Universitas Islam Indonesia sedang melakukan Monitoring dan Evaluasi (Monev) proses pembelajaran Semester Ganjil 2017/2018 pada bulan Februari 2018.

Berkenaan dengan agenda Monev proses pembelajaran tersebut, Tim Monev Proses Pembelajaran UII mengharapkan partisipasi Bapak/Ibu dosen yang mengampu Mata Kuliah pada Semester Ganjil 2017/2018 untuk mengisi formulir Monev proses pembelajaran dengan membuka tautan/klik tautan di bawah ini.

>> Tautan Formulir Monev Proses Pembelajaran

Mohon isian dapat dikirimkan paling lambat Selasa, 20 Februari 2018 Pukul 09.00 WIB.

Tim Monev Proses Pembelajaran UII mengucapkan terima kasih atas partisipasi dan kerjasama yang disinergikan untuk peningkatan kualitas pembelajaran di lingkungan UII.

 

>> Tautan Formulir Monev Proses Pembelajaran

Secara konsisten Universitas Islam Indoensia (UII) telah serius mengembangkan budaya mutu sejak tahun 1999, bahkan jauh sebelum pemerintah menginisiasinya terhitung pada tahun 2003. Hal tersebut disampaikan  Rektor UII Nandang Sutrisno, SH., LLM., M.Hum., Ph.D. pada pelaksanaan Rapat Tinjauan Manajemen Sistem Penjamin Mutu Universitas (RPM SPMU), Kamis (7/12), di Gedung Prof. Dr. Sardjito UII.

Agenda rutin yang diprakarsai oleh Badan Penjamin Mutu (BPM) UII tersebut dihadiri para Wakil Rektor, Dekan, Ketua Program Studi, Kepala Badan serta Direktur di lingkungan UII. Disampaikan Nandang Sutrisno, salah satu keberhasilan pembudayaan mutu UII adalah adanya komitmen yang ditunjukkan dalam setiap langkah termasuk ketika pelaksanaan Audit Mutu Internal (AMI) dan RTM.

Dalam kesempatannya Nandang Sutrisno juga menyampaikan raihan UII dengan mendapatkan penghargaan Program Asuh Perguruan Tinggi Unggul. Selain mendapatkan hibah senilai 500 juta, penghargaan ini juga sekaligus memberikan amanat kepada UII untuk mengasuh tiga perguruan tinggi swasta yakni Universitas Islam Sumatra Utara (UISU), Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta dan Universitas Islam Makassar (UIM).

“UII juga masuk dalam 5 besar terbaik dari 26 universitas yang mendapatkan hibah tersebut. Hal ini menandakan bahwa sistem penjamin mutu kita sudah mapan dan dipercaya untuk mengasuh perguruan tinggi lain,” ujar Nandang Sutrisno.

Sementara Kariyam dalam pemaparannya menyampaikan keseluruhan hasil rekap yang dilakukan selama proses audit. AMI memastikan seluruh proses sesuai prosedur dan seluruh output sudah berjalan sesuai dengan jadwal dan standar AMI di seluruh jajaran. “Atas nama BPM kami haturkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas sinergi kepada auditee maupun auditor,” ujarnya. (BKP/RS)

Universitas Islam Indonesia (UII) berhasil meraih penghargaan Peringkat Emas Standar Nasional Indonesia (SNI) Award 2017 dari Badan Standardisasi Nasional (BSN). Penghargaan secara simbolis disampaikan oleh Kepala BSN, Prof. Dr. Bambang Prasetya kepada Rektor UII, Nandang Sutrisno, SH., LLM., M.Hum., PhD. pada Kamis, 16 November 2017, di Jakarta.

SNI Award merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam menstimulasi peningkatan penerapan SNI oleh pelaku usaha maupun organisasi lainnya. Melalui SNI Award diharapkan produsen, konsumen dan masyarakat umum semakin menghargai aspek mutu, dan memahami perlunya berpartisipasi aktif dalam pengembangan dan penggunaan SNI sebagai referensi penyediaan dan permintaan pasar.

