diajak mengevaluasi capaian yang dirasa perlu untuk ditingkatkan. Hasil diskusi di antara peserta menjadi masukan berharga untuk melakukan tindakan perbaikan dari kekurangan yang ada. Sumber: uii.ac.id

Berikut adalah link materi RTM SPMU UII 2018 yang dilaksanakan pada Selasa, 18 Desember 2018:

Silakan unduh materi di link berikut: Materi RTM 2018

UII menerima anugerah emas SNI Award 2018 yang diberikan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN). Ini adalah kali kedua UII mendapatkan anugerah emas di even penghargaan tersebut. Pada tahun 2017, UII pertama kali mengikuti SNI Award dan langsung memboyong anugerah emas. SNI Award sendiri merupakan penghargaan tertinggi dari pemerintah Republik Indonesia kepada organisasi yang dinilai telah menjalankan sistem manajemen operasional yang baik dan telah menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) secara konsisten. Pemberian penghargaan SNI Award pada tahun ini adalah yang ke-14 kalinya sejak pertama kali diselenggarakan di tahun 2005.

Malam penyerahan penghargaan berlangsung di Hotel Intercontinental, Jakarta pada Rabu (21/11). Rektor UII, Fathul Wahid, M.Sc., Ph.D menerima penyerahan penghargaan dari Kepala BSN, Bambang Prasetya.

Fathul Wahid, M.Sc., Ph.D menyampaikan bahwa raihan ini adalah apresiasi BSN untuk warga UII. “Kita patut bersyukur, yang diikuti kerja keras lanjutan untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas proses bisnis”, ungkapnya didampingi Kariyam, M.Si selaku Kepala Badan Penjaminan Mutu UII.

Dari 56 peserta penerima penghargaan, hanya 7 organisasi pendidikan tinggi yang mendapatkan anugerah. Empat perguruan tinggi tersebut yakni Akademi ATK Yogyakarta, Universitas Negeri Yogyakarta, dan Universitas Negeri Makassar mendapat anugerah perak. Sementara UII bersama dengan Universitas Surabaya dan Unika Atma Jaya Jakarta mendapatkan anugerah emas.

Sementara Kariyam, M.Si menambahkan, “Anugerah ini adalah hasil kerja kolektif, selamat untuk UII”.

Organisasi yang mendaftar SNI Award, dari tahun ke tahun mengalami perubahan. Pada tahun 2015, sebanyak 151 organisasi yang mendaftar. Pada tahun 2016, sebanyak 108 organisasi/perusahaan. Pada tahun 2017, sebanyak 126 organisasi/perusahaan.

Tercatat 208 peserta dari kalangan organisasi maupun perusahaan yang turut berpartisipasi di SNI Award 2018. 121 di antaranya lolos verifikasi administrasi dan hanya 71 yang dilanjutkan dengan tahap visitasi lapangan.

Kepala BSN, Bambang Prasetya mengatakan proses penilaian SNI Award dilakukan secara ketat oleh tim juri yang diketuai pakar ekonomi Rhenald Khasali dengan beranggotakan 19 orang yang ahli di bidang standardisasi dan penilaian kesesuaian. Para juri berasal dari industri, pemerintah, perguruan tinggi, asosiasi maupun pakar management, good goverment, sosial ekonomi, dan financial.

Ditambahkan Bambang Prasetya, SNI Award diharapkan dapat menjadi acuan organisasi untuk meningkatkan kinerja organisasi. Hal ini karena SNI Award menilai berbagai aspek yang dapat mendorong kemajuan organisasi dalam mewujudkan kinerja yang lebih baik, termasuk manajemen dan kepemimpinan, fokus pada pelanggan, pengembangan sumberdaya, pengelolaan/realisasi produk, dan hasil bisnis.

SNI Award memiliki empat peringkat penghargaan yakni perunggu, perak, emas, dan platinum. Tahun ini, BSN memberikan anugerah 8 perunggu, 27 perak, 18 emas, 3 platinum, dan 1 grand platinum. Penghargaan Grand Platinum diberikan kepada organisasi yang tiga kali berturut-turut mampu mempertahankan peringkat platinum di SNI Award. Sumber: uii.ac.id

Dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII), Nandang Sutrisno, SH., LL.M., M.Hum., Ph.D. yang juga Rektor pada periode 2017-2018, menjadi narasumber dalam Seminar Budaya Mutu Perguruan Tinggi yang diselenggarakan oleh Direktorat Penjaminan Mutu, Ditjen Belmawa di Ternate.

Seminar yang diadakan pada akhir Oktober 2018 di Ternate tersebut, diikuti oleh para pimpinan perguruan tinggi dan pimpinan penyelenggara perguruan tunggi se-Maluku, Maluku Utara dan sekitarnya. Dalam kesempatan ini Nandang Sutrisno sharing best practice tentang membudayakan penjaminan mutu di UII.

Di hadapan peserta seminar, Nandang Sutrisno memaparkan perkembangan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) di UII, mulai dari awal sampai perkembangan terakhir. UII sendiri telah mengembangkan standar dengan akronim MERCY OF GOD.

“MERCY OF GOD terdiri dari 10 standar dan dielaborasi dalam 99 cakupan standar. Standar utama dalam MERCY OF GOD yakni mencakup Managerial, Education, Research, Community, Dakwah Islamiyah, Output, Feedback, Governance, Outcome dan Kepuasan Stakeholder,” jelasnya.

Nandang Sutrisno juga menyampaikan akreditasi internasional yang berhasil diraih oleh Prodi-Prodi di UII, yakni Arsitek, Teknik Sipil, Teknik Lingkungan, dan Akuntansi serta Kimia. Disampaikan juga bahwa beberapa Prodi yang lain saat ini juga sedang berproses, termasuk untuk sertifikasi ke AUN QA.

Pada acara yang sukses digelar dengan panitia lokal Universitas Khairun Ternate ini, berbagai raihan prestasi UII mutakhir juga disampaikan Nandang Sutrisno. Ia menegaskan, kesemua raihan tersebut merupakan hasil upaya UII terus menerus dari waktu ke waktu.

Kata kuncinya menurut Nandang Sutrisno, keberhasilan UII adalah budaya mutu yang sudah dijalani secara konsisten terus menerus, berupaya meningkatkan mutu secara berkelanjutan (continous improvement).

”Apa yang kami lakukan sebagai wujud sumbangsih UII untuk perkembangan pendidikan tinggi di tanah air. Merupakan perwujudan dari visi UII yang rahmatan lil’alamin,” tandasnya. Sumber: uii.ac.id