Tag Archive for: bpm uii

Badan Penjaminan Mutu (BPM) UII menyelenggarakan Audit Mutu Internal (AMI) universitas. Pembukaan AMI periode 2018/2019 dilaksanakan di lt. 3 Gedung Kuliah Umum (GKU) Prof. Dr. Sardjito Universitas Islam Indonesia pada Selasa (15/10). Acara ini dihadiri oleh Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D selaku Rektor UII, Kariyam S.Si., M.Si. sebagai Kepala BPM UII, wakil rektor serta pejabat struktural dan juga auditor di lingkungan UII.

“Saya ingin menggunakan waktu ini untuk menegaskan agar kita memperkuat landasan mengapa kita sangat perlu dalam melaksanakan audit ini karena ini sangat penting.” ucap Fathul dalam sambutannya.

Fathul juga menyampaikan salah satu hadits mengenai pembagian waktu bagi orang yang berakal. Dikatakan dalam sebuah hadits bahwa waktu kita itu terbagi menjadi empat yaitu yang pertama adalah waktu teologis yakni waktu untuk berhubungan dengan Allah. Yang kedua adalah waktu manajerial yakni waktu untuk audit atau untuk muhasabah.

Bagi individu kita bahkan bisa melakukan audit harian tetapi secara organisasional bisa dilakukan audit secara berkala. Yang ketiga yakni waktu riset akademik dan yang terakhir yakni waktu biologis yakni waktu waktu untuk memenuhi kebutuhan biologis kita seperti makan minum dan lain-lain.

“Salah satu ikhtiar kita yakni bagaimana mengemas audit organisasional, audit institusional, mempertanggung jawabkan apa yang kita lakukan, membuka peluang koreksi dan lain-lain. Kemudian kami juga berharap ibu bapak bisa bekerja sama dengan kami dengan pimpinan universitas untuk bersama menjalankan tugas memperbaiki peran agar nanti kita bisa mendapatkan hasil yang baik serta dapat melihat peluang kita ke depan dan diikhtiarkan untuk UII yang lebih baik.” ucapnya.

Sedangkan, Kariyam juga menjelaskan mengenai standar yang akan digunakan adalah standar penjaminan mutu dari UII yaitu MERCY OF GOD yang merupakan singkatan dari (1) Standar Manajemen Organisasi (Management/M), (2) Standar Pendidikan (Education/E), (3) Standar Penelitian (Research/R), (4) Standar Pengabdian Kepada Masyarakat (Community/C), (5) Yield of Service (Y), (6) Standar Lulusan (Output/O), (7) Fasilitas (Facilities/F), (8) Standar Tata Kelola (Governance/G), (9) Standar Hasil (Outcome/O), dan (10) Dakwah Islamiyah (D).

Kariyam juga menjelaskan beberapa capaian atas implementasi dari Sistem Penjaminan Mutu yaitu di antaranya adalah kelengkapan isian berkas-berkas AMI, sesuai hasil penilaian Auditor atas fakta implementasi SPM, kesesuaian atau validasi isi dokumen SPM dan ketepatan waktu pengiriman isian borang AMI sebelum visitasi ke unit. (DRD/ESP)

Sebagai upaya peningkatan implementasi Sistem Penjaminan Mutu (SPM) yang berkelanjutan, Universitas Islam (UII) melalui Badan Penjaminan Mutu (BPM) kembali menyelenggarakan Induksi Sistem Penjaminan Mutu bagi Kepala Laboratorium di lingkungan UII pada Jum’at (13/9) di Ruang Sidang GKU Prof. dr. Sardjito lantai 2.

Turut hadir Wakil Rektor Bidang Pengembangan Akademik dan Riset, Dr. Drs. Imam Djati Widodo, M.Eng.Sc., yang membuka sekaligus memberikan sambutan dalam kegiatan ini. Kegiatan induksi sendiri diisi oleh empat pemateri dari BPM yakni Kepala Badan Penjaminan Mutu, Kariyam, S.Si., M.Si., Ir. Rini Darmawati, M.T., selaku Kepala Bidang (Kabid) Audit Mutu Internal, Elyza Gustri Wahyuni, S.T., M.Cs., selaku Kabid Analisis Data, dan Ahmad Nurozi, S.H., M.Si., selaku Kabid Pengendali Sistem Mutu.