Keikutsertaan UII pada ajang SNI Award 2017 masuk pada kategori Organisasi Menengah dan Besar Jasa. Kriteria dalam penilaian meliputi kepemimpinan, perencanaan strategis, fokus pada pelanggan, manajemen sumberdaya, realisasi produk layanan, pengukuran, analisis dan peningkatan kinerja serta hasil bisnis. Visitasi sebagai salah satu tahapan realisasi partisipasi UII pada ajang ini telah dilakukan tim evaluator pada 27-28 September 2017.

Terdapat 159 organisasi dan perusahaan yang berpartisipasi dalam SNI Award tahun ini. Mayoritas partisipan berasal dari industri dan perusahaan yang bergerak di bidang pangan. Sehingga keikutsertaan institusi pendidikan seperti UII tergolong langka. Dari 159 pendaftar tersebut, setelah diseleksi dokumen kelengkapannya, terdapat 109 yang lolos verifikasi. Selanjutnya dari jumlah ini, hanya 59 yang dinilai layak untuk mendapat visitasi dari tim evaluator.

Keikutsertaan UII pada SNI Award 2017 diharapkan menjadi media untuk mengukur sejauh mana implementasi standar mutu yang telah diterapkan. UII memahami implementasi standar mutu dalam sebuah layanan jasa merupakan jaminan atas kepuasan konsumen. Pelayanan yang terstandar mutu sendiri telah sejak lama menjadi budaya di lingkungan UII. Sebagaimana terimplementasi dalam sistem penjaminan mutu internal universitas yang dijalankan oleh Badan Penjaminan Mutu (BPM) UII.

Keikutsertaan UII dalam SNI Award 2017 juga diharapkan bisa menjadi bahan evaluasi apakah budaya standar UII yang diterapkan sudah layak diapresiasi oleh pihak luar. Terlebih penerima penghargaan ini adalah perusahaan yang dinilai telah menerapkan SNI secara excellent di lingkungan kerjanya. Standar mutu yang telah dibudayakan oleh UII sejauh ini telah menghantarkannya meraih beragam prestasi baik di lingkup nasional maupun internasional.

Manfaat lain yang diperoleh UII dalam mengikuti SNI Award 2017 adalah mendapatkan umpan balik berdasarkan kriteria SNI Award dalam rangka peningkatan kinerja UII dan meningkatkan kompetensi di bidang penerapan SNI. SNI Award sekaligus sebagai “audit eksternal” gratis dari BSN untuk meningkatkan kinerja UII.

  

Keterangan:

Gambar kiri: Rektor UII, Nandang Sutrisno, SH, LLM, M.Hum, Ph.D dan Kepala Badan Penjaminan Mutu UII, Kariyam, M.Si bersama Kepala BSN, Prof. Dr. Bambang Prasetya.

Gambar kanan: Rektor UII bersama Kepala Badan Penjaminan Mutu UII saat menerima penghargaan SNI Award 2017 kategori Emas.

Badan Penjaminan Mutu Universitas Islam Indonesia (BPM UII) menerima kunjungan dari delegasi Politeknik Negeri Malang (POLINEMA) dalam rangka studi banding, pada Jumat (27/10). Rombongan dari POLINEMA diterima langsung oleh Kepala BPM UII, Kariyam, M.Si., di Gedung GBPH Prabuningrat UII.

Kepala Pusat Pengembangan dan Peningkatan Aktivitas Instruksional (P3AI) POLINEMA, Siti Rohani, Ph.D. mengungkapkan keinginannya untuk belajar mengenai cara UII melakukan manajemen di bidang penjaminan mutu, khususnya di sektor akademik. “Sesungguhnya kami ingin belajar dari UII yang sudah memiliki pengalaman dalam aspek sistem penjaminan mutu,” tuturnya.

Sementara dalam paparan materinya, Kariyam menuturkan mengenai Standar Penjaminan Mutu di UII. Ia menjelaskan, di tahun 2016 UII memiliki standar baru yang disebut sebagai MERCY OF GOD”. MERCY OF GOD sendiri memiliki dua makna, pertama  yaitu sivitas akademika UII bekerja dan kuliah di UII sebagai bentuk ibadah. Yang kedua MERCY OF GOD sebagai akronim dari aspek-aspek yang menjadi standar mutu UII.

Selain itu turut memberikan materi Kepala Badan Pengembangan Akademik (BPA) UII, Dr. Jaka Nugraha, M.Si serta Kepala Bidang PPSMA, Agung Nugroho Adi, ST., MT. “BPA telah memfasilitasi lebih dari 80 judul buku untuk diterbitkan dari akhir 2016 hingga oktober 2017,” tutur Jaka Nugraha.

Menurut Jaka Nugraha, hal ini merupakan bentuk nyata dari UII untuk mendorong peningkatan kualitas, khususnya para dosen yang telah memiliki draft tulisan untuk bisa diterbitkan. (MHH/RS) Sumber: uii.ac.id

Keberlangsungan sistem penjaminan mutu yang mampu menjaga kualitas layanan pendidikan terus menjadi perhatian UII. Hal ini sebagaimana nampak dalam pelaksanaan Audit Mutu Internal (AMI) bagi segenap unit yang ada di lingkungan UII, mulai dari tingkat universitas, fakultas, hingga program studi. Pembukaan AMI 2017 berlangsung di Auditorium FTSP UII pada Kamis (26/10) dan dihadiri oleh para pimpinan maupun perwakilan unit peserta audit. Badan Penjaminan Mutu (BPM) UII menjadi pihak penyelenggara acara sekaligus badan yang bertanggungjawab dalam menggelar AMI.

Rektor UII, Nandang Sutrisno, SH., LLM., M.Hum.,Ph.D yang hadir pada kesempatan tersebut mengatakan meski AMI merupakan program yang diselenggarakan secara rutin namun esensi kegiatan ini sangat penting bagi UII. Menurutnya, sistem penjaminan mutu telah menjadi budaya yang diinternalisasi di UII sejak lama. Oleh karena itu, ia meminta segenap unit di UII tetap antusias mengikuti dan mempersiapkan diri dalam AMI 2017.

“Ada unit yang meminta pengunduran waktu AMI karena akan diakreditasi. Saya rasa dengan adanya AMI justru dapat membantu sebagai pemanasan menjelang akreditasi. Kami pimpinan pun dengan senang hati akan mengikuti audit”, ujar Nandang Sutrisno. Pasca audit, ia berharap akan ada evaluasi, perbaikan, dan tindak lanjut yang dapat mempertahankan kemajuan UII.

Kepala BPM UII, Kariyam, M.Si menghimbau AMI hendaknya menjadi komitmen bagi para pimpinan di unit-unit UII. “AMI merupakan kebutuhan pimpinan dan senantiasa terus dilakukan untuk melahirkan budaya mutu yang kontinyu”, katanya.

Selanjutnya ia sedikit menyinggung konsep dalam pelaksanaan AMI. Yang pertama yakni sebagai momen menemukan peluang perbaikan, menjadi supervisi/pengawasan dalam menentukan analisis penyebab ketidaksesuaian, rencana perbaikan, serta pencegahan. Para auditor yang diterjunkan pun telah melalui seleksi dan pelatihan intensif oleh tim BPM UII. (Sumber: uii.ac.id)

Implementasi standar mutu dalam sebuah layanan jasa merupakan jaminan atas kepuasan konsumen. Hal inilah yang terus menjadi perhatian UII sebagai perguruan tinggi. Pelayanan yang terstandar mutu telah sejak lama menjadi budaya di lingkungan UII. Sebagaimana terimplementasi dalam sistem penjaminan mutu internal universitas yang dijalankan oleh Badan Penjaminan Mutu (BPM) UII. Guna mengukur sejauh mana implementasi standar mutu tersebut, UII turut berpartisipasi dalam SNI Award 2017 yang diadakan oleh Badan Standardisasi Nasional Indonesia (BSNi). Sebagai realisasi atas partisipasi UII, 2 orang evaluator BSN mengunjungi kampus terpadu UII dan bertemu dengan pimpinan kampus. Visitasi berlangsung di Gedung Prof. Sardjito, Rabu (28/9).