Kegiatan Induksi Sistem Penjaminan Mutu ini merupakan rangkaian kegiatan yang diselenggarakan oleh BPM. Mulai dari Rektorat, Dekan, Ketua Program Studi, Ketua Jurusan, dan sampai Kepala Laboratorium. Diharapkan dengan acara induksi ini akan ada persepsi yang sama mengenai sistem penjaminan mutu yang dikembangkan.

Imam Djati menyatakan bahwa sistem penjaminan mutu yang dibangun selama ini merupakan sistem penjaminan mutu yang memiliki ciri khas UII, yang merupakan kombinasi dari berbagai sistem penjaminan mutu yang sudah disepekati bersama dan sudah diimplementasikan di UII.

“Sistem penjaminan mutu ini harus kita jaga bersama, karena apapun yang kita lakukan, tentunya harus berbasis kepada proses, prosedur, maupun peraturan yang ada. Diadakannya kegiatan ini juga salah satunya untuk menghadapi audit, yang pada tahun ini audit juga dilakukan sampai ke Laboratorium,” ujar Imam Djati.

Sementara Kariyam selaku Kepala Badan Penjaminan Mutu juga menyampaikan terkait sistem penjaminan mutu di Perguruan Tinggi. Kariyam menyebutkan, beberapa materi dalam sistem penjaminan mutu sangat mungkin didukung kuat oleh proses aktivitas yang ada di laboratorium.

Menurutnya, berdasarkan pasal 51 ayat 1 Undang-undang tahun 2012 nomer 12, pendidikan tinggi bermutu, jika lulusan sebuah perguruan tinggi mampu mengembangkan potensinya dan bisa mengimplementasikan IPTEK di masyarakat, maka sudah bisa disebut sebagai perguruan tinggi yang bermutu.

“Saya kira laboratorium sudah seharusnya mengidentifikasi siapa saja pihak-pihak yang berkepentingan dengan laboratorium. Jika semua harapan stakeholders bisa dipenuhi, maka kita sudah bisa dibilang sebagai laboratorium yang bermutu,” pungkasnya.

Sebagai wujud mempertahankan budaya mutu, UII melalui Badan Penjaminan Mutu (BPM) mengadakan Induksi Sistem Penjaminan Mutu bagi Kepala Divisi di Lingkungan UII. Agenda tersebut berlangsung di Gedung Prof. dr. Sardjito, Selasa (27/8). Dihadiri oleh Wakil Rektor Bidang Sumber Daya & Pengembangan Karier, Dr. Zaenal Arifin, M.Si., dan Kepala BPM, Kariyam, S.Si., M.Si. serta seluruh kepala divisi di lingkungan UII yang memenuhi ruangan.

Dalam sambutannya, Zaenal mengingatkan agar segenap jajaran di lingkungan UII tidak lupa dengan visi UII. Masing-masing unit harus memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan tidak menyimpang dari visi UII. hal demikian penting guna mewujudkan UII yang rahmatanlil ‘alamin. Jika merujuk kepada visi UII, rahmatanlil ‘alamin memiliki 2 poros penting. Yakni komitmen kepada kesempurnaan dan membawa risalah islamiah.

“Berbicara penjaminan mutu, kita harus kembali kepada visi UII sebagai rahmatanlil ‘alamin. Karena demikian, maka UII harus bermanfaat bagi semua pihak, internal dan eksternal. Harapannya adalah membangun UII semaksimum mungkin guna mewujudkan rahmatanlil ‘alamin dengan membawa risalah islamiah.”

Sementara itu, Kariyam menyampaikan bahwa agenda Induksi Sistem Penjaminan Mutu amatlah penting bagi pimpinan di semua lapisan di lingkungan UII. Sebab dari sinilah BPM berusaha untuk mentransfer evaluasi, kendala atau capaian mutu yang baru.