Rektor UII, Nandang Sutrisno, SH., LLM.,M.Hum.,Ph.D menyampaikan standar mutu yang telah dibudayakan di UII telah menghantarkan kampus ini meraih beragam prestasi baik di lingkup nasional maupun internasional. “UII sudah lama menerapkan budaya standar. Keikutsertaan UII dalam SNI Award bisa jadi bahan evaluasi apakah budaya standar UII sudah layak diapresiasi oleh pihak luar”, terangnya.

Meskipun waktu penyiapan bahan visitasi cukup singkat yakni hanya beberapa minggu menjelang Hari Raya Idul Fitri, namun ia cukup optimis UII telah memenuhi semua persyaratan yang diminta dalam penilaian SNI Award. “Saya apresiasi kinerja BPM dan tim yang telah secara serius mempersiapkan segala sesuatunya hingga hari ini”, tambahnya.

Sementara itu, BSN menugaskan dua orang tim evaluator yang beranggotakan, Ibu Nur Asih dan Bapak Ari Wibowo. Evaluasi dijadwalkan berlangsung selama dua hari yakni pada Rabu-Kamis (28-29/9). Menanggapi paparan Rektor, Nur Asih menilai positif bahwa kampus swasta seperti UII ternyata telah memiliki kesadaran akan pentingnya mutu yang dibudayakan sejak lama.

“SNI Award bertujuan untuk menilai sejauh mana SNI diterapkan oleh perusahaan atau organisasi di Indonesia. Penerima award adalah perusahaan yang dinilai telah menerapkan SNI secara excellent di lingkungan kerjanya”, katanya.

Ia menjelaskan, terdapat 159 organisasi dan perusahaan yang berpartisipasi dalam SNI Award tahun ini. Mayoritas partisipan berasal dari industri dan perusahaan yang bergerak di bidang pangan. Sehingga keikutsertaan institusi pendidikan seperti UII tergolong langka.

“Dari 159 pendaftar, setelah kami seleksi dokumen kelengkapannya, terdapat 109 yang lolos verifikasi. Selanjutnya dari jumlah itu, hanya 59 yang dinilai layak untuk mendapat visitasi dari tim evaluator, termasuk salah satunya UII”, katanya. (sumber: uii.ac.id)

Di tengah ketatnya persaingan global di antara institusi pendidikan tinggi, adanya sistem penjaminan mutu (SPM) memegang peranan penting dalam mendorong daya saing. SPM menjadi patokan sejauh mana universitas memperhatikan jaminan kualitas penyelenggaraan jasa pendidikan di lingkungannya. Tidak hanya itu, implementasi SPM juga membantu terwujudnya manajemen universitas yang terstandar dan akuntabel. Semua itu berujung pada kepuasan stakeholder pengguna jasa perguruan tinggi, yakni masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi pimpinan universitas menyadari pentingnya SPM dan mendorong budaya penjaminan mutu di lingkungannya.

Seperti disampaikan Rektor UII, Nandang Sutrisno, SH., LLM., M.Hum, Ph.D ketika melakukan sesi sharing penjaminan mutu bersama dengan pimpinan dan dosen Universitas Respati Yogyakarta (UNRIYO). Sesi yang diadakan di kampus UNRIYO Maguwoharjo pada Rabu (7/9) itu merupakan kerjasama antara Badan Penjaminan Mutu (BPM) UII dan UNRIYO.

Dikatakan Nandang Sutrisno, dalam membangun SPM di suatu institusi yang perlu diingat adalah proses. Ia menuturkan SPM harus diawali dengan kesadaran dari pimpinan universitas untuk selanjutnya dirumuskan bersama dengan pimpinan di lingkup fakultas maupun program studi.

“Di UII kami telah memulai SPM dengan dibentuknya Badan Kendali Mutu dan Pengembangan Pendidikan pada tahun 1999. Hampir 10 tahun kemudian, lembaga tersebut bertransformasi menjadi BPM yang mendorong penerapan ISO 9001:2008 di lingkungan UII”, terang Nandang didampingi Kepala BPM UII, Kariyam, S.Si, M.Si.

Ditambahkan Nandang Sutrisno, SPM merupakan proses berkesinambungan yang terus disempurnakan seiring berjalannya waktu dan tantangan yang dihadapi. “Seperti di UII, pada 2016 mulai diperkenalkan standar baru yakni MERCY OF GOD yang merupakan pengejawantahan nilai-nilai internal UII ke dalam SPM”, ujarnya.

Ia juga berpesan bahwa dalam implementasi SPM wajar apabila ditemukan resistensi dari kalangan internal. Yang terpenting bagi pimpinan adalah memberi pemahaman bahwa SPM bukanlah sekedar rutinitas namun merupakan komponen penting yang harus dilaksanakan untuk menjamin manajemen universitas yang akuntabel.

Rektor UNRIYO, Prof. Dr. dr. Santoso, MS, Sp.Ok dalam sambutannya berterimakasih atas kerjasama dalam membangun SPM di antara UII dan kampusnya. Ia berharap kerjasama ini dapat terus dibangun sehingga UNRIYO dapat meningkatkan kualitas SPM di lingkungannya. (Sumber: www.uii.ac.id)

Sebanyak 5 orang utusan Direktorat Penjaminan Mutu, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Dirpenjamu) Kemeristek Dikti melakukan monitoring dan evaluasi hibah program asuh menuju prodi unggul di Universitas Islam Indonesia pada Kamis (31/8). Kunjungan yang dipimpin oleh Octa Nugroho selaku Asessor monev hibah program asuh menuju prodi unggul dan diterima langsung oleh Rektor UII Nandang Sutrisno SH., M.Hum. LLM., Ph.D beserta jajaran pimpinan UII lainnya di Ruang Sidang VIP lantai 3 Gedung GBPH Prabuningrat.

Rektor UII, Nandang Sutrisno, SH., LLM, M.Hum., Ph.D. menyampaikan ungkapan terimakasihnya atas kepercayaan menjadikan UII sebagai universitas terpilih untuk menyelenggarakan hibah program asuh menuju prodi unggul. Lebih lanjut ia juga menyatakan bahwa hibah ini merupakan program yang sangat bermanfaat.
Dalam hal ini UII sendiri telah melakukan Lokakarya ke perguruan tinggi mitra, menerima kunjungan Studi Banding dari perguruan tinggi mitra, dan menerima magang karyawan di BPM UII sebagai bentuk dari program hibah tersebut.

Kepala Badan Penjaminan Mutu UII, Kariyam, S.Si, M.Si turut menyampaikan laporannya terkait pelaksanaan hibah program asuh menuju prodi unggul. “Alhamdulillah semua rangkaian kegiatan dari hibah sudah kami laksanakan.”

Kariyam juga menjelaskan bahwa kesuksesan pelaksanaan hibah ini tidak lepas dari keikutsertaan para pimpinan UII yang konsisten mendampingi BPM dalam melakukan semua rangkaian kegiatan mulai dari lokakarya, studi banding, dan magang. “Dalam melaksanakan rangkaian kegiatan hibah ini pimpinan secara konsisten mendampingi baik sebagai pemateri maupun memberikan arahan“, ungkapnya.

Sedangkan Octa Nugroho sebagai salah satu tim monev Kemenristek DIKTI menyampaikan tujuannya ke UII adalah untuk mengetahui sejauh mana program asuh menuju prodi unggul telah dilaksanakan. “Hal ini penting guna pelaporan yang nantinya akan disampaikan kepada Menteri secara langsung”, imbuhnya.

Sementara itu, anggota tim monev lainnya Dr. Ishartiwi, M.Pd mengatakan monev kali ini juga bertujuan untuk menggali masukan-masukan dalam rangka perbaikan hibah program asuh ke depan. “Maraknya pertumbuhan perguruan tinggi yang belum terakreditasi patut menjadi perhatian kita untuk turut membantu perguruan tinggi tersebut dalam meningkatkan kualitas pendidikannya salah satunya dengan program hibah ini”, Ungkapnya.