“Dalam agenda ini BPM utamanya ingin melakukan transfer sistem mutu bagi seluruh kepala divisi di lingkungan UII. Acara ini amatlah penting agar kita tidak lupa untuk selalu menjaga mutu dan terus melakukan perbaikan.” (APB/ESP)

Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menerima kunjungan dari perguruan tinggi dalam rangka studi banding. Bertempat di Ruang Sidang VIP, Lt.3 Gedung GBPH Prabuningrat Kampus Terpadu UII, Jum’at (23/8), Universitas Kristen Petra (UK Petra) mengunjungi UII dalam rangka studi banding tentang penjaminan mutu perguruan tinggi. Delegasi dari UK Petra berjumlah 6 orang dipimpin oleh Dr. Gan Shu San selaku kepala Lembaga Penjamin Mutu (LPM) bersama Ir. Emmy Hosea, M.Eng.Sc., selaku Kabid Audit Mutu. Rombongan diterima langsung oleh Wakil Rektor Bidang Networking dan Kewirausahaan, Ir. Wiryono Raharjo, M.Arch., Ph.D bersama pimpinan unsur Badan Penjaminan Mutu (BPM) UII.

Gan Shu San menyampaikan rasa terimakasihnya kepada UII karena telah menerima kunjungan dari UK Petra dan juga mengenai latar belakang dilakukannya studi banding adalah karena UII telah meraih banyak akreditasi internasional. “Melihat banyaknya akreditasi internasional yang telah diraih oleh UII, kami ingin mempelajari mengenai bagaimana UII meraih akreditasi tersebut dari mulai tahap pengajuan, persyaratan hingga diraihnya akreditasi internasional tersebut. Selain itu, kami juga ingin mempelajari mengenai penjaminan mutu yang ada di UII”, Ujarnya.

Sementara dalam sambutannya, Wiryono juga menyampaikan rasa terimakasih atas kunjungan dari UK Petra ke UII. “Dengan kunjungan yang dilakukan kali ini diharapkan UII dan UK Petra bisa saling bertukar informasi demi kemajuan bersama. Di UII sendiri, saat ini ada 15 program studi yang telah meraih akreditasi internasional dari berbagai instansi. Tentu diraihnya akreditasi internasional tersebut melalui berbagai proses yang tidak sebentar dan didukung oleh banyak pihak”, terang Wiryono.

Sedangkan Ahmad Nurozi selaku Kepala Bidang Pengendali Sistem Mutu menggarisbawahi Permenristekdikti No.62 tahun 2016 yang menjadi acuan BPM UII. “Selain itu, di UII sendiri memiliki standar mutu sendiri yaitu MERCY OF GOD (Managerial, Education, Research, Community, Standar Dakwah Islamiyah, Output Feedback, Governance, Outcome, Stakeholder). Adanya standar mutu tersebut tentunya tiap tahun akan dilakukan audit untuk menjamin sasaran mutu dari UII akan terpenuhi. BPM UII akan mengawal proses audit tersebut dari awal hingga akhir” jelasnya. (RRA/ESP)

Sebagai universitas swasta nomor wahid, Universitas Islam Indonesia (UII) terus menjaga konsistensi budaya mutu. UII telah menginisiasi penjaminan mutu untuk lembaga pendidikan tinggi sejak tahun 1999, jauh sebelum pemerintah mewajibkannya di tahun 2003. Guna mempertahankan komitmen tersebut, Badan Penjaminan Mutu (BPM) UII mengadakan Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) pada hari Rabu (26/6), di Gedung Kuliah Umum Prof. Dr. Sardjito UII. Rapat yang dihadiri oleh pimpinan di level universitas dan fakultas, kepala badan serta para direktur tersebut membahas tentang hasil monitoring dan evaluasi pembelajaran berbasis Outcome-Based Education (OBE) pada semester ganjil 2018/2019.

Fathul Wahid, Ph.D selaku Rektor UII menyampaikan dalam sambutannya bahwa walaupun dimulai sejak tahun 1999, budaya mutu akan terus digaungkan supaya mampu menyatu dengan seluruh sivitas akademik di lingkungan UII. Ia berharap RTM ini menjadi ritual yang terus dijaga demi eksistensi organisasi.

“RTM yang kita lakukan adalah sebuah ritual untuk menjaga eksistensi organisasi, melihat yang sudah lalu dan merencanakan apa yang akan kita lakukan ke depan bersama-sama,” jelasnya.

Sementara Kepala BPM UII, Kariyam, M.Si memaparkan laporan Hasil Monitoring dan Evaluasi Pembelajaran berbasis Outcome-Based Education (OBE) pada semester ganjil 2018/2019. Dalam pemaparannya, ia ingin mendorong kegiatan belajar mengajar di kelas menggunakan bahasa internasional dan mengoptimalkan kemajuan teknologi informasi. Dua hal tersebut harus menjadi komitmen untuk mengantarkan UII menjadi World Class University.