Rangkaian pelaksanaan Hibah Program Asuh Menuju Program Studi Unggul Tahun 2017 Universitas Islam Indonesia (UII) yang terdiri dari Lokakarya, Studi Banding, dan Magang telah selesai dilaksanakan. Lokakarya yang dilakukan di universitas mitra diantaranya Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), Universitas Islam Makassar (UIM) dan Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta telah dilakukan pada bulan Juni-Juli 2017. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan Studi Banding dan Magang yang dilaksanakan di Kampus Universitas Islam Indonesia pada tanggal 21 – 26 Agustus 2017. Kegiatan Magang tersebut difokuskan pada hal-hal yang berhubungan dengan penyusunan dokumen Sistem Penjaminan Mutu dan dokumen Selft Assessment Report (SAR) dan borang akreditasi prodi.

Penutupan acara diisi dengan menyampaikan pesan, kesan, serta harapan selama kegiatan magang berlangsung. Acara diawali dengan sambutan dari Ketua Pelaksana Hibah Program Asuh, Kariyam, M.Si selaku Kepala BPM UII. Kariyam, M.Si. mengucapkan terimakasih atas kerjasama yang telah terjalin antara UII dengan universitas mitra dan menyampaikan permohonan maaf apabila terdapat hal yang kurang berkenan serta berharap agar hubungan baik yang telah terjalin tidak hanya berhenti sampai program magang, namun tetap berhubungan ataupun saling bertukar pikiran maupun ide dimasa mendatang. “UII dengan universitas mitra adalah saling belajar dan bertukar ide maupun pikiran. Tidak hanya universitas mitra saja yang belajar dari UII, namun UII juga belajar kepada universitas mitra pada aspek atau bidang lainnya”, ungkapnya.

Sementara itu perwakilan Universitas Islam Sumatera Utara, Siti Rahmah Sibuea, M.Si selaku Kepala LPM UISU menyampaikan bahwa UISU mengapresiasi dan berterima kasih kepada UII yang telah memberi kesempatan menjadi mitra di program asuh ini. UISU akan memperkuat komitmen terhadap sistem penjaminan mutu dan apa saja yang didapatkan pada hibah program asuh ini. Siti Rahmah berharap agar hubungan baik terus terjalin, dan UII kedepan masih bisa menjadi mitra yang baik untuk sharing demi kemajuan mutu UISU.

Kesan dan pesan selanjutnya disampaikan oleh Ir. Andi Abdul Rahman Syafar, MP. selaku Kepala LPM UIM. Andi Abdul Rahman menyampaikan ucapan terimakasihnya kepada UII yang telah menjadikan UIM sebagai salah satu universitas mitra dalam program hibah ini. Selain itu Andi Abdul Rahman juga menyampaikan harapannya agar UIM bisa menjadi universitas Islam yang besar di wilayah timur seperti halnya UII.

Kesan dan pesan terakhir disampaikan oleh Drs. Bambang Sugeng D., MM selaku Kepala Kantor Penjaminan Mutu Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta. Bambang Sugeng menyampaikan terimakasih kepada UII yang telah menjadikan mitra pada program hibah asuh ini. Dengan berbagai ilmu yang didapat, UP45 akan berencana melakukan pembaruan struktur yang lengkap terlebih dahulu sebelum memulai tindakan yang lebih penting lainnya. Selain itu, Bambang Sugeng juga berharap agar UP45 dapat berkembang maju seperti UII. “Bahwa secara umur universitas sebenarnya UP45 tidak jauh berbeda dengan umur UII, semoga kami bisa menyusul UII, mohon bimbingan lebih lanjut dalam masalah SPMI oleh BPM UII”, tuturnya. (ASK)

Dalam rangka meningkatkan mutu perguruan tinggi, Direktorat Penjaminan Mutu, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Dirpenjamu) menyelenggarakan Program Asuh Menuju Prodi Unggul Tahun 2017. Universitas Islam Indonesia (UII) sebagai salah satu perguruan tinggi dengan kategori unggul termasuk salah satu dari 26 perguruan tinggi yang mendapatkan amanah untuk menyelenggarakan Program Asuh Menuju Prodi Unggul di tahun 2017 ini. Dalam melaksanakan program ini UII menjalin kerja sama dengan tiga perguruan tinggi mitra, yaitu Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta (UP45), Universitas Islam Makassar (UIM), dan Universitas Islam Sumatera Utara Medan (UISU). Secara umum program ini terdiri dari tiga aktivitas, yaitu lokakarya, studi banding, dan magang.