RTM diakhiri dengan beberapa rekomendasi dari peserta rapat untuk memproyeksikan program-program yang akan dilakukan ke depan. Salah satu rekomendasinya adalah mengenai percepatan implementasi Outcome-Based Education. Melalui Outcome-Based Education, universitas akan menghasilkan lulusan yang lebih selaras dengan kebutuhan masyarakat, industri, dan zaman. (APB/ESP)

Universitas Islam Indonesia (UII) menerima kunjungan dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada Jumat (3/5), di Ruang Sidang VIP, Gedung Rektorat. Fokus kunjungan tersebut mendiskusikan pengelolaan Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) serta pelaksanaan Audit Mutu Internal (AMI) UII.

Rombongan UMM yang dipimpin Dr. Muslimin Machmud, M.Si. disambut langsung oleh Wakil Rektor Bidang Pengembangan Akademik dan Riset, Dr. Drs. Imam Djati Widodo, M.Eng.Sc. Dalam sambutannya, selain menyambut hangat kedatangan universitas sahabat di kampus terpadu, Imam Djati juga sedikit bercerita tentang awal mula sistem penjaminan mutu yang diterapkan oleh UII.

“Kami memulai sistem penjaminan mutu pada tahun 1999. Saat itu kami menggunakan ISO sebagai acuannya. Baru beberapa tahun terakhir ini kami mengembangkan standar sendiri yang menggabungkan apa yang diminta oleh Kemenristekdikti dengan beberapa sistem mutu yang Islami,” tuturnya.

Sementara itu, Muslimin menyampaikan bahwa pihaknya sangat bersyukur dan senang bisa silaturahmi sekaligus bisa belajar bersama mengenai sistem penjaminan mutu yang ada di UII. “Terima kasih sudah menerima kami untuk silaturahmi serta belajar pengembangan sistem penjaminan mutu. UII adalah salah satu universitas yang sistem penjaminan mutunya diapresiasi oleh Kemenristekdikti,” tutur Muslimin dalam sambutannya.

Menyambung apa yang telah disampaikan pimpinan delegasi, Ka. Bid. Mutu Akreditasi, Sertifikasi dan Pemeringkatan UMM, Dr. Ainur Rofieq, M.Kes., menyampaikan bahwa UII adalah sparing partner yang luar biasa. Oleh karena itu, ia ingin diskusi ini fokus pada yang pertama, bagaimana membedah manual mutu, standar mutu, manual prosedur, dan instrumen AMI, yang kedua adalah terkait organisasi yang menjalankan manual prosedur di setiap tingkatan lembaga, kemudian yang terakhir terkait dengan kinerja dosen.

Sementara dalam pemaparan materinya, Kepala Badan Penjaminan Mutu UII, Kariyam, S.Si., M.Si., menuturkan bahwa UII memiliki acuan penjaminan mutunya sendiri. Sejak tahun 2016 UII memiliki ‘MERCY OF GOD’ sebagai dasar penjaminan mutu. Akronim ‘MERCY OF GOD” terdiri dari Management of Organization, Education, Research, Community Services, Yield of Services, Output, Facilities, Governance, Outcome & Cooperation, dan Da’wah Islamiyah.

“Akronim ‘MERCY OF GOD’ mempunyai 10 standar dengan 99 cakupan kerja. Ini adalah cara kami melampaui standar nasional yang memiliki 24 cakupan kerja, sedangkan kami memiliki 99 cakupan kerja,” jelasnya.

Terakhir, menanggapi apa yang telah disampaikan Kariyam, Ka. Bid. Mutu Sarana dan Prasarana UMM, Ir. Sulianto, M.T., berpendapat bahwa akronim dan standar yang dibuat UII sangat menarik. Akronim yang sangat mudah diingat sehingga sosialisasi bisa menyentuh hingga lapisan terbawah. “UMM sepertinya akan memulai mencari ‘wangsit’ agar dapat membuat akronim standar mutu seperti UII,” pungkasnya diikuti riuh tawa seluruh undangan. (APB/ESP)

Universitas Islam Indoensia (UII) secara konsisten telah serius mengembangkan budaya mutu sebagai ciri khas yang menonjol. Budaya mutu ini telah dimulai sejak tahun 1999, bahkan jauh sebelum pemerintah menginisiasinya lewat peraturan perundang-undangan terhitung pada tahun 2003. Sebagai wujud komitmen mempertahankan budaya mutu, UII melalui Badan Penjaminan Mutu (BPM) mengadakan Rapat Tinjauan Manajemen Sistem Penjamin Mutu Universitas (RTM SPMU) setiap tahunnya.

Sebagaimana tergambar dalam RTM SPMU yang berlangsung pada Selasa (18/12) di Ruang Audiovisual, Gedung Perpustakaan Moh. Hatta UII. Acara tersebut dihadiri segenap pimpinan UII, mulai dari rektor hingga wakil rektor, pimpinan fakultas, prodi, hingga direktorat serta kepala badan.

Rektor UII, Fathul Wahid, M.Sc., Ph.D dalam sambutannya mengatakan dalam ilmu sosiologi, evaluasi sistem penjaminan mutu merupakan salah satu cara untuk meningkatkan eksistensi organisasi. Untuk itu, meski berlangsung secara rutin, acara tersebut sangat penting dan perlu terus dipertahankan.

Ia juga menyitir sebuah hadis riwayat Ahmad yang berbunyi, “Selayaknya, orang yang berakal sehat memiliki empat waktu, yaitu waktu untuk bermunajat, waktu untuk bertafakur, waktu untuk bermuhasabah, dan waktu untuk memenuhi kebutuhan hidup”.

Evaluasi mutu termasuk dalam lingkup muhasabah. Berkaca dari hadis itu, ia berharap segenap pimpinan dan manajamen memahami kebutuhan untuk menjaga budaya mutu di lingkungan perguruan tinggi.

Sementara itu, Kepala BPM UII Kariyam, M.Si dalam pemaparannya menyampaikan hasil rekapitulasi yang dilakukan selama proses audit. Audit mutu internal yang dijalankan unitnya bertujuan memastikan seluruh proses sesuai prosedur dan seluruh output sudah berjalan sesuai dengan jadwal dan standar yang ditetapkan. Ia juga menyampaikan ungkapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas sinergi antara auditee maupun auditor.

Dalam acara tersebut, para peserta juga diajak mengevaluasi capaian yang dirasa perlu untuk ditingkatkan. Hasil diskusi di antara peserta menjadi masukan berharga untuk melakukan tindakan perbaikan dari kekurangan yang ada. Sumber: uii.ac.id

Berikut adalah link materi RTM SPMU UII 2018 yang dilaksanakan pada Selasa, 18 Desember 2018:

Silakan unduh materi di link berikut: Materi RTM 2018

UII menerima anugerah emas SNI Award 2018 yang diberikan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN). Ini adalah kali kedua UII mendapatkan anugerah emas di even penghargaan tersebut. Pada tahun 2017, UII pertama kali mengikuti SNI Award dan langsung memboyong anugerah emas. SNI Award sendiri merupakan penghargaan tertinggi dari pemerintah Republik Indonesia kepada organisasi yang dinilai telah menjalankan sistem manajemen operasional yang baik dan telah menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) secara konsisten. Pemberian penghargaan SNI Award pada tahun ini adalah yang ke-14 kalinya sejak pertama kali diselenggarakan di tahun 2005.

Malam penyerahan penghargaan berlangsung di Hotel Intercontinental, Jakarta pada Rabu (21/11). Rektor UII, Fathul Wahid, M.Sc., Ph.D menerima penyerahan penghargaan dari Kepala BSN, Bambang Prasetya.

Fathul Wahid, M.Sc., Ph.D menyampaikan bahwa raihan ini adalah apresiasi BSN untuk warga UII. “Kita patut bersyukur, yang diikuti kerja keras lanjutan untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas proses bisnis”, ungkapnya didampingi Kariyam, M.Si selaku Kepala Badan Penjaminan Mutu UII.

Dari 56 peserta penerima penghargaan, hanya 7 organisasi pendidikan tinggi yang mendapatkan anugerah. Empat perguruan tinggi tersebut yakni Akademi ATK Yogyakarta, Universitas Negeri Yogyakarta, dan Universitas Negeri Makassar mendapat anugerah perak. Sementara UII bersama dengan Universitas Surabaya dan Unika Atma Jaya Jakarta mendapatkan anugerah emas.

Sementara Kariyam, M.Si menambahkan, “Anugerah ini adalah hasil kerja kolektif, selamat untuk UII”.