Aktivitas pertama lokakarya telah diselenggarakan di ketiga perguruan tinggi mitra pada bulan Juni dan Juli 2017. Aktivitas kedua dari program ini adalah kunjungan studi banding yang mengikutsertakan 21 program studi dari ketiga perguruan tinggi mitra ke UII. Aktivitas ini dilaksanakan pada tanggal 21 dan 22 Agustus 2017. Sedangkan aktivitas ketiga dari program hibah ini yaitu magang dilaksanakan bersamaan dengan aktivitas studi banding. Aktivitas magang yang dilaksanakan selama 6 hari yaitu pada tanggal 21 – 26 Agustus 2017 ini diikuti oleh personil lembaga penjaminan mutu dari perguruan tinggi mitra untuk mempelajari praktik penyusunan dokumen dan praktik sistem penjaminan mutu di bawah bimbingan Badan Penjaminan Mutu (BPM) UII.

Pada hari pertama, peserta magang bersama dengan peserta studi banding mengikuti sesi paparan materi yang disampaikan oleh Wakil Rektor II UII, Dr. Drs. Nur Feriyanto M.Si. (Tata kelola manajemen perguruan tinggi), Kepala Badan Sistem Informasi UII, Fathul Wahid, ST., M.Sc., Ph.D. (Penyusunan visi, misi dan tujuan UII) dan Kepala Badan Perencana UII, Prof. Dr. Ir. Hari Purnomo, MT. (Strategi peningkatan akreditasi).

Pada hari kedua, presentasi materi disampaikan oleh Kepala BPM UII, Kariyam, M.Si. tentang workshop pembuatan kebijakan Sistem Penjaminan Mutu (SPM), praktik pembuatan dokumen kebijakan SPM, dan praktik pembuatan dokumen kebijakan SPMI PT. Kemudian dilanjutkan presentasi dokumen kebijakan SPMI PT oleh perwakilan peserta magang hingga sesi pada hari pertama berakhir.

Memasuki hari ketiga pelaksanaan magang, kegiatan dimulai dengan pemaparan materi workshop pembuatan dokumen manual SPMI PT, kemudian dilanjutkan dengan praktik pembuatan dokumen manual SPMI Perguruan Tinggi (PT) oleh Kepala Bidang Pengendali Sistem Mutu BPM UII, Dra. Indah Susantun, M.Si.  Mengakhiri sesi pada hari ketiga magang yaitu presentasi dokumen manual SPMI PT oleh perwakilan peserta magang dari ketiga universitas mitra.

Pada hari keempat, paparan materi disampaikan oleh Kepala Bidang Pelatihan dan Kerjasama BPM UII, Dr. Sefriani, SH, M.Hum (workshop pembuatan dokumen Standar SPMI PT dan praktik pembuatan dokumen Standar SPMI PT), kemudian diakhiri dengan presentasi dokumen standar SPMI PT oleh peserta magang.

Pada hari kelima, paparan materi akan disampaikan oleh Kepala Bidang Audit Mutu Internal BPM UII, Tito Yuwono, ST, M.Sc. tentang workshop pembuatan borang audit dan praktik pembuatan dokumen borang audit, kemudian dilanjutkan presentasi dokumen borang audit oleh peserta magang.

Sedangkan pada hari terakhir, paparan materi akan disampaikan tentang workshop pembuatan SAR akreditasi prodi dan praktik pembuatan dokumen SAR akreditasi prodi oleh Dr. Jaka Nugraha, M.Si (Kepala Badan Pengembangan Akademik UII) dan Agung Nugroho Adi, ST, MT (Kepala Bidang Pengkajian dan Pengembangan Standar Mutu Akademik, Badan Pengembangan Akademik UII) . Kemudian dilanjutkan dengan presentasi dokumen SAR akreditasi oleh peserta magang.

Sebagai tindak lanjut dari program magang akan dilaksanakan uji coba dokumen untuk audit bagi para peserta magang di lingkungan BPM. “Dalam pelaksanaan aktivitas ketiga program hibah ini, para peserta magang akan diuji dokumen untuk keperluan audit”. Pungkas Kariyam, M.Si, Kepala BPM UII. (SNA)