Organisasi yang mendaftar SNI Award, dari tahun ke tahun mengalami perubahan. Pada tahun 2015, sebanyak 151 organisasi yang mendaftar. Pada tahun 2016, sebanyak 108 organisasi/perusahaan. Pada tahun 2017, sebanyak 126 organisasi/perusahaan.

Tercatat 208 peserta dari kalangan organisasi maupun perusahaan yang turut berpartisipasi di SNI Award 2018. 121 di antaranya lolos verifikasi administrasi dan hanya 71 yang dilanjutkan dengan tahap visitasi lapangan.

Kepala BSN, Bambang Prasetya mengatakan proses penilaian SNI Award dilakukan secara ketat oleh tim juri yang diketuai pakar ekonomi Rhenald Khasali dengan beranggotakan 19 orang yang ahli di bidang standardisasi dan penilaian kesesuaian. Para juri berasal dari industri, pemerintah, perguruan tinggi, asosiasi maupun pakar management, good goverment, sosial ekonomi, dan financial.

Ditambahkan Bambang Prasetya, SNI Award diharapkan dapat menjadi acuan organisasi untuk meningkatkan kinerja organisasi. Hal ini karena SNI Award menilai berbagai aspek yang dapat mendorong kemajuan organisasi dalam mewujudkan kinerja yang lebih baik, termasuk manajemen dan kepemimpinan, fokus pada pelanggan, pengembangan sumberdaya, pengelolaan/realisasi produk, dan hasil bisnis.

SNI Award memiliki empat peringkat penghargaan yakni perunggu, perak, emas, dan platinum. Tahun ini, BSN memberikan anugerah 8 perunggu, 27 perak, 18 emas, 3 platinum, dan 1 grand platinum. Penghargaan Grand Platinum diberikan kepada organisasi yang tiga kali berturut-turut mampu mempertahankan peringkat platinum di SNI Award. Sumber: uii.ac.id

Dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII), Nandang Sutrisno, SH., LL.M., M.Hum., Ph.D. yang juga Rektor pada periode 2017-2018, menjadi narasumber dalam Seminar Budaya Mutu Perguruan Tinggi yang diselenggarakan oleh Direktorat Penjaminan Mutu, Ditjen Belmawa di Ternate.

Seminar yang diadakan pada akhir Oktober 2018 di Ternate tersebut, diikuti oleh para pimpinan perguruan tinggi dan pimpinan penyelenggara perguruan tunggi se-Maluku, Maluku Utara dan sekitarnya. Dalam kesempatan ini Nandang Sutrisno sharing best practice tentang membudayakan penjaminan mutu di UII.

Di hadapan peserta seminar, Nandang Sutrisno memaparkan perkembangan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) di UII, mulai dari awal sampai perkembangan terakhir. UII sendiri telah mengembangkan standar dengan akronim MERCY OF GOD.

“MERCY OF GOD terdiri dari 10 standar dan dielaborasi dalam 99 cakupan standar. Standar utama dalam MERCY OF GOD yakni mencakup Managerial, Education, Research, Community, Dakwah Islamiyah, Output, Feedback, Governance, Outcome dan Kepuasan Stakeholder,” jelasnya.

Nandang Sutrisno juga menyampaikan akreditasi internasional yang berhasil diraih oleh Prodi-Prodi di UII, yakni Arsitek, Teknik Sipil, Teknik Lingkungan, dan Akuntansi serta Kimia. Disampaikan juga bahwa beberapa Prodi yang lain saat ini juga sedang berproses, termasuk untuk sertifikasi ke AUN QA.

Pada acara yang sukses digelar dengan panitia lokal Universitas Khairun Ternate ini, berbagai raihan prestasi UII mutakhir juga disampaikan Nandang Sutrisno. Ia menegaskan, kesemua raihan tersebut merupakan hasil upaya UII terus menerus dari waktu ke waktu.

Kata kuncinya menurut Nandang Sutrisno, keberhasilan UII adalah budaya mutu yang sudah dijalani secara konsisten terus menerus, berupaya meningkatkan mutu secara berkelanjutan (continous improvement).

”Apa yang kami lakukan sebagai wujud sumbangsih UII untuk perkembangan pendidikan tinggi di tanah air. Merupakan perwujudan dari visi UII yang rahmatan lil’alamin,” tandasnya. Sumber: uii.ac.id